Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk alam ghaib
Saras dan Airin berjalan memasuki rumah dengan perasaan tak karuan. Antara takut dan penasaran, kenapa ada ular besar di atap rumah. Namun mereka tak banyak bersuara karena yakin hanya mereka berdua yang melihatnya.
Saat pertama memasuki rumah suasana terasa dingin dan lembab padahal udara masuk lewat ventilasi dengan lancar.
"Kalian langsung saja ke belakang ya ! Aku mau minta bibi dulu siapin makanan dan minuman buat kita " Ucap Dimas
"Ok !" Sahut Audi mengangkat jempol nya. Ia sudah beberapa kali datang ke rumah Dimas, sedikitnya ia sudah tahu seluk-beluk rumah itu.
"Yuk, ikuti aku !" Ucap Audi memimpin langkah mereka.
"Kamu sudah sering datang ke sini ?" Tanya Saras
"Disebut sering enggak juga sih, kenapa memang nya ?" tanya Audi balik
"Gak kenapa-kenapa kok, cuman nanya " Jawab Saras. Gadis itu memperhatikan sekitar nya, sesekali dia melirik pada Airin.
"Wah,... rumah nya bagus ya, adem ...." Celetuk Claudia
Airin menoleh sekilas," Adem gimana , pengap begini "Batin nya
"Nah, itu dia gazebo nya ! Yuk ke sana ! " Seru Audi menunjuk
"Wah, di sini makin adem ! Sepertinya tidur siang di sini bakalan nyenyak" Ucap Claudia nampak begitu menikmati udara sejuk di sana.
"Dimas mana ya, kok lama banget ?" tanya Airin entah pada siapa
Audi mengangkat bahu nya, gadis itu segera membuka tas sekolah dan mulai mengeluarkan buku nya. Evan yang sedari tadi berdiri nampak memperhatikan sesuatu menoleh saat Audi memanggil nya.
"Evan ! Aku lihat buku catatan kamu dong, aku belum selesai mencatat yang terakhir tadi ! " Pinta nya
Evan sempat melirik kearah pintu yang tertutup lalu duduk di samping Audi mengambil buku catatan di dalam tas nya.
"Nih, bukunya !" Ucap Evan seraya memberikan buku catatannya.
"Makasih " Audi segera menyalin tulisan dari buku Evan pada buku catatan nya.
Saras dan Airin pun segera bergabung, namun Tio mendahului tempat yang hendak diduduki Saras, yaitu di dekat Evan.
Saras tak ambil pusing, ia pun segera duduk di dekat Tio.
"Kak Tio ...!" Panggil Audi
"Ya ?" Tio menatap Audi
"Berhubung kak Tio di sini , bantu kita kerjain tugas-tugas nya ya ! Kakak kan senior jadi sudah pengalaman dengan soal beginian, boleh ya kak minta bantuan nya ! " Ucap Audi sambil tersenyum manis
"Tenang ,tanpa kamu minta juga aku pasti bantu kok. Iya kan Saras ..." Ucapnya menoleh pada Saras
Saras hanya tersenyum saja,sementara Airin memutar bola mata nya. Sementara Claudia malah sibuk dengan ponselnya,sesekali dia juga melakukan foto selfy dengan berbagai ekspresi. Tak ada yang mengganggunya,hingga kemudian gadis itu tak sengaja melihat ke arah Tio yang nampak serius memperhatikan soal-soal di buku pelajaran.
Tanpa menyalakan lampu blitz dan menonaktifkan suara kameranya, Claudia memfoto Tio.
"Kak Tio emang ganteng, seandainya aku bisa dekat dengan nya " Batin nya dengan bibir tersenyum
Airin melihat Claudia yang senyum-senyum segera menegurnya," Cie...ada yang senyumin hp,lagi liatin apa sih ? Dari tadi sibuk sendiri saja " Tanya Airin menggoda nya
"Mau tahu saja !" Ucap Claudia lalu segera menyimpan ponsel nya.
"Pelit banget" Gumam Airin sambil mencebik
Ia kemudian ikut memecahkan soal-soal di buku pelajaran bersama yang lainnya. Evan pun tak ingin ketinggalan,ia bersama Tio nampak kompak dalam memecahkan soal yang sulit. Hingga beberapa saat kemudian Saras merasa ada sesuatu yang memperhatikan ke arah nya.
Saras memindai sekeliling namun tak ada sesuatu yang nampak mencurigakan. Hingga tak sengaja matanya bertemu pandang dengan Dimas yang menatap nya tajam dari dalam rumah. Saras tersentak,Airin di samping nya dapat merasakan ada yang tak beres dengan teman nya.
"Kenapa ?" Bisik nya
"Seperti nya ada sesuatu di rumah ini. Tadi aku melihat Dimas menatap ku dari sana ,dan aku yakin itu bukan lah Dimas " Jawab Saras juga berbisik
Evan yang tengah fokus menulis di buku,seketika melirik Saras tanpa menolehkan kepala.
"Maaf,aku permisi ke kamar mandi sebentar ya ! " Ucap Saras membuat semuanya menoleh ke arah nya
"Audi,kamu tahu di mana letak kamar mandinya?" Tanya Saras
"Kamar mandinya ada di sebelah ruang dapur,biasanya kamar mandi itu yang sering digunakan tamu. Kamu jalan saja lurus dari pintu nanti ada lemari,nah di samping lemari pintu kamar mandi nya. May aku antar saja ?" Tanya Audi
"Gak usah ,biar aku ditemani Airin saja" Ucap Saras cepat
"Oh ya udah" Ucap Audi sambil mengangguk
"Tapi si Dimas mana sih,udah lama banget kok gak nongol-nongol tuh anak ?" Tanya Audi kemudian
"Iya ya,...cemilan nya udah sampe ,yang punya rumah gak datang-datang " Timpal Tio
"Apa jangan-jangan dia ketiduran ?" Tebak Claudia
"Masa ketiduran sih ..." Audi merasa ucapan Claudia tak masuk akal
"Ya bisa saja kan" Ucap Claudia lagi
Evan menatap punggung Saras yang kini sudah menghilang di balik pintu. Menyadari itu,Tio disamping nya segera menyikut nya.
"Gebetan gue tuh,awas kalau macem-macem !" Bisik nya mengancam
Evan mendengus,salah satu ujung bibirnya terangkat,lalu Evan hanya menggeleng tak ingin menanggapi nya.
Claudia memperhatikan Tio dan Evan,dalam hatinya ia bertanya siapa gebetan yang dimaksud Tio.
"Masa iya Airin,mereka kan suka ribut. Apa jangan-jangan Saras ?" Batin nya
"Tapi mereka juga gak deket, Saras juga seperti nya biasa saja pada Kak Tio " lanjut nya
Sementara itu,Saras dan Airin tidak pergi ke kamar mandi melainkan mencari Dimas.
"Rumah nya besar tapi gak ada orang satu pun. Bukan nya tadi ada art ya,tapi sekarang kemana ? Kenapa sepi sekali ? Dimas juga kemana sih ?" Ucap Airin terus bertanya-tanya
Set'
Saras dan Airin menoleh saat mendengar langkah kaki berjalan di belakang mereka. Gerakan yang cepat membuat Saras dan juga Airin tak sempat melihat nya.
"Gak mungkin yang lewat tadi Dimas kan ? Kalau Dimas dia pasti udah negur kita" Tanya Airin
"Aku gak tahu " Jawab Saras namun tatapan nya tak pernah beralih dari tempat orang tadi melintas
Keduanya segera memeriksa nya,"Dimas...!' Panggil Saras
Tiba-tiba dari arah kamar terlihat seperti ekor ular yang masuk ke dalam kamar.
"Itu ular bukan sih ?" Tanya Saras
"Kita balik lagi saja yuk ! Gabung sama yang lain, perasaan ku gak enak " Ajak Airin
Saras mengangguk namun saat mereka berbalik mereka sudah tak berada di rumah Dimas.
"Apa ini ? Kita dimana ? Bukan nya tadi kita di rumah nya Dimas?" Tanya Saras
"Sarass...kita dimana ? kenapa kita bisa tiba-tiba berada di tempat ini ?" Lirih Airin menatap sekelilingnya
Mereka berada di dalam sebuah ruangan dengan furniture dan warna yang serba emas. Ruangan itu begitu luas dengan pilar-pilar tinggi dan besar sebagai penyangga.
"Sepertinya kita berada di alam lain deh. Kamu percaya alam ghaib kan ?" Ucap Saras yang segera memeluk lengan Airin.
"I...iya,aku percaya " Lirih Airin yang juga tak kalah takutnya dengan Saras
Saras dan Airin berjalan menuju pintu yang menjulang tinggi, akan tetapi sebelum mereka berhasil melewati pintu itu puluhan ular tiba-tiba muncul menghalangi.
"Hah...!"
Keduanya terkejut lalu mundur menghindari ular-ular yang mulai mendekati.
"Saras,...aku takut !" Rengek Airin
"Kamu pikir aku enggak ! Aku juga takut ! Tapi masa kuta harus diam saja ,kita harus pergi dari tempat ini !" Ujar Saras
"Bagaimana caranya ? Ular nya banyak dimana-mana?" Tanya Airin dengan suara bergetar
Tubuh keduanya bergetar ketakutan,keringat dingin sebiji jagung sudah menetes membasahi tubuh mereka.
"Astaghfirullah....! Ayo kita berdoa meminta pertolongan Allah !" Ucap Saras yang baru teringat dengan Tuhan nya
Airin mengangguk,lalu ia membuka kedua telapak tangan nya dan mulai berdoa. Tiba-tiba terdengar suara desisan keras entah dari mana asalnya. Keduanya langsung tersentak kaget ketika melihat sosok pria yang mereka kenali tiba-tiba berdiri di hadapan mereka.
"Dimas ..." Gumam keduanya
....
lanjut....