NovelToon NovelToon
Wanted:VS

Wanted:VS

Status: tamat
Genre:Action / Sci-Fi / Epik Petualangan / Perperangan / Mata-mata/Agen / Romansa / Tamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Emperor Zufra

Di tahun 2036, dua agen elit Harzenia Intelligent Association (HIA), Victor dan Sania, mendapatkan tugas khusus yang tak biasa: mudik ke kampung halaman Victor. Awalnya terdengar seperti liburan biasa, namun perjalanan ini penuh kejutan, ketegangan emosional, dan dinamika hubungan yang rumit

Sejak Kekaisaran jatuh hanya mereka God's Knight yang tersisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emperor Zufra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16:The return of the God's knight

Setelah melihat Kaisar Zufra berubah ke wujud sempurnanya—sebuah entitas agung yang dipenuhi cahaya biru dan sayap hitam—Sania terdiam.

Matanya membelalak, hatinya bergetar hebat. Apa yang baru saja ia lihat bukan lagi kebangkitan... tapi kehancuran yang pasti akan datang.

Di tengah ruang takhta yang kacau, Sania perlahan jatuh berlutut ke lantai. Tangannya gemetar. Dadanya sesak oleh kenyataan yang menampar keras:

"Apakah ini... yang diinginkan oleh keluargaku?"

"Apakah ini... yang kuinginkan...?"

"Victor..Kau adalah keluarga ku.."

Air matanya mulai menetes. Tangisnya pecah di tengah hiruk-pikuk perang, menandai pecahnya keraguan yang telah lama ia pendam.

Pluto, yang berdiri di samping takhta, hanya menoleh sambil tersenyum tipis. Nada suaranya sinis, penuh kemenangan.

Pluto:

"Menangislah... karena inilah akhirnya bagi Aliansi... dan awal dari kejayaan keluarga ku.

Keluarga Nerva akan kembali berkuasa di Bumi... dan tak ada yang bisa menghentikannya."

Langit di luar bergetar. Armada Aliansi dihantam tanpa ampun. Exekutor II bersiap menembakkan energi Resonansi Arkland.

Di sisi lain, Victor, yang masih terikat dan terluka, hanya bisa menatap nanar. Tapi sebelum ia bisa bergerak...

Zufra menghampirinya.

Langkahnya berat dan penuh aura keagungan. Matanya kini menyala dengan petir biru. Udara di sekelilingnya terdistorsi oleh energi luar biasa.

Dan dalam sekejap petir menyambar Victor Kilatan petir menyelimuti tubuh Victor yang masih tergeletak di lantai. Asap tipis mengepul dari jaketnya yang gosong. Tubuhnya gemetar… namun matanya masih menyala. Di sisi ruangan, Sania yang semula terdiam, akhirnya bergegas bangkit—air mata bercucuran di pipinya.

Sania (menangis, berteriak):

“Victor!!”

Ia berlari ke arahnya, mengabaikan bahaya, ingin menarik tubuh Victor dan menyelamatkannya dari kematian yang nyaris datang. Tapi saat dia hampir menyentuh Victor—

CRESSHHH!!!

Sosok Pluto menukik dari atas seperti iblis bersayap neraka. Sayap Phoenix-nya mengepak keras, menghantam udara seperti ledakan bom.

BRAAKK!!

Dengan brutal, Pluto menghempaskan Sania ke dinding besi dengan satu hantaman keras. Suara tulangnya yang menghantam dinding terdengar mengerikan. Sania terbatuk darah. Tubuhnya gemetar. Tapi ia tetap menatap Pluto… dengan sekarat.

Pluto (dingin dan tajam):

"Kau pikir bisa menyelamatkannya? Kau hanya pion… sama seperti keluargamu yang mati dulu."

Sania (dengan suara gemetar):

"AKU... bukan…Pion...kami adalah...manusia"

Pluto menghampiri perlahan. Tangannya kembali berubah—bentuk sabit hitam dari tulang, aura kegelapan mengepul dari ujungnya.

Pluto:

"Kau sudah selesai, Sania Aturn kau akan mati sama seperti keluarga mu..."

Tangannya terangkat tinggi—siap menebas Sania, Sania hanya bisa memejamkan mata. Ia siap. Tidak untuk mati… tapi untuk menebus segalanya melihat itu Mata Victor berubah memerah.

"Tidak…"

Kilasan masa lalu memenuhi pikirannya.

Tawa Sania. Senyum Sania. Momen mereka saat hujan di Desa Rowling. Saat Sania memberinya harapan, ketika dunia runtuh.

Lalu…

DORRRRRRRR!!!

Tiba-tiba ledakan energi menghantam Pluto dari samping—membuatnya terpental sejauh sepuluh meter. Pilar tempat Sania bersandar pun hancur sebagian Asap menari di udara. Di antara kilatan listrik dan cahaya merah.

Victor berdiri Tubuhnya kini mengenakan kostum merah The Kid. Jaket panjang berkibar di belakangnya. Topi koboi miring menutupi sebagian wajah. Mata kiri-nya menyala biru seperti plasma. Pistol laser berputar cepat di jemarinya sebelum terkunci ke posisi tembak.

Victor (datar):

"Ada satu aturan yang kau langgar, Pluto."

Pluto (terengah):

"…Apa?"

Victor (marah):

"Kau menyentuh seseorang yang sangat penting bagiku."

Luar Kapal Exekutor II Langit terbakar oleh tembakan meriam. Armada Aliansi mencoba bertahan—tapi Exekutor II masih aktif, dan tak ada tanda bahwa pelindungnya telah rusak.

Komandan Wedge memerintahkan armada untuk bertahan.

Reiya Po memimpin skuadron penembus.

Semua bersiap untuk satu hal:

Menyerang jantung musuh.

Rydan jo Terus bermanuver dan menyerang Pesawat² milik musuh yang kian berdatangan

"Mending kita mundur saja pak"

"Kita tidak boleh mundur!" Ucap Reiya Po

"tapi Pak Armada sudah kehilangan banyak armada tempur"

"Mereka pasti bisa mematikan pelindung nya kita harus beri mereka Lebih banyak waktu JADI TERUSLAH BERTEMPUR! "

Kembali ke Dalam Exekutor Victor melangkah maju tanpa ketakutan sama sekali Dengan mata penuh amarah melihat Rekannya disiksa.

Victor (tenang tapi mematikan):

“Sekarang… saatnya duel, Pluto.”

The Kid siap menarik pelatuk.

Dan malam panjang itu…

Akan berubah jadi neraka bagi siapa pun yang menghalanginya.

Tubuh Victor terlempar menghantam dinding logam. Dia meraung kesakitan. Suara listrik mendesis, membakar kulit dan baju tempurnya.

Zufra (Dengan tatapan dingin):

"Kau tidak tahu, bukan? Aku tak hanya menyatu dengan inti Arkland...

Aku juga menggunakan DNA Bendi yang membuat ku bisa memakai kekuatan nya.

Dengan tubuh baruku ini, aku memiliki kekuatan elemental yang bahkan lebih murni darinya."

Tangannya kembali menyala. Petir biru terang menderu di telapak tangannya.

Zufra:

"Dan sekarang... sang Pewaris Enus akan musnah, bersama sejarahnya."

Di tengah api, petir, dan kehancuran…Sania menatap Victor, tubuhnya yang tersiksa, wajahnya yang tak pernah berhenti mempercayainya, meski dikhianati Tangisnya berubah menjadi jeritan terpendam.

Victor pun siap Menyerang kembali Pluto

"Well Gua MC-nya kali ini jadi Menyerah lah Pluto"

Pluto berdiri kembali, sayap-sayap Phoenix-nya mengembang, matanya membara oleh amarah. Victor dalam wujud The Kid berdiri menghadangnya, pistol laser berputar perlahan, menunggu saat yang tepat untuk menembak. Di belakangnya, Sania masih terbaring, lemah… namun hidup.

Tiba-tiba…

KRRAAAAKK!!!

Langit di atas Exekutor II terbelah. Kilatan energi berbentuk simbol kuno menyala di langit seperti matahari baru.

Pluto (mengernyit):

“…Apa ini?”

Victor (berbisik):

“…Tunggu, aku kenal tanda itu…”

Tiba-tiba, dua sosok muncul dari cahaya itu—melayang turun bagaikan malaikat pemberontakan. Aura mereka kuat, tegas, seperti tidak berasal dari dunia ini. Mereka mendarat di lantai ruang takhta dengan pose teatrikal: satu di kiri, satu di kanan.

Nari – rambut pendeknya berkibar, dengan kostum taktikal elegan berwarna hitam, memancarkan aura "aku-bukan-karakter-pendukung".

Jennah – dengan jubah biru berkilau dan tatapan santai seakan baru bangun tidur, membawa pedang lipat plasma di bahunya.

Jennah (Sambil melihat sekitar):

“Duh, drama banget suasana di sini. Gue kira ini pernikahan.”

Nari (senyum sinis ke Pluto):

"Lo bikin masalah terlalu besar, burung raksasa. Dan lo..." (menatap Victor dengan angkuh)

"...masih berharap jadi main character sendirian?"

Victor (Kebingungan melihat Nari dan Jennah):

“…Nari? Jennah?! Kalian bagaimana bisa sampai sini?!”

Nari menarik lengan bajunya, menunjukkan tanda bercahaya di pundaknya, yang sama dengan milik Sania dan Victor—tanda yang mereka semua dapatkan di bandara sebelum misi ke Andalusia dimulai.

Nari:

"Lo lupa ya kalo gua pernah Nepuk Pundak lo pas di bandara"

Nari (dengan gaya sok keren):

“Remember? Waktu itu gue bilang—‘Lo bukan MC cerita ini.’ Jadi ya… jangan harap lo bakal bersenang-senang sendirian.”

Jennah (menambahkan, santai):

“Kami datang bukan karena peduli. Kami datang karena cerita ini butuh naik level.”

Pluto (menyipitkan mata):

“kalian?!”

Nari (mengangkat senjata):

“Nama kami bukan buat dikenal. Tapi cukup buat menghancurkan kau.”

Jennah (menebaskan pedangnya dan tersenyum):

“Bisa panggil kami—pengganggu boss final.”

Sania (dalam hati, menangis haru):

‘…Mereka datang… mereka benar-benar datang…’

Di dalam ruang takhta Exekutor II:

Victor, Sania (terluka tapi sadar), Nari, dan Jennah berdiri sejajar.

Di sisi lain, Pluto, bersiap berubah lagi.

Dan Sang Kaisar Zufra, kini bergerak pelan menuju pusat ruangan… tubuhnya bersinar, menuju wujud finalnya.

Jennah (melirik Nari):

“Lo ambil Kaisar. Gue ambil burung api.”

Nari:

“Fair. Tapi yang terakhir berdiri… traktir Pizza di Roma!”

Nari:

"Bukannya agak tolol jika lo ngesolo Sang kaisar sendiri an Kau lagi hamil loh Sayang"

Jennah:

"Walaupun Aku membawa darah daging mu tapi Itu bukan masalah"

Nari:

"Dasar Wanita Ok lah"

Di luar Exekutor ll Ledakan terjadi di mana-mana. Kapal-kapal tempur aliansi bermanuver rendah, menghindari rentetan tembakan dari sistem pertahanan otomatis Menara Perisai. Namun, yang membuat perbedaan besar kali ini adalah…WARGA SETEMPAT MUNCUL DARI BALIK RERUNTUHAN DAN HUTAN.

Pria, wanita, anak-anak muda petani, pengrajin, teknisi, dan penyintas perang. Mereka datang membawa senjata seadanya, bahkan alat-alat pertanian yang dimodifikasi menjadi senjata improvisasi.

Komandan Reiya Po (melalui komunikasi radio):

> “Pasukan sipil terdeteksi! Mereka menyerbu pos samping menara! Ulangi, warga setempat menyerang bersama kita!”

Cassian Rydan (memandang Monitor di kapal induk):

“Mereka tak bersenjata lengkap, tapi semangat mereka lebih kuat dari baja.”

Seorang teknisi tua menonaktifkan sistem laser otomatis dengan perangkat tua yang ia rakit sendiri dari puing radio zaman dulu Sekelompok anak muda desa menjatuhkan salah satu menara penjaga dengan jebakan kabel baja dan granat molotov Wanita paruh baya menyalakan pelontar panah otomatis dari bekas traktor, menghujani menara musuh dengan ledakan.

Waguri

Waguri, tunangan Takamura yang dulu menyelamatkan nyawa kelompok Victor, memimpin warga sipil barisan depan.

Waguri (berteriak):

> “Untuk mereka yang kita cintai! Untuk desa dan pulau kita! UNTUK KEBEBASAN!!”

Dan semua warga bersorak dan menyerbu pintu masuk Menara Perisai dari sisi barat, membantu membuka jalur bagi pasukan utama aliansi.

Aliansi Bereaksi

Wedge (terharu):

> “Mereka memilih bertarung… meski tahu mungkin takkan kembali.”

Reiya Po (dengan tegas):

> “Kita tidak akan mengecewakan mereka. Fokuskan semua tembakan ke inti menara! Jika kita jatuhkan pelindungnya, Exekutor II tak akan kebal lagi!”

Serangan kombinasi antara warga sipil dan pasukan aliansi mulai membuahkan hasil. Retakan mulai muncul pada inti pelindung menara, sumber daya yang menjaga Exekutor II tetap tak tersentuh dari luar Sementara itu…Situasi Di dalam Exekutor ll kian memanas Ke-dua belah pihak Saling Stand-off Pluto & Zufra Merasakan kekuatan besar di hadapan Sementara para God's knight Dengan gaya lama mereka.

Zufra (dalam wujud final):

> “Mereka menyentuh inti…”

Pluto (melotot ke arah langit):

> “Mereka pikir rakyat rendahan bisa menjatuhkan kami?!”

Namun di luar, semangat warga tak padam.Warga Muda (berteriak ke radio):

> “Untuk Kemerdekaan! Untuk Kebebasan! Jangan biarkan mereka mati di dalam sana!!”

Dan dengan dorongan itu, serangan akhir ke inti Menara Perisai dimulai...Di dalam Exekutor Sang kaisar dengan Langkah kaki berat menggema. Lampu merah darurat berputar perlahan. Asap membumbung dari beberapa panel yang meledak akibat tekanan luar. Di tengah semua itu, Kaisar Zufra berdiri megah, masih dalam wujud semi-finalnya, sisik hitam keperakan berkilau di bawah sorotan layar taktis.

Zufra (suara dalam & dingin):

> “Admiral Piett Orso… saatnya Menembak ke arah mereka lagi.”

Admiral Piett Orso, pria tinggi berwajah datar dengan jubah lapis baja berlogo Kekaisaran abyss, menunduk.

Piett Orso:

> “Siap, Yang Mulia.”

Zufra dengan wajah Marah:

> “Targetkan Kapal Induk Rhea. Habisi sang komandan… biarkan mereka tahu siapa yang masih berkuasa.”

DI LUAR ORBIT PULAU ORSON Kapal induk Rhea, markas utama Komandan Reiya Po, sedang melakukan manuver penghindaran setelah meluncurkan gelombang kedua pasukan. Tak disadari mereka, Exekutor II memutar arah, menyesuaikan laras meriam plasma orbitalnya.

Operator Sistem Meriam (Exekutor II):

> “Penguncian selesai. Siap menembak.”

Piett Orso (dingin):

> “Perintahkan untuk menembak.”

Dari bawah perut Exekutor II, sebuah meriam plasma memancarkan sinar merah raksasa yang menghantam langsung sisi kanan Kapal Induk Rhea.

BOOMM!!!

Ledakan mengoyak kapal itu dari dalam. Suara jeritan awak terdengar melalui komunikasi radio.

DI DALAM INTERIOR KAPAL RHEA BRIDGE (DETIK-DETIK TERAKHIR) Komandan Reiya Po berdiri, menatap layar saat ledakan besar datang ke arahnya. Ia menatap dengan tenang, lalu menyentuh emblem kecil di dadanya bertuliskan lambang Harzenia.

Reiya Po (dengan suara lemah):

> “Jangan berhenti… demi dunia yang lebih baik....Hidup Republik Harzenia!!!”

LED... DOAKKAN.

Ledakan dahsyat menelan bridge kapal.

INTERIOR – KAPAL INDUK LAINNYA – BRIDGE ALIANSI Wedge dan Cassian Rydan menyaksikan kehancuran Rhea di layar utama.

Cassian (meninju panel):

> “TIDAAK!! DASAR MEREKA!!”

Wedge (Dengan marah):

> “Mereka menembak dari dalam Exekutor II?! Itu hanya mungkin jika pelindung belum jatuh!!”

Cassian:

> “Reiya Po sudah gugur…”

Kembali Ke singasana Zufra di dalam Exekutor ll

Zufra, Masih di Dalam Exekutor II, dan Sambil Tatap menatap dengan para God's knight

Zufra (pada Pluto): "Sekarang kita habisi para God's knight dan aliansi yang tersisa"

Pluto (tersenyum bengis):

> “Dengan senang hati.”

DI DALAM INTERIOR EXEKUTOR II MALAM BERDARAH TERAKHIR Suara alarm terus meraung. Dinding-dinding bergetar, sinar merah dan biru bertabrakan di udara dari senjata plasma yang meledak tak menentu Di tengah ruangan itu... dua sisi saling menatap.

> Di satu sisi:

Pluto, dengan tubuh setengah naga, api membara di sekitarnya, dan Kaisar Zufra, berdiri seperti dewa kematian, tubuhnya berubah sempurna: jubah obsidian mengambang, mata bersinar emas, dan energi petir mengitari tangannya.

> Di sisi lain:

Victor•Enus dengan kostum The Kid, pistol laser-nya mengarah ke depan Sania•Aturn, jubah Biru hijau robek, mata penuh luka tapi juga tekad.Jennah, tangan terbalut cahaya ilahi, tubuhnya menyatu dengan kekuatan Leon.

Nari, rambutnya melayang, dan tato di punggungnya bersinar merah biru — bentuk akhir dari Kunci Originus, Suasana hening sesaat.

Pluto (tersenyum dingin):

> “Empat God’s Knight melawan dua penguasa kekacauan... kalian pikir kalian bisa menghentikan sejarah?”

Jennah (mengangkat senjata plasma berkilau):

> “Kami bukan ingin menghentikan sejarah… kami ingin menulis ulang takdirnya.”

Sania (menatap Zufra dengan getir):

> “Kalau harus memilih antara menjadi monster… atau jadi manusia yang gagal… aku lebih baik gagal.”

Zufra (datang perlahan, suara bergema):

> “Kalian terlalu lambat. Proyek Exekutor II telah hidup... dan bumi akan segera jadi tanah kelahiran kekaisaran baru.”

Nari (menyeret katana hitamnya):

> “Lucunya… kau masih menganggap kami cuma anak-anak yang takut gelap.”

Victor (mengangkat pistol, mata penuh amarah):

> “Kami bukan anak-anak lagi.”

Pluto (tertawa keras):

> “BAIKLAH!! KALAU BEGITU — KITA AKHIRI DI SINI!!!”

WAKTU SEOLAH MEMBEKU. SEMUA DIAM. SUARA NAFAS MEREKA TERDENGAR.

Tiba-tiba, satu suara gaib terdengar—seperti gema dari luar dimensi:

> “Satu dari kalian… akan mengkhianati semuanya.”

Semua terdiam. Mata saling bertukar pandang. Kecurigaan muncul.

Victor:

> “Apa maksudnya itu?”

Zufra (tersenyum licik):

> “Kalian pikir kekuatan Tuhan datang tanpa harga? Seorang God’s Knight telah ternoda... oleh kehendak lama.”

Sania menatap Victor — ada rasa takut.

Nari menatap Jennah — ada rasa curiga.

Jennah memalingkan wajah — seolah menyembunyikan sesuatu.

Victor menggenggam pistolnya erat-erat — matanya tajam.

Pluto (berteriak):

“Pilih sekarang! Atau kalian semua akan musnah!!”

Mereka berempat melompat ke depan.

Zufra dan Pluto menerjang dengan kekuatan penuh.

Cahaya meledak. Suara menghentak. Energi membelah dimensi Kosmik.

“THE FINAL BETRAYAL… IS YET TO COME.”

Bersambung....

1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
mampir nih
Zea
bagus banget ceritanya 🥰
🌹Widianingsih,💐♥️
aku mampir kak...
.hai salam kenal/Good/
bab nya panjang sekali
Lestari
di tunggu update ya
Emperor_Fish 🐟: Ini trilogy kak jadi lanjutan beda novel judulnya: Wanted:Revenge of the Empire 😁
total 1 replies
Lestari
seru ceritanya
Lestari
semangat nulisnya
🌈🎑MUTIARA SARI🎑🌈
panjang sekali...semangat yaaa/Angry//Angry//Angry/
Jinki
bagus banget cerita nya 😭 semangat ya kak . jgn lupa mampir
Aurora Noah
takamura orang inglis
Emperor_Fish 🐟: aslinya dia orang skyland atau Jepang di rl cuma dia kayak orang jaksel suka ngomong Inggris campur bahasa aslinya
total 1 replies
only siskaa
hadirr KK jgn lupa mampir yaa
Emperor_Fish 🐟
🔥🔥Peak writing 🔥🔥 and absolut cinema 🖐😁🖐
Aisaka
Sania adalah TanboyKun
Aisaka
bjir🗿
Emperor_Fish 🐟: gua saranin lo baca sampai chapter² ahir lu pasti akan suka
total 1 replies
Reaz
semangat
Proposal
ditunggu balasan likenya kk 🥰🌟😖
Proposal
🔥Bintang 5 Dehh💫🌟,Jangan Lupa Mampir Karyaku Juga Yaa🙂‍↔️🥰
iqbal nasution
semangat...
iqbal nasution
menarik
iqbal nasution
go ahead
iqbal nasution
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!