Aku Dijodohkan Dan Diselingkuhi
" Pokoknya kamu harus nurut apa kata Ayah dan Ibu" bentak ibu Endang pada Gendis anak gadisnya yang sedang menolak perintahnya untuk dijodohkan dengan atasan Ayahnya.
"Ibu,,aku gak kenal dengan dia" keluh Gendis dengan raut wajah sedih.
"Memang gak kenal,namanya juga di jodohkan. Tapi nanti kan kamu kenal juga dengan beliau" jelas ibu berpendapat.
"Kenapa Ibu tega sama aku?,apa Ibu punya hutang dan akhirnya menjaminkan aku?" tanya Gendis menyelidik.
"Sembarangan kamu kalau ngomong" hardik Ibu Endang kesal.
Gendis menatap ibunya dengan tatapan kekesalan. Tapi dia gak mampu untuk melawan.
"Danar itu bercerita sama Ayah,beliau ingin mencari istri karena orang tuanya mendesaknya untuk cepat- cepat menikah,dan Ayah bilang pada Danar kalau punya anak gadis yang cantik ehh tanpa berpikir panjang Danar langsung setuju" jelas Ibu panjang.
"Kenapa sih Ayah gak diskusi dulu sama aku? Gak bertanya dulu apa aku setuju atau enggak" keluh Gendis lagi.
"Ya jelas kamu gak setuju,makanya kami gak perlu diskusi sama kamu" jawab ibu enteng sekali.
"Itu namanya egois Bu,gak memikirkan perasaan anaknya" protes Gendis sambil berlalu meninggalkan ibunya dan masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu dengan keras. Gendis hempaskan tubuhnya keatas kasurnya,air matanya sudah keluar tanpa bisa dibendung lagi. Hatinya kecewa sekali kepada kedua orang tuanya,sungguh tega dan egois sekali mereka.
"Aku pikir hanya ada di sinetron kisah perjodohan ini,tapi ternyata aku harus mengalami" batin Gendis sedih.
"Laki -laki seperti apa yang akan dijodohkan denganku? baik kah dia,mengerti agama gak ?
"Aku jadi benci dengan hidupku sekarang,begini ya nasib beban keluarga,harus menerima perlakuan seperti ini" hati Gendis masih berdebat.
Gendis terbangun saat sudah senja,dia segera saja mandi,berwudhu dan sholat
Mengambil handuk yang dia sampir kan dibelakang pintu kamarnya,kemudian bergegas membuka pintu kamar dan berjalan kearah kamar mandi yang ada diruangan dekat dapur. Beberapa menit Gendis selesai mandi dan juga berwudhu. Sampai dikamar adzan maghrib terdengar. Gendis bersiap siap,memakai mukena dan mempersiapkan sajadah diatas lantai.
Saat adzan usai Gendis segera melaksanakan sholat dengan khusyu.
Gendis menengadahkan kedua tangannya keatas dan berdoa,memohon ketenangan dan kesabaran atas ujian yang sedang dia jalani saat ini. Selesai sholat dia merapikan kembali mukena dan sajadahnya,dan kembali berbaring diatas kasur. Dia malas untuk keluar kamar.
Tetapi terdengar ketukan pintu dari luar. Gendis beranjak dari tidurnya dengan malas,kemudian melangkah kearah pintu dan membukanya,. Tampak ibunya sudah berdiri tepat diambang pintu.
"Ayo keluar,Ayah mau bicara sama kamu" kata Ibu memberitahu Gendis.
"Pasti soal yang siang tadi ibu bahas kan?" tanya Gendis.
"Ya apalagi? Cepat keluar,ditunggu di ruang makan sekalian kita makan malam" jelas ibu lagi dengan sedikit gak sabar,kemudian pergi meninggalkan Gendis. Gendis keluar kamar mengikuti ibunya yang sudah berjalan dengan langkah cepat menuju keruang makan. Disana sudah ada Ayahnya yang menunggu. Mereka duduk bertiga dimeja berbentuk persegi yang tidak begitu panjang. Gendis dan Ibu berhadapan,sedang Ayah berada diposisi diantara mereka berdua.
"Selamat malam anak Ayah yang cantik" sapa Ayah dengan sedikit candaan.
"Sapaan yang ada maunya" celetuk Gendis.
Tampak ibu menajamkan matanya pada Gendis karena gak suka mendengar kalimat Gendis tadi. Gendis tersenyum kecut mendapat tatapan seperti itu,tatapan tajam penuh makna alias tatapan khas Ibu kepada anaknya yang suka membantah.
"Kok ada maunya? Memangnya Ayah mau apa dari Gendis?" tanya Ayah kemudian sambil mulai menikmati makan malamnya,begitu juga Ibu dan Gendis.
"Ya Ayah bilang aja langsung,tadi Ibu bilang katanya Ayah mau bicara sama aku"
"ohhh,,,hehehehe yaa,Ayah mau menyampaikan hal penting sama Gendis,Gendis dengerin Ayah" jelas Ayah kemudian dan dengan hati-hati sekali.
"Ya,,,aku dengarkan Yah" jawab Gendis sambil menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutnya.
"Gendis,,Ayah itu mau kenalin kamu dengan atasan Ayah"
"Mau dijodohkan intinya" potong Gendis.
"Gendissss " bentak Ibu marah.
"Kamu kalau ada orang tua bicara itu didengarkan dulu sampai selesai,jangan dipotong seperti itu,seperti gak diajari Tara Krama aja kamu itu" omel Ibu lebih panjang.
"Maafff,,," ucap Gendis pelan.
"Hemm,,,pasti kamu sudah mendengar hal itu dari Ibu kan?,yaa benar nak,Ayah mau menjodohkan kamu dengan atasan Ayah,namanya Danar" lanjut Ayah..
"Danar cerita sama ayah kalau dia sedang mencari calon istri,orang tuanya sudah mendesaknya untuk menikah. Ya Ayah iseng aja cerita soal kamu,ternyata dia tertarik"
"Makanya gak usah iseng cerita soal aku Yah,kenapa Ayah gak carikan aja perempuan lain,kenapa harus aku?" tanya Gendis mulai emosi.
"Ayah juga gak bermaksud seperti itu nak,spontan aja Ayah cerita kalau Ayah punya anak gadis,dan Danar tertarik,beliau bilang sama Ayah,kalau kamu saja yang dia lamar"
"Ayah sempat menolak,tapi Danar berjanji pada Ayah akan menjaga kamu baik baik" jelas Ayah lagi.
Gendis menundukkan kepalanya,dan selera makannya pun jadi hilang.
"Nak,,Ayah hanya ingin yang terbaik buatmu,apalagi kalau memang ada laki laki yang siap dan berjanji akan menjaga kamu,Ayah jadi tenang" jelas Ayah mencoba meyakinkan Gendis.
"Apa Ayah merasa aku hanya beban aja makanya Ayah segera ingin menikahkan aku?" Gendis memberanikan diri bertanya seperti itu.
"Jangan bicara seperti itu nak,hati ayah kecewa dengar kata kata itu. Anak itu bukanlah beban bagi orang tuanya,kamu mau bersama kami sampai kapanpun,kami bahagia nak. Hanya saja mungkin jodoh kamu sudah datang,dan harus melalui cara seperti ini. Jadi jangan pernah beranggapan kami sengaja menjodohkan mu dan menikahkan mu karena kamu kami anggap beban" jelas Ayah dengan wajah sedih.
"Maaf Ayah" ucap Gendis menyesal.
Ayah tersenyum dan menggenggam tangan kanan Gendis.
"Kamu anak kami satu satunya,dan orang tua pasti selalu mengupayakan yang terbaik buat anaknya,Ayah juga gak ingin salah pilih menentukan jodohmu"
"Iya Yah,,,Gendis akan mendengarkan Ayah,dan menuruti permintaan Ayah"jawab Gendis kemudian sambil memaksakan sedikit senyum pada Ayahnya.
"Trimakasih nak,kamu memang anak Ayah yang baik dan manis,yang gak pernah mengecewakan orang tuanya" Ayah memuji Gendis. Dan Gendis lagi- lagi hanya tersenyum meski terpaksa.
"Kalau kamu melanjutkan kuliah kemarin mungkin Ayah sama sekali gak berminat untuk menjodohkan kamu"
Gendis menundukkan kepala,dan terbersit rasa penyesalan dihatinya,andai saja dia kuliah pasti dia akan terhindar dari drama perjodohan ini.
"Oh ya kapan rencananya Danar melamar Gendis Yah?" tanya Ibu kemudian setelah mereka lama terdiam.
"Semua tergantung Gendis,apakah sudah siap?,karena Danar hanya menunggu keputusan Gendis" jelas Ayah.
"Nah,,gimana Gendis?" tanya Ibu pada Gendis.
"Ehh,,,terserah saja" jawab Gendis pasrah.
"Baiklah,besok Ayah bicarakan dengan Danar di kantor", jelas Ayah kemudian.
"Makanku sudah selesai,aku masuk duluan kekamar" pamit Gendis sambil berdiri dari duduknya dan melangkah kembali masuk kedalam kamarnya. Lagi Gendis menghempaskan tubuhnya keatas kasur dan air matanya kembali keluar,tapi dia menahan isakannya karena takut Terdengar sampai keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nov Tomic
mangat kak
2023-10-02
1
Neldes Novber
Semangat thor.. saling suport thor💪
2023-10-01
1
Ais Twin
aku mampir kak🤗 semangat berkarya 💪🤗
2023-09-30
2