Riska memerintahkan orang untuk menghilangkan Laila seorang chef yang dari Jakarta karena dicintai oleh Arya Semana pimpinan perusahaan. Selain itu orang tua Arya Tuan Sultan Semana menolak Laila karena memiliki ibu dengan riwayat sakit jiwa .. Namun muncul Lina kembaran Laila yang menyelamatkan Laila dari Riska
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memposting Cincin Berlian di Sosmed
Bagi Laila kok rasanya penasaran dengan cincin berlian yang dikenakannya. Maka dia akan ke toko berlian untuk mengecek keasliannya. Jika memang berlian asli akan ia umumkan di media sosial.
"Hah harganya dua miliar?" Terkejut Laila mendengar harga cincin yang dikenakannya. Ah cincin semahal ini harusnya aku kembalikan sama pemiliknya, tak mungkin orang akan membuang harga cincin berlian semahal ini.
Maka sebelum bertindak dia memberitahu ibunya terlebih dulu.
"Kalau tidak biasa memang tidak enak kita menyimpan barang berharga milik orang, terserah padamu saja," ibunya Laila menyerahkan semuanya pada putrinya.
Begitu juga pak tua penjaga danau dimana dulu Laila menemukan cincin berlian itu menyerahkan semua pada kehendak Laila.
"Jadi terserah Neng saja jjka memang terbebani oleh cincin berlian itu "
"Ya Pak saya sangat terbebani dan merasa kok makai cincin yang bukan hak saya, mana harganya dua miliar lagi, Pak ..."
"Muda mudahan saja nanti pemiliknya datang mengambilnya," harap pak tua.
"Ya Pak," angguk Laila.
Maka hari itu juga Laila memposting cincin berlian yang ditemukannya dari berbagai sudut. Lalu captionnya "Telah ditemukan cincin berlian berinisial huruf A di dalam lingkarannya.
Kemudian Laila menulis jika pemiliknya langsung menemuinya di restaurant RGS.
Arya yang menunggu jam rapat dimulai membuka ponselnya, dan tiba tiba iklan tentang penemuan cincin berlian yang diposting Laila lewat di beranda ponselnya.
"Cincin itu ..." terkejut Arya Semana, terlebih lagi mengetahui pemilik akun yang meminta pemilik cincin harus datang sendiri itu adalah Laila. Wah bagaimana kalau sembarang orang mengakui cincin itu gawat tuh anak gegabah sekali memposting di media sosial batin Arya Semana.
Segera dia menghubungi restaurant RGS dan minta bicara dengan Chef Laila.
"Ya halo ini saya Laila " sapa Laila yang tak tahu jika yang menelpon itu adalah Arya Semana.
"Siang ini kita bertemu," ujar Arya Semana langsung saja mengajak ketemuan.
Tentu saja Laila terkejut, dia ngajak ketemu?
"Halo ..." Arya Semana kehilangan suara Laila karena gadis itu memang sedang mikir tentang ajakannya untuk ketemuan.
"Ya halo apa Anda tak salah telepon, Pak?" Laila mengingatkan dengan halus.
"Oh betul nggak salah ini masalah cincin itu ..."
"Cincin?" Laila belum mengerti.
"Ya cincin berlian itu,"
"Oh Anda tertarik?" Laila heran kok Arya Semana tertarik sama cincin yang aku posting?
"Bukan tertarik, tapi tolong tahan cincin itu, atau hapus saja postinganmu, nanti aku jelaskan ... Please postinganmu hapus sekarang ..."
"Eh Anda bisa-bisanya nyuruh aku menghapus postingan cincin yang memang harus kembali pada pemiliknya,"
"Bukan begitu aku khawatir hanya orang yang mengaku ngaku saja yang datang padamu tolong tahan cincin itu, ya," bujuk Arya Semana.
"Huh ada ada saja, ya sudah sementara postingan cincin aku tutup dulu sampai ketemuan sama dia nanti siang " ujar Laila dalam hati.
"Halo ...:
"Oke Bos aku tutup sementara," akhirnya Laila setuju juga, huh, kalau saja bukan anak bosku mana mau aku nurut, tapi awas saja kalau ngaku ngaku!
Setelah memimpin rapat Arya pamit mau ketemuan sama Laila saat Rudy mengajaknya ngopi di cafe kantor.
"Wah ada peningkatan rupanya," setu Joni yang baru bergabung.
"Ini ..." Arya Semana menunjukkan postingan Laila yang tadi sempat dia screen shot.
"Cincin?" Rudy dan Joni saling tatap.
"Ya entah bagaimana cincin yang aku buang ada pada chef Laila.
"Oh itu jodoh namanya " Rudy tertawa.
"Ya benar kalau jodoh ada saja jalannya," ujar Joni tersenyum menggoda.
"Yok i ..." sambut Rudy.
"Eh ngomong - ngomong Riska jadi gabung di kantor kita?"
"Mungkin, ada masalah, Boy?" Arya Semana menggoda Joni.
"Ya kalau ada orang otaknya encer biar gabung sama kita," cengar cengir Joni.
"Hem dia jurusan apa?" Rudy ikut nimbrung.
"Desain interior dan Bisnis menejemen," setelah itu segera Arya Semana meninggalkan Joni dan Rudy.
"Wah kita benar nggak diajak, wah, benar cincin cuma alasan ngapain mau perduli lagi kan udah dibuang," seru Rudy.
"Ya biar saja tapi muda mudahan Arya bukan cuma modus, tuh," ujar Joni.
Laila menyajikan capucino late pada Arya Semana, untuk dirinya sendiri dia memilih yang dingin saja.
"Silahkan ini gratis," ujar Laila tersenyum.
"Terima kasih," dan Arya menyeruput kopinya. Begitu juga dengan Laila.
"Anda tertarik dengan cincin berlian yang aku posting rupanya?"
"Sudah tidak tidak tertarik lagi dan mulanya cincin itu adalah lambang cinta dan perasaanku pada seorang kekasih," tanpa basa basi kemudian Arya menceritakan sejarah cincin itu.
"Oh begitu?" Sela Laila.
"Ya, tepatnya beberapa bulan lalu cincin itu aku pesan dengan ukiran inisial namaku di dalam lingkarannya. Ada huruf A yang berarti Arya. Tapi gadis yang kupilih mengenakan cincin itu kecewa karena tak mendapatkan perhatian sebagaimana yang dua dapatkan dari lelaki lain yang memikat hatinya dan memotong ikatan cinta diantara kami,"
"Nah dia mulai curhat deh, apa dia itu patah hati?" batin Laila.
"Bukan salahnya karena aku yang terlau sibuk, dan aku hilang kendali pergi ke bar lalu minum. Malam itu aku sudah pusing dan mungkin juga sudah tak sanggup menyetir dan aku mampir di restoranmu ini karena kebetulan mobilku lewat jalan ini untuk rumah pribadiku ..." Arya Semana sengaja menceritakan kronologi kenapa cincin itu dibuang, dan ini penting untuk meyakinkan Laila bahwa dia pemilik cincin itu.
"Oh mungkin saat dia mabuk malam itu ..." batin Laila mulai menemukan titik terang.
"Nah karena aku merasa cincin itu sudah tak ada lagi yang mengenakannya maka dengan niat untuk membuang kisah lama aku lempar cincin itu ke danau, tapi ternyata aku menemukan cincin itu di jarimu ..."
"Oh jadi Mas Arya yang melempar cincin ke danau saat aku mau mengambil bunga teratai, ya," langsung saja Laila melebarkan matanya.
"Kamu tahu?" Arya Semana terkejut menatap Laila.
"Aku tahu persis karena lemparanmu itu tidak ke danau, tapi terhalang mengenai kepalaku hingga terluka ..." Hampir lupa Laila menarik kedua bola matanya yang masih melebar seakan ingin menyapu wajah Arya Semana yang juga ternganga karena terkejut.
"Oh maafkan aku karena ingin membuang kisah lama tapi sayangnya dengan emosi,"
"Sekarang aku percaya bahwa Anda adalah pemilik cincin berlian ini," lalu Laila mengeluarkan cincin itu dari saku seragam kerjanya.
Arya Semana memperhatikan cincin berlian yang kini ada di atas meja.
"Maaf sudah melukai kepala Chef," ujar Arya percaya jika lemparannya pasti sakit jkka kena kepala karena dua tempo hari melemparkannya cukup kencang dan dengan emosi pula.
"Ya mau apa lagi sekarang lukanya juga sudah sembuh," tersenyum Laila.
"Terima kasih atas cincin ini dikembalikan "
Laila mengangguk.
Ah gadis ini begitu baik dan jujur, makin lama kok makin suka ya aku, batin Arya Semana.