NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Alleta dan Alfarez

"Sepertinya Bu Davina meminjam uang tanpa sepengetahuan Anda, ya, Pak. Sebenarnya saya datang ke sini untuk menagih hutang tersebut," sela Bu Liliana sebelum Davina sempat bicara.

"Hutang sebanyak itu, bagaimana mungkin saya bisa membayarnya, Bu," jawab Adrian dengan suara tercekat, ia hampir tak bisa mempercayai semua itu.

"Jika tidak bisa bayar, maka saya terpaksa menyita semua yang Anda punya Pak Adrian, kebetulan Bu Davina sudah memberikan saya sertifikat tanah lahan, beserta sertifikat rumah ini sebagai jaminannya." Bu Liliana masih tetap tenang, tak peduli pada Adrian yang kini hampir mati menanggung kenyataan itu.

Kali ini, wajah Adrian memucat, matanya terbelalak marah pada Davina, semua asetnya itu adalah milik Alleta, jika harus disita, lalu bagaimana nasib masa depan putrinya kelak? Ia sudah berjanji pada mendiang ibu kandung Alleta bahwa dirinya tidak akan membuat putrinya hidup dalam kekurangan finansial, tapi kenyataannya sekarang ....

Semua ini salahnya, jika saja ia bisa lebih waspada, maka Davina tidak akan punya kesempatan untuk mencuri sertifikat tersebut, jika saja ia tidak lalai, maka ia mungkin akan sadar lebih awal ketika sertifikat itu tidak ada di tempatnya. Semua ini berawal dari dirinya.

"Boleh saya tahu di mana Alleta berada? Saya butuh dia untuk tanda tangan persetujuan pemindahan kepemilikan tanah dan rumah ini," sahut Bu Liliana lagi, dan Adrian menoleh padanya.

"Saya tidak tahu di mana dia sekarang, dia pergi ke kota bersama suaminya dan tidak memberi kabar sampai sekarang," jawabnya dengan cepat.

Bu Liliana tersenyum tipis. "Saya tahu Anda berbohong, Pak."

Adrian menggelengkan kepala. "Saya tidak berbohong, saya benar-benar tidak tahu di mana Alleta sekarang." Adrian benar-benar sangat berharap bisa mempertahankan hartanya itu, meski tidak banyak, setidaknya itu cukup untuk menghidupi putrinya.

"Kalau begitu saya dengan terpaksa melibatkan polisi untuk mencari Alleta."

"Apa hubungannya dengan polisi?" cetus Adrian protes.

Sementara Davina dan Rahel saat ini semakin tak berani untuk bicara, mereka bahkan sedang memikirkan cara bagaimana akan menghadapi kemarahan Adrian nantinya.

"Pak, silahkan Anda baca dulu surat perjanjian hutang ini." Bu Liliana mengeluarkan seberkas kertas dan memberikannya pada Adrian. "Bu Davina meminjam nama Alleta untuk berhutang, yang itu artinya jika saya ingin menuntut, maka Alleta lah yang akan terkena imbasnya, Alleta yang akan dicari oleh polisi, tak peduli sejauh apa dia pergi, polisi pasti bisa menemukannya."

Meminjamkan uang sebanyak itu, tentunya Bu Liliana tidak bodoh, ia sudah melakukan persiapan jikalau tiba saatnya mereka menolak untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Mendadak Adrian merasakan sesak yang teramat menyakitkan, jantungnya terasa nyeri, sangat sakit hingga dia tak bisa menahannya, pria paruh baya itu kejang sebentar hingga akhirnya dia terbaring tak sadarkan diri.

Davina dan Rahel berteriak panik menghampiri Adrian, sementara Bu Liliana mengemas semua berkas-berkas miliknya dan beranjak pergi dari sana, tak ada sedikit pun simpati, yang dia pikirkan hanyalah uangnya harus kembali.

"Kalian saya beri waktu 3 hari untuk melunasi 300 Juta itu, rumah dan tanah ini hanya cukup untuk melunasi bunganya saja." Usai mengatakannya, perempuan itu berjalan keluar dengan sinis menatap Davina dan Rahel.

Dua wanita itu tak peduli dengan ucapannya, mereka hanya fokus pada Adrian.

"Mah, bagaimana ini, jika Papa mati, siapa yang akan melunasi hutang itu?" tanya Rahel dengan wajah cemas.

"Diam! Kamu cepat telepon Alleta, suruh dia pulang sekarang juga!" kesal Davina sambil melotot pada Rahel.

****

Alleta duduk melamun menatap ke arah jendela tanpa menyentuh sedikit pun makanannya.

Ia tak peduli meskipun di sekitarnya tengah sibuk membicarakan soal pemimpin baru perusahaan, itu tidak penting sama sekali baginya.

Sekarang ia sangat butuh uang untuk membayar hutang pada Bu Liliana, besok adalah hari yang telah dijanjikan.

5 hari lalu ketika Rahel meneleponnya mengatakan sang ayah pingsan dan dokter menyatakan ia mengalami serangan jantung, dunia Alleta seolah runtuh dalam sekejap.

Ditambah Bu Liliana menghubunginya membahas soal hutang sang ayah, ia benar-benar tak menyangka ayahnya berani meminjam uang sebanyak itu dengan mengatasnamakan dirinya, sekarang dia yang harus membayar dan menanggung semuanya, sementara ayahnya masih dalam keadaan koma selama 5 hari penuh.

Itulah yang diketahui Alleta, tanpa dia sadari bahwa yang berhutang sebenarnya bukanlah Adrian, Davina sengaja membujuk Bu Liliana agar mengatakan bahwa Adrianlah yang berhutang, karena dengan begitu Alleta pasti akan berusaha mencari cara untuk bisa mendapatkan uang.

Alleta tidak mengetahui seberapa kejam ibu tirinya itu.

Alleta beranjak dari tempatnya dan berencana untuk pulang, lagi pula shiftnya sudah berakhir, tak ada gunanya cuma menunggu tanpa usaha, setidaknya dia harus mendapatkan uang malam ini.

Ia sudah mendapatkan ide yang cukup gila untuk bisa mendapatkan uang itu, dengan cepat dan sangat tergesa-gesa ia berlari setelah mengganti seragamnya.

Brukk!!

"Ah!" Alleta mengadu kesakitan.

Tanpa sadar, ia menabrak punggung seorang laki-laki yang sedang berjalan keluar dari gedung perusahaan.

"Kenapa punggungnya keras sekali?" gumam Alleta sembari menggosok dahinya yang terbentur.

Pria yang ia tabrak itu berbalik badan menatap Alleta yang masih menunduk kesakitan, tak berselang lama, Alleta pun mengangkat kepalanya dan terkejut bukan main setelah tahu siapa lelaki yang barusan ia tabrak itu.

"A-Alfarez?" ucapnya tergagap sambil menunjuk pria di hadapannya.

"Siapa yang kau tunjuk?" kesal Alfarez dengan wajah dinginnya.

Alleta segera menarik kembali jarinya dan bersikap sangat canggung, tak menyangka di pertemuan berikutnya, Alfarez justru bersikap dingin dan membangun jarak yang sangat jauh di antara mereka..

"Maaf," ucap Alleta pelan sekali.

Alfarez diam tak menggubris ucapan maaf dari Alleta, ia berbalik badan meninggalkan wanita yang merupakan mantan istrinya itu.

"T-tunggu, Alfarez!" Alleta mengejar pria itu dengan sedikit berlari.

Alfarez berhenti melangkah ketika Alleta menarik tangannya, ia hanya diam tanpa menoleh.

"Kamu apa kabar? Sekarang kamu bekerja di mana?" tanya Alleta dengan senyum yang cukup lebar.

Alfarez menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi, ia sama sekali tak memiliki minat untuk menjawab pertanyaan bodoh itu.

"Oh, atau jangan-jangan kamu baru saja melamar pekerjaan di sini, ya? Kebetulan sekali, aku juga bekerja di sini." Alleta kembali bertanya dengan antusias, ia sungguh sangat tulus bersikap baik dan ramah pada Alfarez, ia ingin menebus kesalahannya pada pria itu, 3 tahun lalu ia dengan tega meremehkan Alfarez, sekarang ia benar-benar ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya.

Lagi-lagi, tak peduli sebanyak apa Alleta bicara, Alfarez tetap mengabaikannya, dan kali ini pria itu kembali berjalan meninggalkan Alleta.

Alleta yang pantang menyerah itu kembali mengejar, dan dengan berani menarik tangannya, tanpa tahu tangan siapa yang sedang ia sentuh itu.

"Alfarez, maaf."

Mendengar kata maaf keluar dari mulut Alleta, Alfarez diam membeku sejenak, sampai ketika Alleta berkata, "Bisakah kita tetap berteman?" Dan Akhirnya Alfarez segera menyingkirkan tangan Alleta dari lengannya.

"Kau tidak memenuhi standar untuk bisa berteman denganku," jawabnya sambil berlalu pergi meninggalkan Alleta lagi dan lagi.

Alleta menatap sedih ke punggung Alfarez yang pergi semakin jauh, bahkan pria itu tak menoleh sedikit pun.

"Apa dia benar-benar sangat membenciku?" gumamnya bertanya pada diri sendiri, dan pada akhirnya cuma bisa menghela napas dengan berat.

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!