Gendis seorang gadis berusia 20 tahun harus rela saat kedua orang tuanya memutuskan menjodohkannya dengan seorang pemuda mapan berusia 30 tahun bernama Danar. mereka sama sekali belum saling mengenal dan bertemu. tetapi demi baktinya pada kedua orang tuanya Gendis menerima putusan itu.
Sebelum menikah Danar memberitahu Gendis kalau dia menikahi Gendis karena kemauan orang tua Danar,yang ingin Danar menikah dengan gadis baik baik. Danar juga berterus terang pada Gendis kalau dia sudah memiliki kekasih,dan akan tetap melanjutkan hubungannya dengan kekasihnya itu. Gendis pun akan meminta cerai setelah Danar mencapai tujuannya,tapi Gendis tidak tega dengan Danar dan kedua orang tuanya,karena yakin kekasih Danar bukanlah wanita baik baik. akhirnya Gendis bertahan hanya untuk mengubah Danar menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 Danar semakin membenci Gendis
Karena waktu sudah sore Danar dan Gendis memutuskan pulang. Malah sedari tadi Danar yang seperti anak kecil merengek ingin pulang. Dirinya sangat gelisah padahal sedang berada di rumah orang tuanya sendiri.
Danar memutar mobil di halaman menghadap langsung menuju kepintu pagar megah halaman rumah orang tuanya.
Menunggu Gendis yang masih bercengkrama dengan kedua orang tuanya.
Gendis masuk kedalam mobil dan memasang seatbelt.
"Kenapa tadi mas gak minta ijin pulang terlebih dulu,kan aku sudah bilang,mas pergi saja nanti jemput aku saat mas sudah selesai urusannya" Gendis membuka percakapan.
"Malah merengek seperti anak kecil,padahal itu di rumah orang tua mas sendiri,seperti enggak betah saja" lanjut Gendis seperti seorang ibu yang sedang mengomel pada anak lelakinya.
Cukup panas Danar mendengar ocehan Gendis. Setiap kali Gendis berbicara selalu membuat Danar emosi.
Apalagi memang ada hal yang semakin membuat Danar gak suka pada Gendis.
Tadi saat mereka di rumah orang tuanya,ayahnya memanggilnya dan berbicara empat mata antara dirinya dan ayahnya,ternyata ayahnya mendapatkan laporan kalau dirinya masih berhubungan dengan kekasihnya.
Danar marah dari mana ayahnya tau soal itu. Ayahnya mengancam akan mengambil semua hak warisnya dan tidak akan ayahnya berikan pada dirinya,malah akan dia berikan pada Gendis dan anaknya nanti.
Ayahnya tetap akan memberi hak waris tetapi bukan aset aset yang penting,justru aset aset yang penting akan dia berikan pada anaknya yang akan dilahirkan oleh Gendis.
Tentu hal itu semakin membuat murka Danar,padahal Danar sangat mengincar aset aset dan warisan itu,berharap setelah menikah dengan Gendis ayahnya segera memberikan apa yang sudah ayahnya janjikan dan segera menceraikan Gendis.
Tetapi ayahnya malah membuat keputusan baru,karena mendengar berita tentang dirinya yang masih berhubungan dengan Lalita.
Ternyata semua gak segampang dengan apa yang dia pikirkan dan rencanakan. Ayahnya lebih cerdik darinya. Mungkinkah ayahnya memata matainya.
Haruskah dia membuat Gendis hamil,agar harta itu bisa segera jatuh pada anaknya dan tetap dia yang akan menguasainya nanti.
Dan mengapa Gendis juga mendapat hak waris itu,Gendis bukan siapa siapa mereka,dia hanyalah seorang istri,bukan darah daging mereka.
Ada apa dengan kedua orang tuanya,sampai sebegitu menyayangi Gendis dan mau melimpahkan hartanya pada Gendis.
"Aaarrggghhhhh,,," Danar berteriak sambil memukul kemudi mobil. Gendis terkejut bukan kepalang melihat reaksi Danar seperti itu.
"Ada apa sih mas?" tanya Gendis kesal.
"semua gara gara kamu" tuding Danar penuh emosi. matanya tajam melihat kearah jalanan.
"Lohh aku kenapa? " tanya Gendis tidak mengerti.
"Menyesal aku membawa kamu ke kehidupanku,aku pikir akan jadi jalan keluar yang paling baik,ternyata malah menghancurkan segalanya" jelas Danar penuh amarah.
"Gak ngerti aku kamu ngomong apa mas,,bisanya menuduh aku dan aku sendiri gak tau apa yang kamu tuduhkan itu"
Tidak berapa lama mereka sampai di rumah. Danar memarkir mobil di halaman,segera keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Dia menunggu Gendis di dalam dan akan melampiaskan amarahnya segera pada Gendis.
Terlihat Gendis dari ambang pintu,menatapnya bingung. tapi Danar tidak perduli,nafasnya sudah memburu seperti seekor singa yang ingin menerkam mangsanya,matanya nyalang menatap tajam Gendis.
"Kamu rusak segala impian dan rencanaku" hardik Danar sambil mendekati Gendis yang sedikit ketakutan.
"Aku menikahimu supaya aku bisa segera mendapatkan harta warisanku,setelah itu aku akan menceraikan kamu,tapi semua berubah,rencanaku hancur" teriak Danar tepat diwajah Gendis.
"Ayahku tau kalau aku masih berhubungan dengan Lalita,itulah sebabnya ayahku mengubah keputusannya"
"Mereka hanya memberiku harta warisan yang bukan aku inginkan,justru aset aset penting dan berharga akan ayahku berikan pada anakku nanti,anakku yang akan lahir dari rahimmu"
"Dannn kamu,,kamuuuu,kamuuu yang hanya orang baru di keluargaku,tidak ada hubungan darah daging dengan orang tuaku,dengan sangat mudah mendapatkan sebagian harta mereka"
"Kamu apakan kedua orang tuaku hhhhhh? Kamu berencana apa terhadap mereka?,,,apa ini sudah menjadi rencanamu? Apakah kamu juga yang mengadu pada ayahku tentang hubunganku dengan Lalita? Tuduh Danar tanpa ampun pada Gendis.
Air mata Gendis tumpah dihadapan Danar,tapi itu tidak membuat Danar jadi iba.
Danar semakin nyalang meluapkan amarahnya pada Gendis.
"Gak usah nangis,,kamu sudah merasa menang kan? Air mata palsu" tuding Danar lagi.
"Sama sekali di otakku tidak terlintas untuk memiliki anak darimu. Aku hanya mengincar aset- aset itu dengan cara menikahimu,setelah mendapatkan semua aku akan menceraikan kamu,dan aku akan menikah dengan Lalita,,,tapi semua berubah. Pintar sekali kamu mengelabui ayahku"
"Perempuan licik" teriak Danar diwajah Gendis.
Gendis menangis sejadi-jadinya karena sudah tidak tahan lagi mendengar tuduhan dan hinaan Danar.
"Maaaasss,,,,aku gak seperti itu,aku gak pernah mengadu kepada ayah dan ibumu tentang hubunganmu dengan Lalita,,aku gak perduli mas dengan urusanmu" jawab Gendis sambil menangis.
"Aku mau membantumu,dengan rela menikah denganmu,mau mengikuti permainanmu,sampai harus berbohong pada orang tua,dan sekarang kamu tuduh aku dengan tuduhan-tuduhan gak masuk akal itu"
"Aku juga berharap kalau kamu sudah mendapatkan yang kamu mau cepat ceraikan aku"
"Kalau ayahmu merubah keputusan itu bukan salahku,kesalahan yang kamu buat tapi kamu limpahkan kepadaku mas"
"Aku gak habis pikir sama kamu mas,,baru kali ini aku bertemu laki-laki sejahat kamu"
"Lebih baik sekarang kamu jujur pada orang tuamu,,jangan libatkan aku lagi,dan ceraikan aku"
"Aku tidak ingin panjang lebar berbicara sama orang yang keras kepala dan egois,juga jahat seperti kamu"
"Sekarang kita Kembali ke rumah orang tuamu,,ceritakan pada mereka niat busukmu itu,aku sudah mengalah,aku korban kelicikanmu,tapi aku juga yang kamu tuduh dengan tuduhan jahatmu itu" pinta Gendis dengan nada keras.
"Kalau kamu tidak berani bicara yang sebenarnya aku yang akan bicara pada mereka,aku bantu kamu mas,aku bantu kamu untuk mendapatkan harta warisan yang kamu mau,aku bantu kamu untuk bisa kembali pada pacarmu itu"
"Cepaaaaaaatttttttt,,," perintah Gendis penuh amarah pada Danar.
Danar terdiam,dia mundur beberapa langkah dari hadapan Gendis. Danar gak menyangka Gendis akan bicara keras padanya seperti itu. Dia pikir Gendis hanyalah wanita lemah yang bisanya hanya menangis.
Kemudian Danar memilih meninggalkan Gendis. Tidak ingin lagi melanjutkan perseteruannya dengan Gendis. Karena kalau dia lanjutkan Danar yakin justru dirinya yang akan kalah dan semakin gak mendapatkan apa-apa,Danar tahu saat ini orang tuanya sangat melindungi Gendis.
Danar memutuskan tetap menjalankan permainannya,dia harus bertahan dengan semua ini,termasuk mempertahankan pernikahannya.
Jangan sampai Gendis semakin merusak rencananya.
Gak akan dia biarkan Gendis membicarakan masalah ini pada orang tuanya,dan Danar juga gak akan menceraikan Gendis.
"Semakin rumit saja masalahnya" gerutu Danar geram saat dia sudah ada di dalam kamarnya.