NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Suara yang terjatuh dalam toilet itu membuat Gisel kembali memundurkan langkahnya. Lalu melirik Rendra, dengan menampilkan muka meminta tolong.

Rendra mengerutkan keningnya, lalu melangkah mendekati Gisel. Setelah berada di depan Gisel. Rendra menggerakkan wajahnya bertanya melalui isyarat.

"Temeni gue, ada suara di dalam, takut Ren," bisik Gisel tepat di telinga Rendra.

"Gue jaga di luar toilet, cepat masuk gih!" ujar Rendra dengan balas berbisik.

Gisel pun menganggukkan wajahnya, lalu perlahan kakinya memasuki toilet wanita itu. Saat memasuki toilet itu kepalanya tak berhenti bergerak ke kanan dan ke kiri, dengan langkah yang begitu pelan hingga tak terdengar sedikitpun suara sepatu, dengan perasaan yang berdebar-debar.

Suara apa ya tadi. batin Gisel merasakan ketakutan.

Gisel terus melangkah menuju pintu toilet yang tertutup dengan perlahan dia buka satu persatu.

Dan terakhir sebelum dia membuka pintu kamar mandi itu. 'Brak' Gisel merasakan ketakutan kembali karena suara itu berasal dari dalam toilet itu.

Dengan tangan yang bergemetar Gisel mencoba membuka pintu itu, dan 'Meongg,' ternyata hanya sebuah kucing yang sedang minum dalam sebuah ember dan ada seekor laba-laba yang menjadi pusat perhatiannya.

Ah kau kucing aku kira Si Friska n the gang yang bikin suara itu. teriak Gisel dengan menghela nafas lega.

Gisel pun akhirnya keluar dan menemui Rendra.

"Ada? suara apa?" tanya Rendra saat Gisel telah keluar dari toilet wanita itu.

"Kosong hanya seekor kucing," ucap Gisel dengan muka bersemu merah karena malu.

"Lalu ke mana Alluna?, apa dia sudah pulang? bisa ga Lo coba hubungi Alluna? dari tadi gue telepon ga dia angkat," ujar Rendra.

Gisel pun menganggukkan kepalanya, lalu mengambil handphone dalam sakunya, mencoba menghubungi Alluna.

Sama gue juga hubungi dia ga angkat Ren, gimana ini?. panik Gisel.

Terlihat mimik muka Rendra yang begitu khawatir dan kebingungan mencari di mana lagi Alluna berada.

"Kalian ...? ngapain di depan toilet?" tanya Alaska dengan kening berkerut karena terlihat Rendra seperti kebingungan.

Di mana Alluna? kenapa hanya ada Gisel?. Batin Alaska merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

"Eh Lo Al, kita mencari Alluna," jawab Rendra karena dia sudah bingung mesti ke mana lagi mencari Alluna di area sekolah ini. Barangkali Alaska lebih paham daripada dirinya yang baru seminggu lebih di sekolah ini.

Alaska menggerakkan kepalanya ke belakang dengan kening yang berkerut. "Alluna? bukannya dari tadi sama kalian ya?" tanya Alaska semakin heran.

Rendra menutup matanya untuk mengendalikan kekesalan yang menyelimuti dirinya lalu menghela nafasnya.

"Tadi dia kesal sama gue dan pergi begitu saja dari gue, ga lama dari itu kita cari tapi sampai sekarang kita ga bisa menemukan dia," jelas Rendra dengan menyembunyikan fakta dari sikap Rendra yang kasar menyebabkan Alluna pergi.

Alaska pun ikut menghela nafasnya mencoba menahan amarahnya, "Kita cari bersama, Gue yang pimpin, ikut gue," ucap Alaska tegas sebagaimana seorang pemimpin.

Rendra memutar kedua bola matanya dengan malas, inilah jika Alaska tahu dia akan memimpin, tapi bagaimana lagi dia sudah kehabisan tempat mencari keberadaan Alluna.

Tiba-tiba langkah Alaska terhenti, dan membuat Gisel menabrak punggung Alaska.

"Aww ... jidat gue," keluh Gisel dengan mengusap keningnya.

"Kenapa Lo berhenti?" tanya Rendra.

"Gisel, apapun yang terjadi jangan berteriak atau panik ya, kalau Lo ga bisa menahan itu lebih baik Lo pulang dan biar kita berdua mencari Alluna," ucap tegas Alaska memperingati kembali.

Gisel menatap Alaska yang berada di hadapannya dengan tangan masih mengusap keningnya, lalu kepalanya kembali mengangguk.

Alaska kembali berjalan dengan memimpin, sungguh dia merasa khawatir yang tidak terkira.

Gisel dan Rendra berjalan sedikit cepat tanpa suara mengikuti langkah Alaska.

Lalu mereka kini telah berada di depan ruangan besar berdebu, namun terdengar suara beberapa perempuan tertawa dan bentakan kecil.

Gisel langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Alaska tidak banyak bicara dia menyalakan kamera dengan fitur video telah dia on kan, dan memberikan Handphonenya kepada Gisel, lalu menarik mereka ke pinggir pintu yang kebetulan terdapat beberapa menja dan kursi bertumpuk di sana.

Lalu Alaska menunjuk ke sedikit celah jendela untuk Gisel menyorotkan kameranya.

Gisel membulatkan kedua bola matanya, dia kaget atas apa yang terlihat, karena melihat kedua tangan dan kaki Alluna telah di ikat ke sebuah kursi, dengan mulut yang ditutup rapat oleh sebuah lakban hitam.

Dan terlihat Alluna menangis dan terus memberontak, dan tawa keluar dari mulut Friska n the gang dengan membahana.

"Gue sudah bilang sama Lo, jauhi Alaska, jangan ganjen jadi cewek, tapi Lo, ga pernah dengerin gue sih," ujar Friska dengan kembali senyuman smiriknya dan yang lainnya tertawa melihat Alluna tidak berdaya.

Gisel terus menutup mulutnya dengan tangan kirinya, sedangkan Alaska dan Rendra tengah mengepal kedua lengannya menahan amarahnya.

"Heh dengar ya, kebetulan kita ini besok libur, dan selamat menginap di mari ok, semoga Lo, bisa bersenang-senang dengan penghuni sekolah ini di malam hari," ujar Friska kembali dengan senyuman Smirk tidak lepas dari dirinya.

Alluna menggelengkan kepalanya dan mencoba memberontak tapi tenaga dia begitu lemas tidak biasanya.

Namun sorot mata Alluna memandang Friska dengan tajam penuh amarah meski terus meneteskan air matanya.

Karena Alluna berpikir jika dia tidak pulang bagaimana dengan kedua orang tuanya yang pasti khawatir kepada dirinya, sedangkan dia sendiri merasakan diri begitu lemas akibat hisapan bius dalam sebuah sapu tangan dengan bekapan mulut yang kuat kepada dirinya yang terjadi beberapa jam lalu.

Dengan perut yang terasa mual, Alluna terus mencoba memberontak.

"Hey jangan habiskan tenaga Lo dengan terus berontak kawan, pakai tenagamu untuk menghadapi malam yang indah di sekolah ini,"

"Ayo kita tinggalkan dia!" Ajak Friska kepada kedua temannya dengan melangkah keluar ruangan itu.

Alaska mematikan handphone yang sedang di pegang Gisel.

"Ikuti gue Ren, dan kita bawa ketiga cewek itu keruangan OSIS, dan untuk Alluna, itu urusanmu Gisel!" perintah Alaska.

Dan di setujui oleh anggukan kedua orang itu.

Ketika Friska dan teman-temannya telah keluar ruangan itu dan mereka berjalan dengan tertawa. Setelah agak jauh mereka berjalan Rendra dan Alaska pun mengikuti mereka.

Sedangkan Gisel memasuki ruangan itu dengan membuka pintu itu secara perlahan di khawatirkan Friska n the gang masih mampu mendengar suara derit pintu itu terbuka.

Gisel lalu menyapu debu yang berterbangan di udara dengan tangannya, dan terus melangkah ke dalam menuju Alluna yang sedang di sekap.

Hari semakin sore dan ruangan itu semakin kurang pencahayaannya, gudang dengan segala peralatan rusak berada di ruangan ini, hingga debu berada di mana-mana, dan tidak ada satu lampu pun yang membantu menerangi ruangan itu. Sehingga membuat bulu kuduk Gisel berdiri.

Sedangkan Alluna merasakan ketakutan kala mendengar suara langkah mendekati dirinya, dia berpikir itu pasti Friska yang kembali menghampiri dirinya.

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!