Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #16
"astaga, aku salah peluk orang, ternyata yang ku peluk bukan kak Alvin, tapi dia siapa?" tanya Valeria kepada dirinya sendiri.
Ia yang malu kini uring-uringan di atas tempat tidur tidak sanggup untuk pergi keluar karena jika melihat sosok yang tadi dia peluk dia pasti akan semakin malu.
"Bagaimana ini, aku bahkan belum sempat minum setetes pun, semoga dia segera pergi," ucap Valeria memohon agar laki-laki yang tadinya tidak sengaja dia peluk segera meninggalkan rumah mereka.
Dia yakin kalau laki-laki tampan itu sebenarnya adalah teman sang kakak.
Sementara itu di lantai bawah.
"Jadi begitulah ceritanya, Leon sudah tidak ada, dan selama ini Valeria hidup dengan penuh penderitaan," mama Yunita menceritakan semua yang di ceritakan Valeria kepada dirinya.
Alvin bungkam, dia tidak menyangka selama ini adik perempuan satu-satunya mengalami kehidupan yang benar-benar buruk di luar, ia sebagai seorang kakak merasa bersalah dan tidak berguna sekali.
"Bagaimana bisa dia bertahan selama tiga tahun dengan bajingan ma? Kenapa dia kembali begitu saja tanpa membawa jantung Leon, kenapa dia membiarkan laki-laki sialan itu hidup dengan jantung Leon," ungkap Alvin terlihat sangat marah.
Namun laki-laki di sebelahnya segera menekan pundak nya untuk tidak emosional.
"Aksa lepaskan aku aku ingin mencari laki-laki itu dan mengambil kembali jantung Leon," ungkap Alvin geram setelah mendengar cerita mama nya tadi.
"Bodoh, kau pikir itu mudah, jangan memperburuk suasana," ucap laki-laki tersebut yang ternyata bernama Aksa.
"Nak Aksa, tante minta maaf ya, karena kau harus mendengar semua ini, namun Tante rasa kau juga wajib tau semua hal ini," ujar mama Yunita lagi.
Kira-kira apa maksud mama Yunita mengatakan itu kepada Aksa? Tebak sendiri author malas ngasih tau.
"Tidak masalah Tante, aku adalah sahabat baik Alvin jadi keluarga ini juga keluarga ku," ucap Aksa sambil tersenyum.
Dia sosok yang terlihat sangat ramah dan hangat, memiliki wajah tampan, dan senyuman yang manis.
"Huh menyebalkan, aku masih emosi kalian malah tidak mempedulikan ku," ungkap Alvin gusar.
"Sudahlah, kalian berdua baru tiba subuh hari, sebaiknya kalian istirahat sekarang," kata mama Yunita kepada dua orang tersebut.
"Oke ma, ayo Aksa," ucap Alvin yang berdiri dari duduknya dan kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan tamu tersebut.
"Permisi Tante," ucap Aksa dengan sopan.
"Iya," jawab mama Yunita sambil mengangguk.
Sementara itu mama Yunita segera pergi ke kamar Valeria sambil membawa segelas air putih.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Sayang, ini mama, kau masih tidur?" ucap mama Yunita dari luar pintu kamar tersebut.
Mendengar suara mamanya, Valeria pun segera bangkit dan bergegas membuka pintu.
"Mama," lirihnya dengan wajah gusar.
Sang mama tersenyum dan kemudian berjalan masuk ke dalam kamar itu setelah menutup pintu.
Sementara itu Valeria kini duduk di tepi ranjang dengan wajah manyun.
Benar adanya, seorang wanita meskipun sudah menikah dan jadi wanita dewasa jika berada di dalam lingkungan keluarga yang benar-benar menyayangi nya dia akan kembali jadi dirinya sendiri yang manja dan seperti anak usia lima belas tahun.
"Sayang kenapa? Pagi-pagi sudah kesal apakah kau masih kesal dengan kakak mu?" ungkap sang mama yang kini menyodorkan segelas air putih.
Valeria mengambil gelas itu dan meneguk habis air di dalamnya.
"Tidak ma, bukan itu, tapi aku, aku sangat malu," kata Valeria lagi.
"Malu? Kenapa harus malu? Dia kan kakak mu, Alvin," ucap mama Yunita yang sama sekali tidak tau kebenaran di awalnya seperti apa.
"Tidak, bukan ke kak Alvin, tapi ke yang satunya, tadi aku kira dia adalah kak Alvin dan aku memeluknya," ucap Valeria dengan kedua pipi yang bersemu merah seperti udang rebus.
"Astaga, hahah, jadi kau benar-benar memeluk Aksa? Haha," mama Yunita yang mendengar itu segera tertawa puas.
"Ya, karena aku pikir dia adalah kak Alvin, dari tinggi badannya, raut wajah dingin nya, aku kira dia kak Alvin, tapi siapa sangka kak Alvin malah berbeda sekali, tidak sama seperti dulu," jelas Valeria dengan kesal.
"Sudahlah sayang, tidak apa-apa, lagipula Aska juga tau kalau kau salah mengenali orang," ungkap mama Yunita lagi.
"Tapi ma, tetap saja aku malu, oh ya, sebenernya Aksa itu siapa ma? Kenapa dia ada di rumah kita?" Valeria yang penasaran pun memutuskan untuk bertanya.
"Dia itu putra tunggal keluarga Pratama, nama nya Aksara Aditya pertama, papa nya itu kolega bisnis papa mu, namun keluarga mereka jelas jauh lebih terpandang dari keluarga kita nak, dia berteman dengan kakak mu, Alvin," ucap mama Yunita menjelaskan.
"Berteman? Jadi tadi kak Alvin dan dia dari mana?" tanya Valeria lagi.
"Kakak mu sebenarnya beberapa hari ini ada di luar negeri, dia sedang melakukan perjalanan bisnis dengan Aksa, papa mu tidak pergi karena mama khawatir dengan kesehatan nya jadi mama minta kakak mu saja yang mewakili papa, karena kakak mu juga bekerja di perusahaan kita bersama papa," jelas mama Yunita.
"Perusahaan kita? Kakak dinas?" bingung Valeria.
"Iya sayang, jadi mulai sekarang mama punya cukup uang untuk membuat mu bahagia, mulai sekarang katakan saja apa pun yang kau inginkan, mama akan membelinya untuk mu," sang mama tersenyum sambil mengelus pundak Valeria.
"Terima kasih ma, tetapi aku tidak butuh apapun, ada mama, papa dan kak Alvin saja sudah jadi hal yang paling membahagiakan bagi ku," lirih Valeria sambil tersenyum.
"Kau ini sangat baik ya, masih sama seperti dulu," ucap sang mama yang kemudian mendekap Valeria.
"Sudah lama aku tidak mendapatkan pelukan hangat ini ma, tolong peluk aku lebih lama," kata Valeria yang sangat merindukan kasih sayang keluarga utuhnya.
"Iya sayang, oh ya hari ini kau harus ikut dengan mama ke mall, kita belanja kebutuhan mu, ini permintaan papa, jangan di tolak ya," ucap mama Yunita sambil mengelus rambut Valeria.
"Iya ma, tapi laki-laki itu, Aksa itu kapan perginya ma?" lirih Valeria tak ingin keluar jika masih ada Aska di rumah mereka.
"Dia itu tidak bisa di prediksi, sebenarnya dia orang yang cukup sibuk sebagai CEO dan sekaligus pewaris satu-satunya keluarga Pratama, namun dia sering datang ke sini untuk menemui kakak mu, mereka sudah lama berteman sejak pertama kali keluarga kita pindah ke negara (P) ini, jangan khawatir dia tidak sedingin yang kau bayangkan, oh ya menurutmu dia tampan tidak?" ucap sang mama panjang lebar.
"Hmmm, begitu ya, tampan sekali dia memang sangat tampan, aku pikir dia kak Alvin," jelas Valeria tanpa sadar membuat sang mama tersenyum kecil.
****
