"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Retha bersandar di bahu kekar Ken saat di motor. Ya, Ken menjemput Retha menggunakan motor agar lebih mudah menghindari macet.
Tanpa menggunakan helm, Retha nampak memejamkan mata hingga motor Ken berhenti dan Ken menepuk lengan Retha pelan.
Retha membuka mata nya dan meregangkan sandaran nya, menatap sekeliling yang nampak toko helm dengan berbagai merk dan harga.
"Ngapain kesini?" tanya Retha dengan bingung.
"Nyari helm, gue kayaknya bakal sering antar jemput lo nanti, tapi nggak mungkin gue selalu pinjam helm Nando yang bau itu, jadi lebih baik gue beliin helm buat lo" jelas Ken sembari membantu Retha turun.
Retha yang puyeng hanya bisa bertumpu pada Ken. Sesekali ia menguap, diri nya sudah begitu lelah menggunakan otak nya untuk berpikir.
Sambil melihat-lihat helm yang cocok untuk Retha, Ken terus menggenggam tangan Retha di belakang nya agar ia tak ingin kehilangan gadis nya itu.
Wait. Gadis nya? Biarkan lah seperti itu.
Helm dengan merek terkenal dan harga yang lumayan membuat dompet terkuras jadi pilihan Ken. Tak apa harus mengeluarkan banyak uang, demi gadis nya nyaman saat di motor bersama nya.
Usai membayar, Retha langsung memakai nya dan sangat pas untuk Retha yang terlihat sudah lesu.
Ken terkekeh. "Sampai di rumah nanti lo bakal keisi energi nya, gue jamin" ucap Ken mendapat tanggapan berupa anggukan pelan dari Retha.
Retha benar-benar belum mencerna dengan baik perkataan Ken, karena otak nya hampir pecah karna tugas tadi, jadi ia sedang tak ingi menggunakan otak nya.
Ia kembali bersandar saat Ken mulai melajukan motor nya kembali menuju rumah nya, Retha tak peduli itu yang penting ia bisa istirahat.
Sampai di rumah Ken, Retha terdiam melihat ke arah pekarangan rumah yang begitu asing di mata nya.
"Rumah siapa?" tanya Retha yang memang tak mengetahui jika itu rumah Ken.
"Rumah gue, masuk aja" jawab Ken membantu Retha untuk turun dan ia segera memarkirkan motor nya.
Retha tercengang dan memilih diam di tempat menunggu Ken, ia tak mungkin masuk lebih dulu sedangkan tuan rumah nya di luar.
"Loh masih disini? Ayo" ucap Ken segera menggandeng tangan Retha yang terasa dingin.
Gue kenapa di bawa kesini? Gue mau di apain?
Banyak pertanyaan di benak Retha yang tak berani ia lontarkan langsung.
Saat masuk ke dalam rumah, Retha mendapati tiga orang yang sudah duduk di sofa dengan santai sambil mengobrol.
"Abang? Mommy? Daddy?!" pekik Retha makin tercengang melihat ada nya ketiga keluarga nya.
"Did she forget we were coming here?" tanya Rey kepada Rick sambil menatap ke arah anak gadis nya yang terlihat kaget dengan keberadaan mereka.
"It seems like" jawab Rick ikut menatap Retha yang kaku tak jauh dari sofa bersama Ken yang nampak santai.
"Thank you ya Ken, dah mau jemput Tata kerja kelompok" ujar Rimba, dia benar-benar selalu merepotkan Ken.
Nggak papa Rim, demi calon pacar gue rela di repotin.
"No problem, dia udah gue anggap adek sendiri" sahut Ken lain di hati, lain di mulut.
Retha mendongak menatap ke arah Ken dengan tatapan penuh arti. Lalu menunduk menyembunyikan raut wajah nya yang entah bagaimana.
Adek doang ya..
Rimba sudah kembali ke apartemen nya, Rey dan Rick juga sudah berada di kamar yang memang sudah di sediakan di rumah Ken.
Berbeda dengan Retha yang masih berdebat, ia tak ingin kamar atas karna artinya kamar itu akan sebelahan dengan kamar Ken.
"Mau kamar yang itu aja" melas Retha menunjuk ke arah pintu kamar yang di kunci.
"No, kamar nya belum di bersihin Tha. Mending yang di atas aja ya? Udah siapin dari lama itu kamar nya" bujuk Ken sembari memegang pinggiran tangga.
Retha nampak cemberut, ia tak ingin berdekatan dengan Ken kamar nya. Itu membuat nya susah tidur karna takut berisik dan mengganggu Ken.
"Udah ayo!" ajak Ken segera mengangkat koper milik Retha yang di bawa oleh Rimba dari sore tadi ke rumah nya.
Retha memilih pasrah dan mengikuti langkah Ken dengan pelan.
Sampai di depan kamar itu, Ken segera membuka pintu nya dan menatap ke arah Retha.
"Liat sendiri coba" titah Ken agar Retha tidak cemberut lagi. Retha menurut dan melihat kondisi kamar yang di ubah Ken.
Deg
"Woah! I-ini?" Retha memekik antusias melihat pemandangan kamar yang akan ia tempati selama beberapa hari kedepan begitu sesuai dengan kriteria nya.
Ken tersenyum tipis dan masuk ke dalam kamar itu lebih dulu untuk menaruh koper, di iringi Retha yang nampak terkejut dengan mulut menganga.
"Nggak suka?" tanya Ken menoleh ke belakang melihat tingkah Retha yang benar-benar begitu menggemaskan.
Retha langsung menutup mulut nya dan menggeleng kuat. "Suka banget! Ini kamar gue di Australia banget!" seru Retha dengan jujur.
Ken terkekeh. "Bagus dong, gue udah berusaha supaya lo nyaman selama di rumah ini, jadi lo bisa langsung beradaptasi" jelas Ken mendekati Retha yang terbengong.
Retha tersenyum manis dan berterimakasih pada Ken yang begitu memikirkan kenyamanan nya.
Coba aja lo nggak dekat sama cewek lain Ken, gue kejar lo.