Lyra hanyalah gadis biasa yang hidup pas-pasan. Namun takdir berkata lain ketika ia tiba-tiba terbangun di dunia baru dengan sebuah sistem ajaib!
Sistem itu memberinya misi harian, hadiah luar biasa, hingga kesempatan untuk mengubah hidupnya 180 derajat. Dari seorang pegawai rendahan yang sering dibully, Lyra kini perlahan membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia!
Namun perjalanan Lyra tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi musuh-musuh lama yang meremehkannya, rival bisnis yang licik, dan pria kaya yang ingin mengendalikan hidupnya.
Mampukah Lyra menunjukkan bahwa status dan kekuatan bukanlah hadiah, tapi hasil kerja keras dan keberanian?
Update setiap hari bisa satu episode atau dua episode
Ikuti perjalanan Lyra—dari gadis biasa, menjadi pewaris terkaya dan wanita yang ditakuti di dunia bisnis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madya_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Kilauan baru dan langkah besar
Pagi itu, sinar matahari menembus tirai besar kamar Lyra, membuat ruangan yang mewah itu terasa hangat dan hidup. Sistem berbunyi pelan di kepalanya, memberi notifikasi hadiah harian.
[Ding, Selamat! Anda mendapatkan 15% saham perusahaan mode ternama “Haute Élégance” dan formula pelembab wajah premium.]
Lyra mengedip pelan, bibirnya melengkung dalam senyum kecil. Saham perusahaan mode kelas dunia? Ini menarik… pikirnya sambil bangkit dari tempat tidur. Formula pelembab yang ia dapatkan juga tampak menjanjikan. Ia tahu bahwa industri skincare sedang tumbuh pesat, dan produk semacam ini bisa menjadi langkah besar untuk perusahaannya.
Sambil menyeruput teh hangat yang sudah disiapkan Bibi Asih, Lyra menghubungi Roy melalui perangkat komunikasinya.
“Roy, aku ingin formula ini segera dibawa ke pusat penelitian. Satu produk biaya pengembangannya 100 juta. Aku punya 4 formula Formula wewangian non-alkohol, Formula pemutih badan
Formula penumbuh rambut, Formula pelembab muka jadi total 400 juta. Tolong urus semuanya.”
“Baik, Nona Lyra. Akan saya urus hari ini juga,” jawab Roy dengan suara tegas namun tetap ramah.
Setelah menutup komunikasi, Lyra menatap jendela besar yang menghadap taman. Ia merasa perjalanan hidupnya benar-benar berbeda dari dulu. Dulu ia bahkan harus berhitung untuk makan sehari-hari, sekarang ia bisa menciptakan bisnis yang memberdayakan banyak orang.
...----------------...
Beberapa saat kemudian, Roy melaporkan perkembangan perusahaan skincare milik Lyra. Pembangunan gedung hampir selesai, dan perekrutan karyawan tahap pertama akan segera dimulai. Laporan Roy sangat detail, mulai dari progres interior, pembelian peralatan produksi, hingga timeline peluncuran produk.
“Cepat sekali perkembangannya,” gumam Lyra, merasa puas. “Bagus, Roy. Pastikan semua karyawan nantinya punya fasilitas yang nyaman. Dan aku ingin ada ruang kesehatan serta konseling psikolog di gedung perusahaan. Aku ingin mereka punya tempat untuk merasa aman.”
Roy tersenyum kecil. “Saran yang luar biasa, Nona. Saya akan pastikan itu masuk dalam rencana final.”
Siangnya, Lyra memutuskan untuk keluar berbelanja. Sudah lama ia tidak menyentuh dunia mode secara langsung. Ia pergi ke pusat perbelanjaan mewah miliknya, Aurora Plaza, yang setiap kali ia kunjungi membuatnya merasa bangga.
Hari itu, Lyra benar-benar memanjakan dirinya. Ia membeli pakaian terbaru dari Hermès, Louis Vuitton, dan Chanel, serta berbagai perhiasan emas: gelang tipis berlapis berlian, kalung berdesain elegan, beberapa cincin, dan bahkan sebuah jam tangan emas putih yang sederhana namun mahal.
Semua belanjaannya ia minta untuk dikirim langsung ke villanya, agar tidak merepotkan dirinya membawa banyak barang.
Saat Lyra sedang menikmati makan siang di salah satu restoran mewah dalam mall, notifikasi berbunyi.
[Ding, Saldo bertambah. Anda menerima pembayaran sewa dari aset properti.]
Senyum Lyra merekah. Akhirnya ada pemasukan lagi, pikirnya sambil melanjutkan makan dengan anggun.
Namun, ketenangannya sedikit terganggu ketika seseorang mendekatinya. Seorang pria tampan dengan aura percaya diri yang berlebihan—Adrian Martadinata.
“Hai, nona cantik,” sapa Adrian dengan senyum sok memikat. “Boleh aku temani makan?”
Lyra hanya melirik sekilas, tidak merespons. Ia malah mempercepat makannya, seolah ingin segera pergi dari situ. Adrian tidak tersinggung, malah semakin tertarik. Tatapannya jelas-jelas seperti melihat barang berharga, bukan manusia.
Kalau aku tahu isi kepalanya, mungkin aku sudah memukulnya pakai sendok ini, gerutu Lyra dalam hati.
Begitu selesai makan, Lyra langsung berdiri, meninggalkan meja itu tanpa sepatah kata pun. Adrian hanya tertegun melihat langkah Lyra yang anggun namun tegas.
...----------------...
Setelah berbelanja, Lyra pergi menuju proyek perusahaan skincare-nya. Di lokasi konstruksi, berbagai alat berat masih bekerja, namun gedung sudah mulai terbentuk dengan megah. Roy sedang berbicara dengan mandor ketika melihat Lyra datang.
“Nona Lyra,” sapa Roy sambil memperkenalkan Lyra kepada mandor.
Lyra hanya mengangguk pelan, matanya menatap bangunan itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Aku benar-benar memiliki semua ini sekarang… Dulu aku cuma gadis miskin dengan gaji pas-pasan. Tapi lihatlah aku sekarang.
Setelah memberikan beberapa masukan dan berbincang sebentar, Lyra memutuskan untuk pulang. Cuaca siang itu cukup terik, dan ia mulai merindukan Pear.
Begitu sampai di villa, Lyra langsung disambut oleh Pear yang manja. Ia menggendong kucing putih berbulu lebat itu dan membawanya ke ruang tamu. Mereka bermain sebentar, dan Lyra tak tahan untuk mengambil foto.
Hasilnya sangat indah: Lyra duduk di sofa dengan Pear di pangkuannya. Cahaya matahari sore membuat wajah Lyra terlihat begitu bersinar alami. Ia memutuskan untuk mengunggah foto itu ke media sosialnya.
[Selamat! Akun Anda kini memiliki 1.000.000 pengikut.]
Lyra terbelalak. “Hah?! Satu juta?” Ia menatap layar ponselnya, tak percaya. Foto itu ternyata meledak di dunia maya, dengan ribuan komentar memuji kecantikannya dan menggemaskan Pear.
Notifikasi demi notifikasi masuk tanpa henti di ponsel Lyra.
[@fashionista_id] baru saja mengikuti Anda!
Komentar: “Astaga, ini beneran wajah asli? Cantik banget + vibes elegannya dapet banget 🤍🔥”
[@luxury_life_magazine] memberi like pada foto Anda!
Komentar: “Kami ingin menjadikannya Photo of The Day! Sangat aesthetic ✨”
[@pear_lovers] memberi komentar:
“OMG kucingnya lucuuuu 😍 bisa nggak kami repost foto ini di akun fans kucing putih?”
Lyra menatap layar ponselnya dengan ekspresi datar, meski sudut bibirnya sedikit terangkat.
“Zen… aku cuma upload foto sama Pear. Kenapa jadi kayak gini?”
Suara Zen terdengar di kepalanya, tenang namun sedikit geli.
(Ding, Karena kamu cantik, Lyra. Dan Pear juga imut. Gabungan yang sempurna untuk meledakkan media sosial)
Lyra mendengus. “Aku kan nggak niat cari perhatian….”
(Ding,Tapi perhatian yang datang sendiri ke kamu. Lihat ini—bahkan beberapa brand sudah nge-DM, katanya mau jadikan kamu ambassador mereka)
Lyra menggulir notifikasi. Ada pesan masuk dari sebuah merek kecantikan terkenal.
“Ambassador, huh?” gumam Lyra sambil mengetuk dagunya. “Menarik juga… tapi rasanya aneh, Zen. Aku nggak biasa jadi pusat perhatian begini.”
Zen terkekeh lembut.
(Kamu memang berbeda dari Lyra di novel itu. Bedanya, kamu punya kekuatan untuk menentukan jalanmu sendiri.)
Lyra terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. “Aku nggak akan kalah sama siapa pun. Kalau dunia ingin melihatku, maka biar mereka melihat versi terbaikku.”
...----------------...
Malamnya, Lyra bersandar di sofa sambil menyeruput teh hangat. Zen muncul dalam pikirannya.
“Kamu sadar nggak, Lyra? Hidupmu berubah drastis dalam waktu singkat.”
Lyra tersenyum miris. “Iya… tapi terkadang aku bertanya-tanya, apakah di novel aslinya Lyra yang asli benar-benar mati karena Lina?”
Zen terdiam sejenak sebelum menjawab, “Jika itu benar, maka kamu sudah mengubah takdirmu. Kamu jauh lebih kuat dari Lyra yang dulu.”
Tatapan Lyra mengeras. “Kalau keluarga Kandiswara atau Lina mencoba menjebakku lagi… aku tidak akan memberi mereka ampun.”
Data Diri Lyra
Nama: Lyra Kandiswara
Umur: 19 tahun
Tinggi Badan: 161+ cm
Penampilan: 82+ (semakin cantik)
IQ: 116+ (normal)
Keterampilan: Mengemudi, membaca, berbahasa Inggris, memasak
Aset: Villa di Starlight, Villa di Pinggir Pantai, Restoran Luminare,Jalanan Kuliner, Hotel Mewah Imperial Grand, Mall Mewah Aurora Plaza, Gedung Perkantoran Imperial Tower, Rumah Sakit di Jakarta, 25% saham di perusahaan penerbangan Astra Wings, Saham 15% Haute Élégance
Saldo: Rp.11.492.452.000.000
Jangan lupa like, subscribe dan komen agar author semangat update. Terima kasih