Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelas 3
“Mel, nanti kalau semisal ada yang nanya, kamu yang jawab ya. Aku agak gugup kalau tampil di depan banyak orang.”
“Iya, kamu tenang aja. Sebisa mungkin aku akan jawab pertanyaan teman-teman.”
Ayu si anak pendiam sudah terlebih dahulu konfimasi pada Amelia perihal ketakutannya tampak depan umum meski hanya tampil di depan kelas.
Hari ini mereka akan presentasi makalah pelajaran agama setelah pekan lalu bagian kelompok lain. Ayu, Dirgan dan Amelia terbentuk dalam satu kelompok. Dirga berperan sebagai orang yang akan persentase, Ayu yang mencatat dan Amelia yang menjawab jika ada pertanyaan.
Setelah tugas Dirga selesai, kini tiba mereka dalam sesi tanya jawab.
“Ada yang mau bertanya?” Tanya Amelia sambil berdiri.
Arif mengangkat tangan.
“Coba jelaskan apa itu yang namanya tumaninah dalam salat!?”
“Oke, pertanyaan akan ditampung.”
“Ada lagi?”
Karina mengangkat tangan.
“Silakan.”
“Dalam rukun Islam, yang pertama itu ‘kan syahadat. Kenapa bukan salat? Kan salat adalah amalan yang pertama dihisab.”
“Oke, Terimkasih atas pertanyaan nya. Masih ada lagi?”
Hening
“Oke, kalau tidak ada lagi saya akan menjawab pertanyaan satu per satu. Dimulai dari pertanyaan arif dulu. Apa itu yang namanya tumaninah dalam salat. Jadi begini teman-teman, dalam solat itu ada beberapa gerakan salah satu contohnya adalah ruku dan suju. Nah, habis ruku itu kan kita sujud tuh, yang namanya tumaninah itu sama aja kayak jeda gitu. Jadi habis ruku terus bangun lagi, baru sujud. Itu yang namanya tumaninah itu setelah kita ruku kita berdiri dulu kembali ke posisi semula dan jangan berdiri bentarkan diang langsung sujud. Minimal kita berdiri dengan sempurna, diam sejenak baru sujud. Jadi kesan nya gak buru-buru. Gimana arif?”
“Oke, faham. Makasih ya.”
“Sip. Nah, untuk pertanyaan kedua dari Karina. Kenapa rukun iman yang pertama syahadat bukan solat? Saya sih gak tau pastinya kenapa. Cuma bisa memberikan gambaran aja. Semisal kita mau daftar sekolah, pasti ada yang namanya syarat bukan? Dan ada yang namanya ijazah. Saat kita menerima ijazah, maka yang akan dipertanyakan itu adalah nilai selama kita sekolah, ilmu yang kita dapatkan. Bukan syarat masuk sekolah seperi akta lahir dan yang lainnya. Sama seperti syahadat yang menjadi syarat kita agar termasuk menjadi orang muslim. Itu syarat masuk. Nah yang dipertanggung jawabkan ya isi setelah syahadat itu. Ada solat, zakat dan puasa. Gimana, Na?”
“Tetep gak faham.”
Amelia melirik guru mata pelajar. Meminta bantuan untuk menjelaskan pada teman-teman yang lain.
“Begini anak-anak. Kalian tahu apa arti syahadat itu bukan?”
“Tau, buuu.” Mereka menjawab kompak.
“Aku bersaksi bahwa Allah Tuhanku. Itu adalah keimanan yang diucapkan dengan lisan. Seperi ungkapan aku cinta sama kamu. Lalu kenapa di akhirat nanti salat menjadi yang pertama? Karena itu merupakan pembuktian. Kalau kamu percaya Allah sebagai Tuhan, makan buktikan dengan salat, zakat dan puasa juga ibadah lainnya. Jika salat kamu tidak benar, maka ucapan kamu bahwa kamu beriman pada Allah itu bohong. Bagaimana kamu mau menikah sama dia misalkan. Karena kamu cinta dan kamu percaya sama dia. Buktinya? Nikahlah. Pacaran elit ijab qobul sulit. Itu artinya dia bulshit!”
“Huuuuuuu” ruang kelas riuh oleh sorak sorai anak-anak.
“Bagaiman? Sampai sini faham?”
“Tetep aja bu, kenapa solat nomor dua tapi syahadat no 1.”
“Rin, semua aturan itu dibuat oleh Allah. Kita sebagai manusia hanya perlu menjalankannya. Kita tidak bisa mempertanyakan hak prerogatif Allah. Otak kita tidak akan mampu kenapa ini begini, kenapa itu begitu. Semua yang ada di dunia ini terjadi karena kehendak Allah. Manusia bisa apa?”
Karina terdiam. Dia bukan tidak mengerti hanya saja rasa tidak suka pada Amelia membuatnya berbuat hal yang menjadikan nya nampak bodoh dan ngeyel.
“Sebentar lagi bel istrihat kedua. Sebaiknya kita sudahi pelajaran hari in biar kalian bisa rileks sejenak sebelum berlari ke kantin beli es cekek dan cimol.”
Wkwkwkwk. Gelak tawa pun menggelegar di ruang kelas.