Seorang gadis bernama Anantari yang bercita-cita dirinya menjadi seorang ratu istana kerajaan. Perjuangan menjadi ratu kerajaan tidaklah mudah. Ketika ia ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang ratu—terlalu banyak sekali hal yang harus ia hadapi, halangan-demi halangan terus menghampiri.
Namun ia adalah seorang gadis yang hebat. Dan tidak pernah menyerah akan mimpinya. Itu semua ia jadikan petualangan, sebuah petulangan yang panjang yang penuh lika-liku, dan Anantari selalu menjalani petualangannya menjadi seorang ratu dengan sangat riang gembira. Walaupun tidak mudah Anantari mencoba tidak menyerah, sampai mimpi menjadi seorang ratu terwujud.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikhlas M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Di halaman istana kerajaan Arcania. Di bawah pohon rindang terlihat Wira dan Genta sedang berlatih bersama. Wira hendak mengajari Genta cara menggunakan teknik pernapasan angin.
Genta begitu serius dengan latihannya. Dan Wira mengajarkan dasar-dasar dari teknik tersebut. Terlihat Genta begitu cepat menyerap ilmu-ilmu yang di ajarkan Wira padanya. Dan Genta hendak menggabungkan teknik pernapasan angin dengan kekuatannya (pengendalian tanah).
Genta mengucapkan mantra untuk memanggil angin.
“Angin lalu angin puyuh, aku berseru padamu! Dari timur kau datang dari barat kau berhembus. Berikan aku seluruh kuasamu untuk (tujuan) datanglah kini, pergilah nanti!” Lalu setelah itu Genta menghentakan kakinya sebanyak tiga kali. “Buk, buk... Buk!”
“Wushhh!” Terlihat tanah-tanah itu menggumpal ke atas membentuk sebuah bola besar. Dan bola itu di selimuti oleh kekuatan angin. Itu adalah elemen baru yang di ciptakan oleh Genta.
“Hebat Genta! Kamu bisa menggabungkan elemen angin dan elemen tanah. Itu seperti mustahil, namun kamu bis a melakukannya!” Seru Wira penuh takjub.
Namun Wira hendak memberi Genta perintah "Hentikan Genta jangan melakukannya kekuatan itu sepertinya sangat kuat. Jangan melakukannya di sini!" SeruWira.
Karena Wira berpikir jika dia melesatkan kekuatannya di halaman istana kerajaan. Itu akan meluluh lantahkan semuanya yang ada di hadapan mereka. Itu akan menimbulkan masalah baru.
“Bukkk!” Terlihat tanah itu terjatuh karena Genta hendak membatalkan seruannya.
Setelah itu Genta menunduk di hadapan Wira. “Terimakasih guru! Aku sangat terkesan padamu. Maukah kau menjadi temanku, sekaligus menjadi guru untukku?” Tanya Genta sambil membungkukkan badannya kepada Wira. Dia memberikan penghormatannya sebagai murid Wira.
Wira mengangguk. Dia sangat begitu malu, karena dia tidak pernah mempunyai murid sebelumnya. Wira meminta Genta hendak menjadi temannya saja. Karena baginya menjalin pertemanan dengan orang lain adalah suatu hal yang penting.
...----------------...
Di pagi hari di istana Arcania. “Wushhh!” Terlihat meriam-meriam besar melesat ke arah dinding-dinding gerbang istana.
“Boom!” Seketika gerbang istana Arcania hampir hancur terhantam oleh bola-bola meriam. Itu adalah serangan dari kerajaan Aetherlyn (sebuah kerajaan besar dari wilayah eropa utara) yang kebanyakan para bangsawan dan para prajuritnya di bawah kekuasaan Penguasa Kegelapan.
Di hari itu kerajaan Aetherlyn akan menginvasi kerajaan Arcania. Mereka akan memperluas wilayah kerajaannya untuk bisa menguasai kerajaan Arcania.
Terdengar para prajurit kerajaan berteriak histeris. Mereka begitu ketakutan akan serangan tersebut.
“KERAJAAN TELAH DI SERANG! BERI TAHU RAJA! KERAJAAN KITA DI SERANG!” Seru para prajurit berlarian.
Di barak militer kerajaan terlihat Anantari berseru membangunkan teman-temannya. Mereka berseru panik. Begitu pun para prajurit yang berlarian mengambil pusaka-pusaka di gudang pusaka (tempat penyimpanan persenjataan). Lalu mereka segera bergegas ke halaman depan istana untuk membuat sebuah benteng pertahanan.
“TUTUP GERBANG MASUK KE ISTANA! SIAPKAN PUSAKA KERAJAAN! KITA BUAT BENTENG PERTAHANAN!” Seru sang raja memberi perintah kepada para bangsawan dan para prajurit.
“AYO CEPAT BERGEGAS. MUSUH SEMAKIN DEKAT!” Seru Anantari kepada para prajurit.
Terlihat raja, Anantari dan teman-temannya mereka mulai menghadang musuh di atas gerbang masuk istana Arcania. Mereka hanya berjarak beberapa meter dengan sang musuh.
Terlihat musuh-musuhnya menengadah ke atas gerbang. Terlihat sang raja Arcania berdiri di sana bersama Anantari dan Esa. Dan musuh-musuh itu hendak berunding dengan sang Raja.
Para bangsawan dari eropa itu meminta agar wilayah kerajaan Arcania tunduk dan menyerahkan wilayah kerajaannya kepada kerajaan Aetherlyn. Karena Raja Aetherlyn melihat banyak sekali sumber daya alam di kerajaan Arcania yang bisa di kelola.
Karena jika kerajaan Aetherlyn berhasil menguasai wilayah kerajaan Arcania. Maka kerajaan Aetherlyn akan bisa sesuka hati menggunakan sumber daya alam tersebut. Itulah alasan mengapa kerajaan Aetherlyn menginvasi tanah Arcania.
“Bagaimana raja bodoh, apakah kamu akan memberikan seluruh kekuasaan kerajaan Arcania kepada kami. Atau kami akan meluluh lantahkan istana kalian!” Gertakan sang musuh.
Terlihat sang raja begitu geram. Lalu dia turun dari atas dinding gerbang istana. Mulai memberi perintah kepada para prajurit.
“KITA AKAN SEGERA MELAKUKAN PERANG BESAR-BESARAN. MUSUH-MUSUH TERLIHAT BEGITU BANYAK, RIBUAN JUMLAHNYA. MEREKA AKAN MENGINVASI TANAH KERAJAAN INI! AKU TIDAK SUDI JIKA ITU TERJADI. AKU TAKKAN MENYERAHKAN KERAJAAN INI. SUMPAHKU KEPADA TANAH ARCANIA KAN KU BELA SAMPAI NAPAS KU BERHENTI!”
Raja Arcania mulai muak terhadap para bangsawan dari kerajaan Aetherlyn. Terlihat raja memberi perintah.
“SIAPKAN SELURUH PUSAKA KERAJAAN! PARA BANGSAWAN TOLONG PIMPIN SELURUH PASUKAN! BERJANJILAH UNTUK TIDAK MUNDUR! KARENA SEKARANG NASIB KERAJAAN ARCANIA BERADA DI TANGAN KALIAN. HIDUP ARCANIA!” Seru Sang Raja.
"HIDUPPP!" Seru para prajurit yang langsung bergegas mengambil pusaka dan mempersiapkannya untuk berperang melawan sang musuh.
“DASAR RAJA KERAS KEPALA! PADAHAL AKU HANYA MENYURUHNYA UNTUK MENYERAHKAN TAHTANYA BUKAN MEMBUNUHNYA. BAIKLAH, PARA PRAJURIT. SERANGGGG! JANGAN BERIKAN AMPUN! HANCURKAN KERAJAAN ARCANI! KITA HARUS BERIKAN MEREKA PELAJARAN!”
“BAIK TUAN!” Seru prajurit musuh yang mulai melancarkan meriamnya menuju arah Istana Arcania.
“TEMBAKK!”
“Wushhh, wushhh, wushh!” Terlihat begitu banyak meriam-meriam itu dan dengan cepat melesat ke arah dinding istana Arcania.
“Boom!” Sebuah ledakan besar. Suara gemuruh tembok istana yang runtuh bergerak jatuh ke bawah karena di hantam banyak meriam. Lalu terlihat Anantari dan Esa terbang ke arah musuh. Mereka maju ke barisan paling depan berhadapan langsung dengan musuh.
“Wushhhhh!”
“Wahai dewa-dewi kehidupan berikanlah aku seluruh kekuatanmu untuk bertarung!” Seru Anantari memanggil.
“Darrrrr!” Petir menggertak.
“Musnahkan!”
“Wushhhh!” Seketika gumpalan air menjadi busur -busur panah. Jumlahnya ratusan. Dengan cepat Anantari melesatkan busur-busur panah itu.
“Musnahkan!”
“SREK, SREK, SREKK!” Terlihat para prajurit musuh itu tertusuk oleh busur-busur panah Anantari.
“Arggggh!” Beberapa prajurit yang tertusuk berteriak kesakitan.
“Musuh-musuh ini begitu banyak. Bagaimana kita melawannya Anantari?” Tanya Esa.
“Gunakan seluruh kekuatanmu Esa. Nasib kerajaan ada di tangan kita sekarang. Jangan mundur, walaupun harus mati sekalian!” Anantari memberi perintah.
Esa mengangguk mantap. “Nyala api, bangkitlah. Aku memanggilmu!”
“BLARR!” Seketika tubuh Esa di selimuti oleh bara api.
Musuh-musuh terperanjat ketika melihat Esa yang terbang juga bisa menjelma menjadi manusia api.
“Blarrr, blarrr, blarrr!” Esa mulai melemparkan bola-bola apinya kepada musuh.
Terlihat musuh-musuh terbakar hampir sebagian. Mereka berteriak histeris. “PANAS! PANAS! PANAS!”
Sang bangsawan pemimpin musuh dia mulai maju ke barisan paling depan. Dia hendak ingin bergelut dengan Esa. Mereka saling menatap tajam.
"Hei anak muda kamu adalah lawanku!" Seru bangsawan itu.
Terlihat Esa menyeringai dan melancarkan serangannya kepada bangsawan itu.
Lalu di belakang. Wira, Wiraguna, Genta dan para prajurit Arcania membuka gerbang istana. Mereka berlarian membawa pusaka-pusaka kerajaan. Wiraguna hendak melesatkan haltere nya ke arah musuh. Dengan cepat haltere itu meluluh lantahkan barisan terdepan musuh.
“SAMPAI JUMPA DI NERAKA PARA PRAJURIT BODOH!” Seru Wiraguna berteriak sambil melesatkan halterenya. Kemudian di susul Genta “Angin lalu, angin puyuh, aku berseru padamu! Dari timur kau datang, dari barat kau berhembus. Berikan ku sedikit kuasamu, untuk (tujuan). Datanglah kini, pergilah nanti” Lalu dia menghentakan kakinya sebanyak tiga kali.
“Bukk, buk... bukk!” Seketika gumpalan tanah menjadi bola besar berselimut elemen angin mengumpal terbang di atas siap melesat.
“Hancurkann!” Seru Genta.
“Wushhhh!” Seketika bola besar itu melesat ke arah musuh. Musuh-musuh terhempas terlempar. Hampir sepertiga dari musuh-musuh itu tumbang oleh kekuatan Genta. Wira menyeringai. “Bagus! Kali ini dia lebih kuat dari sebelumnya.” Batin Wira.
Lalu terlihat di belakang barisan musuh seorang jendral dengan mantel nya. Menunggangi kudanya. Dia sepertinya pemimpin pasukan sekaligus bangsawan dari kerajaan Aetherlyn.
Lalu dengan lantang sang jendral mengucapkan sebuah mantra sihir.
“Sang penguasa langit, dengarkan seruanku. Tetesan langitku turunkan dengan kekuatan kilatmu!”
“Darrr!” Kilat menyambar. Langit-langit mulai kelabu. Sepertinya orang itu bukanlah orang biasa.