Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo, generasi ketiga klan Pratomo, adalah seorang guru bimbingan konseling sebuah SMK di kota Solo. Guru nyentrik yang hobi naik motor besar terutama Kawasaki Ninja nya, guru yang dikenal bar-bar oleh para murid-muridnya, bertemu dengan...
Kim Jaehyun, seorang CEO perusahaan tekstil yang berada di Sukoharjo dan Sragen, pria yang paling tidak suka wanita kasar, tomboy dan tukang berantem.
Keduanya bertemu dalam situasi yang konyol tapi berkesan. Bagaimana absurdnya hubungan dua anak manusia yang berbeda karakter dan bagaimana reaksi keluarga besar Savitri?
Kisah generasi ketiga klan Pratomo
Isi hanyalah halunya author
Jangan plagiat karena jiwa gesrek kita berbeda.
Follow my IG @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Savitri Kompor
SMKN 11 Surakarta
Savitri dan Anita tiba di ruang kerja mereka yang sudah ada Dina dan Titi disana. Dua sahabat itu pun menuju meja kerja masing-masing.
"Savitri, kamu tadi diantar siapa?" tanya Titi.
"Lho Bu Titi kok bisa tanya begitu?"
"Ya iyalah. Wong aku dianter suamiku naik motor dan lihat kamu sama cowok ganteng pakai acara dicium pulak pipinya sama kamu. Kan mana lihat kiri kanan depan belakang samping kalau lagi berdua gitu" kekeh Titi.
"Owalaahhh... Diantar sama sugar Daddy aku..." jawab Savitri cuek.
"HAAAAAHHH?" seru Dina dan Titi kompak. "Yang betul Sav!" hardik Dina.
Savitri dan Anita tertawa terbahak-bahak.
"Dulurku Kuwi Bu Dina. Don't worry!" gelak Savitri.
"Tenane ( yang benar )?" tanya Dina.
"Tenan Bu. Aku kan masih ada keturunan Londo Dingdong jadi dulurku akeh sing bulelebo" kekeh Savitri.
"Owalaahhh. Tapi Kowe jowo ora Cetho ding Yaaa ( kamu Jawa tidak jelas )" gelak Anita.
"Tergantung suasana hati" balas Savitri.
"Bu Savitri..." panggil pak Yahya.
"Njih pak? Wonten nopo?"
"Dicari sama istrinya pak Herman."
Savitri melongo. Lha rak tenan tho. Modyar Kowe Sav. Nganggo rok sisan, ora iso hajar Wong tho yaaaa. ( bener kaaaann. Mati lu Sav. Pakai rok pulak, nggak bisa hajar orang dong ).
"Dimana pak Yahya?" tanya Savitri.
"Ruangan pak Agus."
Dobel modyar Kowe Sav!
***
Ruang kerja Kepala Sekolah
"Monggo Bu Savitri, silahkan masuk" ucap Pak Agus ke Savitri yang baru saja mengetuk pintu ruang kerja kepala sekolahnya.
"Pagi pak Agus. Wonten nopo njih?" tanya Savitri sopan sambil menutup pintu ruang kerja Agus.
"Pinarak rumiyin Bu ( duduk dulu Bu )."
Savitri lalu duduk bersebelahan dengan seorang wanita manis yang dikenalinya sebagai istri Herman saat dirinya menjadi detektif patikelir.
"Perkenalkan ini Bu Ita Listiyo Satria, istrinya pak Herman. Bu Herman, ini Bu Savitri Putri, guru bimbingan konseling SMKN 11 Surakarta."
Savitri mengulurkan tangannya namun Ita tidak menggubrisnya.
Okeeee. Let the game begin.
"Oh njih pak. Saya Savitri, bu Herman" sapa Savitri ramah.
"Jadi kamu yang membuat suami saya dipanggil polisi dan dipecat?" bentak Ita.
"Maaf Bu Herman, tapi suami ibu sendiri yang cari masalah!" ucap Savitri dingin.
"Tapi kamu yang melaporkan ke polisi!"
"Karena suami ibu mau menggampar saya! Apa pantas?" balas Savitri.
"Karena kamu memang pantas!"
Savitri tertawa sinis. "Ohya? Saya pantas? Apa ibu lupa kalau ibu memaki-maki Nina di depan orang banyak hingga dia bunuh diri? Saya bisa lho menuduh ibu sebagai pembunuh! Dua nyawa pula!"
"Baguslah kalau lon*te itu mati!"
"Saya heran ya Bu. Disini yang salah itu pak Herman, kenapa ibu tidak bunuh dia saja?" sindir Savitri. "Dia yang gatel! Dia yang tidak bisa menahan manuknya! Kenapa malah ibu menyerang Nina. Apa ibu pernah berpikir bahwa Nina juga korban rayuan Herman sama dengan ibu hingga harus MBA?"
Pak Agus melongo. Dari mana Savitri tahu kalau Herman MBA?
"Kamu..."
"Saya juga tahu anda adalah asisten manager di AJ Corp. Asal ibu tahu, saya adalah keponakan pak Rudy Akandra dan jika ibu hendak menyerang saya, ibu salah! Karena posisi disini yang salah adalah Pak Herman! Dia yang seharusnya ibu hajar! Dia yang harusnya ibu maki-maki." Savitri menatap Ita tajam. "Bu Ita, anda kan mampu mandiri, anda bekerja jadi buat apa anda tergantung dengan pria yang tidak bisa menjaga martabatnya?"
"Jadi kamu menyuruh saya berpisah dengan suami saya?" Iya mendelik ke Savitri.
"Jika ibu tabah menghadapi pak Herman. Coba bayangkan, karena ulah pak Herman, ibu sudah membuat Nina dan anaknya tidak ada. Itu sudah masuk pembunuhan tidak berencana. Darimana saya tahu? Karena saya yang ada disisi Nina saat dibawa ke PKU Muhammadiyah hari Minggu kemarin!"
Mata Ita melotot sempurna.
"Ibu sekarang adalah pencari uang untuk keluarga, bukan tidak mungkin pak Herman tidak memanfaatkan ibu. Apalagi dia sudah tidak bekerja. Seorang pria, yang benar ya Bu, sudah pasti akan merasa malu melihat istrinya bekerja banting tulang mencari uang demi dapur mengebul. Tapi saya tidak melihat itu di pak Herman. Ibu kan istrinya pasti tahu lah tanda-tanda suami ganjen itu gimana."
"Kamu itu pandai sekali berbicara! Ngaku-ngaku sebagai keponakan tuan Rudy Akandra pula! Semua orang pun bisa mengaku keponakannya siapa!"
Savitri tersenyum lalu mengambil ponselnya. "Yakin tidak percaya?"
"Paling mung ngaku-ngaku" cebik Ita Listiyo.
Savitri langsung mendial nomor Rudy Akandra, ayah angkat Joshua Akandra.
"Assalamualaikum Savitri, keponakan Oom yang bikin gegeran kemarin depan sekolah" sapa Rudy Akandra yang ditelpon melalu panggilan video.
Rudy Akandra bokapnya Joshua dan Sabrina
Ita Listiyo melongo melihat wajah bossnya tampak sumringah ditelpon Savitri.
"Wa'alaikum salam. Lha, Oom pun tahu?" keluh Savitri mendrama.
"Tahu lah! Viral tahu! Apalagi mamanya Jaehyun tertawa melihat kamu seenaknya marahin anaknya."
Savitri memegang pelipisnya. "Mati aku!"
Rudy tertawa. "Ohya Minggu depan Joshua dan Miki akan ke solo sebelum acaranya Eiji. Jadi kalian bisa berangkat bareng ya. Bawa Abian sekalian."
"Yes! Bang Joshua mau datang!" seru Savitri senang.
"Oke. Selamat bekerja Bu Guru." Rudy Akandra menutup panggilannya Savitri.
"Bagaimana Bu Ita? Percaya?" cengir Savitri.
"Anda...siapa?" Wajah Ita tampak pucat pasi karena yang dia maki-maki ternyata benar keponakannya Rudy Akandra.
"Savitri Putri Pratomo, putri Reza dan Andira Pratomo, sepupunya Miki Al Jordan istri Joshua Akandra. Pasti anda tahu kan siapa Miki Al Jordan? Putri Hiroshi Al Jordan dan Shanum Pratomo."
Ita Listiyo semakin panik.
"Tenang Bu Ita. Saya tidak akan menggigit anda. Tapi saya ingin membuka mata anda. Seorang pria, jika pernah selingkuh, bukan tidak mungkin akan melakukannya lagi dan lagi dan lagi. Apalagi jika istri di rumah sangat sangat penyabar dan permisif. Apa ya anda betah? Kasarannya, posisi disini anda yang cari uang, anda yang menjadi tulang punggung keluarga. Saya hanya tidak ingin kaum saya diperlakukan seenaknya. Apa anda tidak memikirkan bagaimana perasaan anda sendiri? Ingat, otak anda itu ada keterbatasannya. Anda harus berbagi antara pekerjaan, anak dan kecemasan atas perilaku suami anda. Saya yakin tidak akan mampu anda menghandle semuanya."
"Tapi Bu Savitri, di agama kita kan harus mematuhi perintah suami..." bisik Ita yang suaranya lebih lunak.
"Suami yang gimana dulu? Suami yang akhlak nya baik atau suami yang dzolim? Harus dipilah Bu!" balas Savitri judes. "Kalau saya jadi ibu, saya pegat tuh laki kurang ajar. Cinta ya cinta Bu, tapi cinta itu juga harus rasional. Kita itu subyek bukan obyek dan bukan bondone suami. Kita memiliki pola pikir sendiri, individu bukan obyek yang bisa seenaknya diperlakukan!" ucap Savitri berapi - api.
Ita menunduk.
"Jika ibu mau ikut dengan saya besok Selasa, ibu akan tahu alasan saya mengompori ibu seperti ini."
Ita dan pak Agus melongo.
"Bu Savitri, anda menemukan apalagi?" tanya Pak Agus dengan wajah memelas.
Savitri hanya nyengir rahasia.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote gift and comment
Tararengkyu ❤️🙂❤️