Aku Dijodohkan Dan Diselingkuhi

Aku Dijodohkan Dan Diselingkuhi

bab 1 dijodohkan

 " Pokoknya kamu harus nurut apa kata Ayah dan Ibu" bentak ibu Endang pada Gendis anak gadisnya yang sedang menolak perintahnya untuk dijodohkan dengan atasan Ayahnya.

"Ibu,,aku gak kenal dengan dia" keluh Gendis dengan raut wajah sedih.

"Memang gak kenal,namanya juga di jodohkan. Tapi nanti kan kamu kenal juga dengan beliau" jelas ibu berpendapat.

"Kenapa Ibu tega sama aku?,apa Ibu punya hutang dan akhirnya menjaminkan aku?" tanya Gendis menyelidik.

"Sembarangan kamu kalau ngomong" hardik Ibu Endang kesal.

Gendis menatap ibunya dengan tatapan kekesalan. Tapi dia gak mampu untuk melawan.

"Danar itu bercerita sama Ayah,beliau ingin mencari istri karena orang tuanya mendesaknya untuk cepat- cepat menikah,dan Ayah bilang pada Danar kalau punya anak gadis yang cantik ehh tanpa berpikir panjang Danar langsung setuju" jelas Ibu panjang.

"Kenapa sih Ayah gak diskusi dulu sama aku? Gak bertanya dulu apa aku setuju atau enggak" keluh Gendis lagi.

"Ya jelas kamu gak setuju,makanya kami gak perlu diskusi sama kamu" jawab ibu enteng sekali.

"Itu namanya egois Bu,gak memikirkan perasaan anaknya" protes Gendis sambil berlalu meninggalkan ibunya dan masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu dengan keras. Gendis hempaskan tubuhnya keatas kasurnya,air matanya sudah keluar tanpa bisa dibendung lagi. Hatinya kecewa sekali kepada kedua orang tuanya,sungguh tega dan egois sekali mereka.

"Aku pikir hanya ada di sinetron kisah perjodohan ini,tapi ternyata aku harus mengalami" batin Gendis sedih.

"Laki -laki seperti apa yang akan dijodohkan denganku? baik kah dia,mengerti agama gak ?

"Aku jadi benci dengan hidupku sekarang,begini ya nasib beban keluarga,harus menerima perlakuan seperti ini" hati Gendis masih berdebat.

Gendis terbangun saat sudah senja,dia segera saja mandi,berwudhu dan sholat

Mengambil handuk yang dia sampir kan dibelakang pintu kamarnya,kemudian bergegas membuka pintu kamar dan berjalan kearah kamar mandi yang ada diruangan dekat dapur. Beberapa menit Gendis selesai mandi dan juga berwudhu. Sampai dikamar adzan maghrib terdengar. Gendis bersiap siap,memakai mukena dan mempersiapkan sajadah diatas lantai.

Saat adzan usai Gendis segera melaksanakan sholat dengan khusyu.

Gendis menengadahkan kedua tangannya keatas dan berdoa,memohon ketenangan dan kesabaran atas ujian yang sedang dia jalani saat ini. Selesai sholat dia merapikan kembali mukena dan sajadahnya,dan kembali berbaring diatas kasur. Dia malas untuk keluar kamar.

Tetapi terdengar ketukan pintu dari luar. Gendis beranjak dari tidurnya dengan malas,kemudian melangkah kearah pintu dan membukanya,. Tampak ibunya sudah berdiri tepat diambang pintu.

"Ayo keluar,Ayah mau bicara sama kamu" kata Ibu memberitahu Gendis.

"Pasti soal yang siang tadi ibu bahas kan?" tanya Gendis.

"Ya apalagi? Cepat keluar,ditunggu di ruang makan sekalian kita makan malam" jelas ibu lagi dengan sedikit gak sabar,kemudian pergi meninggalkan Gendis. Gendis keluar kamar mengikuti ibunya yang sudah berjalan dengan langkah cepat menuju keruang makan. Disana sudah ada Ayahnya yang menunggu. Mereka duduk bertiga dimeja berbentuk persegi yang tidak begitu panjang. Gendis dan Ibu berhadapan,sedang Ayah berada diposisi diantara mereka berdua.

"Selamat malam anak Ayah yang cantik" sapa Ayah dengan sedikit candaan.

"Sapaan yang ada maunya" celetuk Gendis.

Tampak ibu menajamkan matanya pada Gendis karena gak suka mendengar kalimat Gendis tadi. Gendis tersenyum kecut mendapat tatapan seperti itu,tatapan tajam penuh makna alias tatapan khas Ibu kepada anaknya yang suka membantah.

"Kok ada maunya? Memangnya Ayah mau apa dari Gendis?" tanya Ayah kemudian sambil mulai menikmati makan malamnya,begitu juga Ibu dan Gendis.

"Ya Ayah bilang aja langsung,tadi Ibu bilang katanya Ayah mau bicara sama aku"

"ohhh,,,hehehehe yaa,Ayah mau menyampaikan hal penting sama Gendis,Gendis dengerin Ayah" jelas Ayah kemudian dan dengan hati-hati sekali.

"Ya,,,aku dengarkan Yah" jawab Gendis sambil menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutnya.

"Gendis,,Ayah itu mau kenalin kamu dengan atasan Ayah"

"Mau dijodohkan intinya" potong Gendis.

"Gendissss " bentak Ibu marah.

"Kamu kalau ada orang tua bicara itu didengarkan dulu sampai selesai,jangan dipotong seperti itu,seperti gak diajari Tara Krama aja kamu itu" omel Ibu lebih panjang.

"Maafff,,," ucap Gendis pelan.

"Hemm,,,pasti kamu sudah mendengar hal itu dari Ibu kan?,yaa benar nak,Ayah mau menjodohkan kamu dengan atasan Ayah,namanya Danar" lanjut Ayah..

"Danar cerita sama ayah kalau dia sedang mencari calon istri,orang tuanya sudah mendesaknya untuk menikah. Ya Ayah iseng aja cerita soal kamu,ternyata dia tertarik"

"Makanya gak usah iseng cerita soal aku Yah,kenapa Ayah gak carikan aja perempuan lain,kenapa harus aku?" tanya Gendis mulai emosi.

"Ayah juga gak bermaksud seperti itu nak,spontan aja Ayah cerita kalau Ayah punya anak gadis,dan Danar tertarik,beliau bilang sama Ayah,kalau kamu saja yang dia lamar"

"Ayah sempat menolak,tapi Danar berjanji pada Ayah akan menjaga kamu baik baik" jelas Ayah lagi.

Gendis menundukkan kepalanya,dan selera makannya pun jadi hilang.

"Nak,,Ayah hanya ingin yang terbaik buatmu,apalagi kalau memang ada laki laki yang siap dan berjanji akan menjaga kamu,Ayah jadi tenang" jelas Ayah mencoba meyakinkan Gendis.

"Apa Ayah merasa aku hanya beban aja makanya Ayah segera ingin menikahkan aku?" Gendis memberanikan diri bertanya seperti itu.

"Jangan bicara seperti itu nak,hati ayah kecewa dengar kata kata itu. Anak itu bukanlah beban bagi orang tuanya,kamu mau bersama kami sampai kapanpun,kami bahagia nak. Hanya saja mungkin jodoh kamu sudah datang,dan harus melalui cara seperti ini. Jadi jangan pernah beranggapan kami sengaja menjodohkan mu dan menikahkan mu karena kamu kami anggap beban" jelas Ayah dengan wajah sedih.

"Maaf Ayah" ucap Gendis menyesal.

Ayah tersenyum dan menggenggam tangan kanan Gendis.

"Kamu anak kami satu satunya,dan orang tua pasti selalu mengupayakan yang terbaik buat anaknya,Ayah juga gak ingin salah pilih menentukan jodohmu"

"Iya Yah,,,Gendis akan mendengarkan Ayah,dan menuruti permintaan Ayah"jawab Gendis kemudian sambil memaksakan sedikit senyum pada Ayahnya.

"Trimakasih nak,kamu memang anak Ayah yang baik dan manis,yang gak pernah mengecewakan orang tuanya" Ayah memuji Gendis. Dan Gendis lagi- lagi hanya tersenyum meski terpaksa.

"Kalau kamu melanjutkan kuliah kemarin mungkin Ayah sama sekali gak berminat untuk menjodohkan kamu"

Gendis menundukkan kepala,dan terbersit rasa penyesalan dihatinya,andai saja dia kuliah pasti dia akan terhindar dari drama perjodohan ini.

"Oh ya kapan rencananya Danar melamar Gendis Yah?" tanya Ibu kemudian setelah mereka lama terdiam.

"Semua tergantung Gendis,apakah sudah siap?,karena Danar hanya menunggu keputusan Gendis" jelas Ayah.

"Nah,,gimana Gendis?" tanya Ibu pada Gendis.

"Ehh,,,terserah saja" jawab Gendis pasrah.

"Baiklah,besok Ayah bicarakan dengan Danar di kantor", jelas Ayah kemudian.

"Makanku sudah selesai,aku masuk duluan kekamar" pamit Gendis sambil berdiri dari duduknya dan melangkah kembali masuk kedalam kamarnya. Lagi Gendis menghempaskan tubuhnya keatas kasur dan air matanya kembali keluar,tapi dia menahan isakannya karena takut Terdengar sampai keluar.

Terpopuler

Comments

Nov Tomic

Nov Tomic

mangat kak

2023-10-02

1

Neldes Novber

Neldes Novber

Semangat thor.. saling suport thor💪

2023-10-01

1

Ais Twin

Ais Twin

aku mampir kak🤗 semangat berkarya 💪🤗

2023-09-30

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 dijodohkan
2 bab 2 bertemu Danar
3 bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4 bab 4 Lamaran
5 bab 5 diundang makan siang Danar
6 bab 6 diundang kerumah calon mertua
7 bab 7 Hari pernikahan
8 bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9 bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10 bab 10 Gendis menunggu
11 bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12 bab 12 janji yang batal
13 bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14 bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15 bab 15 berkunjung kerumah mertua
16 bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17 bab 17 menasehati Danar
18 bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19 bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20 bab 20 Lalita cemburu
21 bab 21 Danar bimbang
22 bab 22 Tak di anggap
23 bab 23 melihat Gendis di mall
24 bab 24 rasa Gendis
25 bab 25 si paling salah dan jahat
26 bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27 bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28 bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29 bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30 bab 30 Lalita ke kantor Danar
31 bab 31 Lalita cemburu
32 bab 32 Ibu Danar curiga
33 bab 33 Danar menyesal
34 bab 34 Danar sakit dan manja
35 bab 35 trauma Danar
36 bab 36 terungkap
37 bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38 bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39 bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40 bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41 bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42 bab 42 dua sisi sifat Danar
43 bab 43 pulang
44 bab 44 murkanya ibu Danar
45 bab 45 Danar tidak berubah
46 bab 46 Rencana jahat Danar
47 bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48 bab 48 Danar mencari cari masalah
49 bab 49 Danar mengantar Gendis
50 bab 50 Danar menyusul Gendis
51 bab 51 program kehamilan
52 bab 52 ke dokter obgyn
53 bab 53 Gendis cemburu
54 bab 54 memberitahu orang tua Danar
55 bab 55 belajar mesra
56 bab 56 ciumam pertama Gendis
57 bab 57 malam pertama yang gagal
58 bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59 bab 59 ketakutan Gendis
60 bab 60 diajak nonton konser
61 bab 61 bersitegang
62 bab 62 hanya peran
63 bab 63 cemburu tanpa alasan
64 bab 64 sikap yang labil
65 bab 65 hari terakhir bulan madu
66 bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67 bab 67 berbincang seru
68 bab 68 mengantar oleh oleh
69 bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70 bab 70 Gendis hamil
71 bab 71 cek kedokter
72 bab 72 gangguan Lalita
73 bab 73 apakah rasa itu ada
74 bab 74 foto Danar dan Lalita
75 bab 75 penjelasan Danar
76 bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77 bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78 bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79 bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80 bab 80 saling percaya
81 bab 81 mengikut permainan
82 bab 82 ancaman Lalita
83 bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84 bab 84 bilang cinta saja susah
85 bab 85 pesan dari Cakra
86 bab 86 merayu Gendis
87 bab 87 tunggu aku
88 bab 88 Gendis menangis
89 bab 89 tetap menunggu
90 bab 90 Danar pulang
91 bab 91 aku itu rindu
92 bab 92 kegelisahan Gendis
93 bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94 bab 94 rencana yang gagal
95 bab 95 Cinta Sederhana
96 bab 96 Cakra mendatangi Gendis
Episodes

Updated 96 Episodes

1
bab 1 dijodohkan
2
bab 2 bertemu Danar
3
bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4
bab 4 Lamaran
5
bab 5 diundang makan siang Danar
6
bab 6 diundang kerumah calon mertua
7
bab 7 Hari pernikahan
8
bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9
bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10
bab 10 Gendis menunggu
11
bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12
bab 12 janji yang batal
13
bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14
bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15
bab 15 berkunjung kerumah mertua
16
bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17
bab 17 menasehati Danar
18
bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19
bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20
bab 20 Lalita cemburu
21
bab 21 Danar bimbang
22
bab 22 Tak di anggap
23
bab 23 melihat Gendis di mall
24
bab 24 rasa Gendis
25
bab 25 si paling salah dan jahat
26
bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27
bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28
bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29
bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30
bab 30 Lalita ke kantor Danar
31
bab 31 Lalita cemburu
32
bab 32 Ibu Danar curiga
33
bab 33 Danar menyesal
34
bab 34 Danar sakit dan manja
35
bab 35 trauma Danar
36
bab 36 terungkap
37
bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38
bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39
bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40
bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41
bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42
bab 42 dua sisi sifat Danar
43
bab 43 pulang
44
bab 44 murkanya ibu Danar
45
bab 45 Danar tidak berubah
46
bab 46 Rencana jahat Danar
47
bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48
bab 48 Danar mencari cari masalah
49
bab 49 Danar mengantar Gendis
50
bab 50 Danar menyusul Gendis
51
bab 51 program kehamilan
52
bab 52 ke dokter obgyn
53
bab 53 Gendis cemburu
54
bab 54 memberitahu orang tua Danar
55
bab 55 belajar mesra
56
bab 56 ciumam pertama Gendis
57
bab 57 malam pertama yang gagal
58
bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59
bab 59 ketakutan Gendis
60
bab 60 diajak nonton konser
61
bab 61 bersitegang
62
bab 62 hanya peran
63
bab 63 cemburu tanpa alasan
64
bab 64 sikap yang labil
65
bab 65 hari terakhir bulan madu
66
bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67
bab 67 berbincang seru
68
bab 68 mengantar oleh oleh
69
bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70
bab 70 Gendis hamil
71
bab 71 cek kedokter
72
bab 72 gangguan Lalita
73
bab 73 apakah rasa itu ada
74
bab 74 foto Danar dan Lalita
75
bab 75 penjelasan Danar
76
bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77
bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78
bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79
bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80
bab 80 saling percaya
81
bab 81 mengikut permainan
82
bab 82 ancaman Lalita
83
bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84
bab 84 bilang cinta saja susah
85
bab 85 pesan dari Cakra
86
bab 86 merayu Gendis
87
bab 87 tunggu aku
88
bab 88 Gendis menangis
89
bab 89 tetap menunggu
90
bab 90 Danar pulang
91
bab 91 aku itu rindu
92
bab 92 kegelisahan Gendis
93
bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94
bab 94 rencana yang gagal
95
bab 95 Cinta Sederhana
96
bab 96 Cakra mendatangi Gendis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!