mengisahkan tentang mantan pacar yang berubah menjadi saudara tiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dilafnp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berduaan di rumah
angin malam yang dingin, dan kecepatan motor yang lumayan kencang, membuat Mia yang duduk dibelakang merasa sangat mengigil.
"peluk gue..." ucap Lucas yang tau sedari tadi Mia meniup niup tangannya sendiri.
"ngga.." jawab Mia kesal.
"ck!! kita ini perjalanan luar kota.. bahaya kalo lo ga pegangan gitu.."
Mendengar itu, akhrinya Mia dengan patuh menuruti ucapan Lucas.
Sepanjang perjalanan yang tersisa, Mia akhirnya mendekap tubuh Lucas.
Bahkan kebiasan lama Mia masih saja sama.
"suka banget ya megangi perut gue?" tanya Lucas dengan nada mengejek ke Mia yang sengaja memasukan tangannya kedalam pakaian Lucas.
"ck!! berisik!! tangan gue dingin.." bentak Mia yang merasa malu.
"mm.. mau pegang yang lain juga boleh kok.. anget juga, lebih anget malah.." ucap Lucas sembarangan.
"diem ga lo!!" ucap Mia sambil menepuk helm Lucas.
melihat Mia yang marah, Lucas malah tertawa terkekeh.
sepanjang penjalan yang berlika-liku Lucas dan Mia merasakan kembali nostalgia saat mereka masih bersama.
Dulu mama Mia setiap hari pulang kerja tengah malam. disaat itu, Mia sengaja menggunakan kesempatan untuk pergi keluar saat malam hari bersama Lucas. Menikmati angin malam sambil mengobrol santai.
"hacuuu..." Mia tiba-tiba bersin.
"lo masuk angin?" tanya Lucas khawatir.
"nggak nggak.. gue cuma kedinginan aja.." ucap Mia sambil mengusap hidungnya.
"mm.. sabar ya.. bentar lagi kita sampe.." ucap Lucas perhatian.
Mia mengangguk mengerti.
saat mereka sampai, Mia yang turun dari motor langsung saja meregangkan tubuhnya.
Rasanya otot otonya kaku, dan bokongnya sangat sakit akibat terlalu lama duduk di atas motor.
Sementara itu, Lucas yang selesai memarkiran motornya langsung saja membuka pintu utama rumahnya, dan tanpa permisi langsung saja masuk.
Mia mengikuti Lucas masuk, namun karna terlalu lelah, dia akhirnya membaringkan tubuhnya di sofa.
Mia melihat jam di ponselnya menunjukan pukul 20.30, sampai 30 menit lebih cepat dari pada menggunakan mobil.
teekk.. tekkk.. tekk..
Terdengar bunyi sendok dan gelas beradu.
"lo lagi buat apa?" tanya Mia ke Lucas.
"teh anget.." jawab Lucas santai.
"sekalian buatin punya gue.. gue mau juga.." pekik Mia penuh semangat.
"mm..." jawab singkat Lucas.
Tak lama Lucas datang membawa dua gelas teh hangat di tangannya, dan salah satunya langsung saja di sajikan di meja persis di depan Mia.
"makasih ya.." ucap Mia sambil mendudukan dirinya.
Mia menyeruput teh itu, dan rasa hangat langsung saja turun ke kerongkongannya.
"sruuttt.... ahhh..." suara Mia menikmati tehnya.
Lucas hanya memperhatikan, rasanya dia juga sangat kelelahan karna perjalanan ini.
"gue naik dulu ya.. mau istirahat.." ucap Lucas sambil membawa gelas tehnya.
Mia mengangguk, dirinya sendiri masih terlalu malas untuk naik ke lantai 2. Sampai tiba-tiba dia teringat kata-kata ayah Adwin saat diluar restoran tadi.
Ayahnya menyuruh Lucas untuk segera pulang setelah mengantarkan Mia..
Dan sekarang, pria itu bukannya pulang, malah tidur dikamar lamanya..
Tokk... Tokkk.. Tokkk...
Mia mengetuk pintu kamar Lucas dengan kencang.
"Lucas!!! bangun!!!" pekik Mia kencang.
melihat tidak ada jawaban, Mia mencoba membuka pintu kamar Lucas, namun sayangnya pintu itu dikunci dari dalam.
Tokk... Tokkk.. Tokkk...
Tokk... Tokkk.. Tokkk...
"Lucas!!! Keluar ga lo!!" pekik Mia masih dengan tangannya yang mengetuk pintu kamar Lucas secara gila-gilaan.
Setelah mengetuk kencang, akhirnya kunci pintu kamar di buka oleh Lucas.
tanpa berfikir panjang, Mia langsung membuka pintu itu, masuk tanpa permisi.
Dan betapa terkejutnya Mia, saat dia masuk, dia melihat Lucas yang dengan tubuh yang basah dan hanya menggunakan selembar handuk yang melilit pinggangnya.
"lo kenapa sih?? berisik banget!! gue dari tadi lagi mandi.." ucap Lucas dengan tatapan kesal.
melihat itu, Mia mau tak mau memalingkan wajahnya.
"gue baru inget ucapan ayah tadi.. lo ga seharusnya masuk ke rumah.. lo harusnya sudah nganterin gue langsung pulang kerumah lo.." ucap Mia sambil wajahnya memandang ke arah lain.
mendengar itu Lucas menyergitkan alisnya, berjalan mendekati Mia dengan langkah pelan.
"Mia, lo ga berfikir buat nguasain rumah ini sendirian bukan?? inget.. gue itu anak kandung bokap gue.." ucap Lucas dengan suara dingin, sambil tubuhnya mendekati Mia.
Mia menutupi matanya, namun perasaan tertekan tetap ada saat hawa dingin dari tubuh Lucas berlahan menyentuhnya.
"lo mau ngapain?!" ucap Mia ketakutan.
"sayang, gue kangen banget.. gue mau gituan..." ucap Lucas tepat ditelinga Mia.
Mia merinding seketika, tubuhnya seperti baru saja tersambar aliran listrik ringan yang menjalar kesegala arah.
"Lucas, jangan gila!! siang tadi, kita udah janji buat ga khilaf khilafan lagi.." ucap Mia dengan suara pelan.
Lucas mengambil satu tangan Mia, membawanya ke perutnya, membuat Mia menyentuh otot perutnya sendiri. "sayang, kamu beneran ga mau??.." ucap Lucas dengan suara sengau.
dengan tangan gemetar Mia menarik tangannya.
"lo pake pakaian aja dulu, setelah itu kita bicara lagi.." ucap Mia sambil kakinya hendak melangkah pergi dari kamar Lucas.
namun Lucas tidak membiarkan Mia kabur, dengan satu tarikan, Lucas membawa kembali tubuh Mia kepelukannya.
tubuh yang dingin, harum dan segar sehabis mandi, begitu nyaman saat dipeluk.
tanpa menunggu aba-aba, Lucas langsung saja mencium bibipelan melumatnya, dan mengigitnya pelan.
"jangan main kasar, ntar ketawan lagi kayak kemarin.." ucap Mia saat Lucas mengigit bibirnya.
Lucas menyergitkan alisnya, tidak mengerti dengan ucapan Mia.
mau tidak mau, Mia menunjukan bekas tanda merah di lehernya.
"mama dengan ayah udah liat?" tanya Lucas sambil terus memeluk tubuh Mia.
Mia mengangguk. "tapi mereka ngiranya kalau ini bekas Varo.. jadi mereka nyuruh gue putusin dia.."
"mm bagus.. memang ga seharusnya lo sama dia.." ucap Lucas sambil tersenyum puas.
lanjut, Lucas membawa tubuh Mia yang masih dipelukannya ke atas ranjang.
"Lucas, lo yakin??" tanya Mia dengan wajah serius.
"???" Menatap kebingungan.
"setelah semua selesai, mungkin kita ga bakal pernah bisa jadi saudara lagi.." ucap Mia dengan pandangan gelisah.
Lucas terdiam sejenak, tapi setelahnya dia lanjut mencium Mia lagi.
tanpa mengatakan apapun, tanpa menjawab ucapan Mia, Lucas menjamah lagi tubuh yang sudah lama sekali tidak disentuhnya ini.
...****************...