MY PROBLEMATIC CEO

Pagi yang cerah di kediaman Harvey..

“Nona! Akhirnya datang juga! Pesan dari tuan Bobi sudah datang!” teriak Anna sambil memegang buket bunga berukuran cukup besar.

“Ini hanya bunga, dia tidak menghubungiku lewat telfon atau apa pun.” Ucap Juliet.

“Nona, di dalam buket ini terselip surat yang saya yakini pasti untuk anda, lagi pula tuan Bobi pasti tidak mengetahui nomor nona.” Jelas Anna.

“Ah, kau benar juga ya!” ucap Juliet sambil tersenyum, namun pelayan pribadinya itu bisa melihat ada yang aneh di wajah nona nya.

“Nona, apa anda tidak tidur semalaman? Atau anda menangis? Mata anda terlihat bengkak.” Ucap Anna yang membuat Juliet langsung mengalihkan pandangannya.

“Tidak ada apa-apa Anna, aku hanya tidak bisa tidur semalam.” Ucap Juliet.

Padahal hal itu memang benar adanya, Juliet tidak bisa tidur karena dia terus memikirkan bagaimana nasibnya karena sudah menampar laki-laki yang paling berpengaruh di dunia bisnis itu.

“Baiklah kalau begitu nona, silahkan di nikmati membaca surat dari tuan Bobi.” Ucap Anna yang segera keluar dari kamar Juliet setelah menaruh buket bunga di meja.

Juliet menghela napas lega melihat pelayannya sudah keluar dari kamarnya, entah apa yang akan Anna lakukan jika dia tau kalau Juliet sudah menampar tuan Owen Walter, mungkin dia akan heboh.

“Bagaimana ini? Apa aku akan di hukum? Tapi laki-laki itulah yang duluan mengatai aku! Padahal aku hanya ingin membantu, tapi dia malah mengatai aku murahan.” Gumam Juliet sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Sudahlah, tidak perlu memikirkan laki-laki itu, lebih baik aku membaca pesan yang di kirim oleh Bobi saja.” Lanjut Juliet yang langsung mengambil surat yang di selipkan di antara bunga itu.

‘Maaf karena pesanku yang terlambat Juliet, bisakah kita bertemu di alun-alun kota sore ini? Ini adalah nomorku, tolong hubungi aku jika kamu sudah membaca pesan ini.’

“Akhirnya aku bisa bertemu dengan Bobi..” gumam Juliet sambil tersenyum manis.

“Jika bertemu dengannya nanti, aku ingin menceritakan semua kehidupanku selama ini, mulai dari hal yang menyedihkan yang tidak bisa ku ungkapkan pada siapapun, sampai cerita tentang tuan Walter yang gila dan bersikap kurang ajar padaku.” Gumam Juliet.

Juliet merem4s surat di tangannya sambil memikirkan Owen yang benar-benar kurang ajar itu.

“Dia itu buaya darat, dan nyatanya memang begitu karena dia meremehkan semua wanita.” Gumam Juliet.

Di mansion Owen Walter...

Pagi itu Owen sedang memakai pakaiannya, dan di sana juga ada bibi Laurent yang heboh setelah dia melihat tuan mudanya kembali dengan wajah yang memerah tadi malam.

“Tuan muda, sebenarnya apa yang terjadi semalam? Bukankah anda hanya keluar untuk menghadiri pesta lajang teman anda? Lalu kenapa anda kembali dengan wajah yang memerah dan sedikit bengkak? Apa anda bertengkar?” tanya bibi Laurent.

“Apa sebaiknya kita panggil dokter saja untuk mengatasi bengkak di wajah anda itu?” tanyanya lagi.

“Bi, aku baik-baik saja, aku hanya bertengkar kecil dan masalahnya semua sudah beres.” Jawab Owen.

“Lagi pula, siapa yang berani menampar anda tuan!?”

“Yah, ada lah bi, dia hewan buas.” Balas Owen sambil tersenyum tipis.

Selama ini tidak ada yang pernah memperlakukan dia seperti ini, ini adalah pengalaman pertamanya dan menurutnya Juliet benar-benar menarik karena berbeda dari wanita lain.

Owen memutuskan untuk pergi ke kantornya, dia sudah lama mengabaikan pekerjaannya dan sibuk berpesta ke sana kemari bersama teman-temannya.

“Akhirnya anda mau kembali mengurus pekerjaan tuan.” Ucap Brian, asisten pribadi Owen.

“Yah, aku hanya kasihan padamu Brian, bagaimana kau akan menikah jika aku terus mengurung mu di ruang kerjaku.” Ucap Owen.

“Oh iya tuan, anda mendapat undangan dari keluarga Wilson.” Ucap Brian.

“Keluarga Wilson? Maksudnya keluarga adik dari nenekku?” tanya Owen yang di balas anggukan oleh Brian.

“Ah benar, ini kan memang waktunya nenek memamerkan relasinya.” Ucap Owen sambil tersenyum sinis.

“Saya akan menolak undangan ini tuan.” Ucap Brian.

“Tidak, tidak perlu Brian, bilang saja aku akan hadir.” Balas Owen.

Brian terkejut mendengar ucapan Owen, pasalnya Owen tidak pernah mau hadir di acara dari keluarga neneknya.

“Tapi tuan, anda tau sendiri kan kalau nyonya Wilson akan...”

“Aku tahu, dia pasti akan mengundang Rebecca juga, pesta ini akan menghadirkan banyak sekali relasi dan berbagai kejadian yang akan menjadi hiburan terbesar bagi nenek.” Ucap Owen.

“Nenek tidak mungkin melewatkan salah satu hal yang menjadi pusat perhatian saat ini, di tambah lagi dengan kehadiran sosok yang jadi bahan pembicaraan di kalangan tukang gosip, yaitu Juliet Harvey, nenek pasti mengusulkan adiknya untuk mengundang gadis itu juga.” Lanjutnya.

“Memangnya kenapa tuan?” tanya Brian yang tidak mengerti maksud dari ucapan tuannya.

“Semua orang pasti akan menantikan momen itu, jadi setidaknya aku bisa melakukan sesuatu yang baik kan?” ucap Owen.

“Aku juga bisa membahagiakan nenek di sisa hidupnya yang tidak akan lama lagi. Oh iya, nenek kan punya riwayat penyakit jantung, aku tidak boleh berlebihan agar tidak membuat jantungnya tegang.” Lanjut Owen.

“Tuan!” tegur Brian yang tidak suka dengan perkataan Owen.

“Lagi pula ini juga kesempatan bagus untuk menangkap hewan buas yang sudah menerkam ku.” Gumam Owen sambil tersenyum sinis.

Brian tidak ingin membahas apapun lagi dengan Owen, dia memutuskan untuk pergi untuk menyampaikan pesan kepada keluarga Wilson jika Owen akan datang ke acara yang mereka adakan.

Sedangkan Owen terus memikirkan Juliet yang sudah menamparnya dengan wajah kesalnya.

“Ah, baru kali ini ada wanita yang berani menamparku.” Gumam Owen.

“Hutang budi seperti apa yang harus aku miliki dengan hewan buas yang lucu itu?” lanjutnya sambil bersandar ke kursinya dan menatap langit-langit ruangannya.

Di alun-alun kota, Bobi sudah berdiri menunggu Juliet tiba di sana. Bobi menatap lurus ke depan dengan perasaan gugup karena dia akan bertemu lagi dengan Juliet teman kecilnya.

“Juliet, dia benar-benar Juliet.” Gumam Bobi.

“Juliet Harvey, dia menjadi topik hangat di kalangan kelas atas, aku tidak menyangka wanita genit yang di butakan dalam pernikahan bisnis itu adalah Juliet Harvey yang aku kenal.”

“Hhh,, sebenarnya apa yang terjadi selama ini padamu Juliet... Aku sungguh tidak menyangka kau akan datang ke sini.”

Bobi seketika mengingat penampilan Juliet waktu pameran kemarin, gadis desa yang polos seperti anak kecil itu, kini menjadi seorang wanita yang begitu cantik.

“Bobi!” teriak seorang wanita yang suaranya sangat di ingat oleh Bobi.

Bobi pun menoleh ke arah Juliet dan dia terkejut melihat wajah Juliet yang begitu ceria dan cantik.

“Bobi!!” teriak Juliet kembali sambil melambaikan tangannya dengan bersemangat.

“Pfftt,, dia memang Juliet yang aku kenal, hahaha.” Gumam Bobi sambil tertawa membuat Juliet merasa heran.

“Apa hari ini aku juga harus memanggilmu tuan Lorenzo?” tanya Juliet.

“Tidak, hari ini panggil aku Bobi saja.” Balas Bobi.

“Hihihi, temanku Bobi!” Juliet tersenyum cerah membuat Bobi tersipu melihat kecantikan sahabat kecilnya itu.