NovelToon NovelToon
Luka Yang Di Rayakan

Luka Yang Di Rayakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Romansa Fantasi / Penyesalan Suami / Percintaan Konglomerat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"Jangan lagi kau mencintaiku,cinta mu tidak pantas untuk hatiku yang rusak"

Devan,mengatakannya kepada istrinya Nadira... tepat di hari anniversary mereka yang ke tiga

bagaimana reaksi Nadira? dan alasan apa yang membuat Devan berkata seperti itu?

simak cerita lengkapnya,di sini. Sebuah novel yang menceritakan sepasang suami istri yang tadinya hangat menjadi dingin hingga tak tersentuh
Jangan lupa subscribe dan like kalo kamu suka alur ceritanya🤍
Salam hangat dari penulis💕
ig:FahZa
tikt*k:Catatan FahZa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam 'Gala Estetika'

Pantulan bayangan di cermin memperlihatkan sosok perempuan dengan gaun pink muda lembut, jatuh manis di bahu, dan detail renda halus di bagian pinggang.Ia memutar tubuh perlahan, memastikan setiap lipatannya jatuh sempurna.Seseorang pria tampan sudah siap dengan setelan jas ivory,nampak sangat serasi dengan tubuhnya yang atletis kini menatapnya dari sofa dengan senyum hangat.

“Mas,gimana? Aku sudah cantik kan pake gaun ini?" panggilnya pelan, menoleh dengan pipi sedikit bersemu.

Devan yang sejak tadi memperhatikan istrinya itu,terdiam sejenak. Tatapannya teduh, namun ada getar kagum yang tak bisa disembunyikan. Devan perlahan berdiri, menghampiri Nadira, jarak mereka kini hanya sejengkal.

“Kalau aku jawab belum,” ucap Devan pelan, membuat Nadira menatap bingung, “itu karena gaun ini masih kalah cantik dari orang yang memakainya.”

Nadira menunduk, tersenyum malu."Jadi akunya sudah cantik walaupun nggak pakai baju ini?"

"Iya,kamu satu-satunya perempuan cantik di dunia ini untukku"

"Mas juga satu-satunya pria tampan di dunia ini untukku"

Devan memeluk istrinya dari belakang,membuat Nadira sedikit meremang.Lembut ia jatuhkan kecupannya di bahu Nadira yang sedikit terbuka,kulit putih itu terasa sangat lembut dan kenyal."Kamu diam saja sudah menggodaku,apalagi ditambah ucapan manismu itu.Aku jadi ingin menempel terus sama kamu".

Nadira menoleh pelan,mengecup pipi Devan lembut."Tapi, malam ini kita harus ke Gedung galeri,jadi kali ini jangan menempel dulu"

Devan tersenyum, melihat Nadira secantik itu,membuatnya lupa sejenak pada rasa sakit di kepalanya.

"Ayo sayang,kita berangka.Ken sudah menunggu kita di bawah".

"Nggak mau,kalau nggak cium ini dulu",Nadira mengelus perutnya,tatapannya manja membuat Devan tersenyum gemas.Perlahan Devan menunduk,setengah berjongkok.Tangannya melingkar di pinggang Nadira,lalu mengecup pelan perut yang masih rata."Manjanya anak Papa".

Devan mengelusnya pelan,di perut Nadira ada kehidupan baru untuknya.

Mereka keluar kamar,menuruni tangga bergandengan.Bik Laila membawa tas yang akan Nadira pakai,Tas itu ia serahkan pada Nadira saat Nadira sudah di bawah."Terimakasih Bik," Suaranya lembut sambil menyentuh lembut bahu Bik Laila."Sama-sama Nyonya."Bik Laila menjawab sambil membungkukkan badan.

Sekertaris Ken sudah bersiap,berdiri di depan pintu.Ada sebuah Map berisi rangkaian acara pembukaan Gala Estetika',yang nanti secara resmi akan di buka oleh Devan sebagai CEO perusahaan.

Bersama,mereka menuju Gedung Galeri milik Alveron Group

***

Gedung Galeri Hall milik Alveron Group berdiri megah dengan cahaya keemasan yang membias dari lampu gantung kristal. Setiap langkah tamu yang memasuki aula disambut oleh hamparan karpet merah dan dentingan lembut piano di sudut ruangan. Aroma parfum mahal bercampur dengan wangi mawar putih yang ditata di setiap meja kristal.

Langit-langit gedung menjulang tinggi, dihiasi mural abstrak bernuansa perak dan emas.Di tengah ruangan, berdiri Presdir Tuan Alfonso, sosok berwibawa dengan setelan jas hitam berpotongan rapi, ditemani istrinya Nyonya Maria yang anggun dengan gaun satin biru tua. Keduanya berdiri di area kehormatan, menyambut para tamu penting dan seniman terkemuka.Para fotografer sibuk memotret setiap kedatangan tokoh penting malam itu.

Lampu blitz berkilat ketika Henry Callen melangkah masuk bersama asistennya, Luca. Henry tampil berkarisma dengan setelan abu-abu elegan, langkahnya tenang namun sorot matanya penuh penilaian.Seolah setiap karya di ruangan itu sedang berbicara kepadanya.

“Mr. Callen, welcome to Gala Estetika'” sambut Tuan Alfonso dengan senyum bisnis yang terukur.

Henry mengangguk sopan, membalas jabat tangan itu, sementara Luca menunduk hormat di belakangnya.

Di sekitar mereka, tamu-tamu berbisik pelan, mengagumi betapa luar biasanya malam itu.Gala seni yang bukan hanya pertunjukan lukisan, melainkan pameran prestise dan kekuasaan keluarga Alfonso

Sementara itu, lampu di pintu utama mulai bergeser. Bisik-bisik mulai terdengar. Semua mata serempak menoleh ketika Devan Alfonso muncul, menuntun tangan seorang wanita bergaun pink lembut. Nadira tampak seperti cahaya di antara kemewahan.Sederhana, tapi memikat dalam caranya sendiri.

Senyap sesaat melingkupi dada Henry saat pandangannya tertumbuk pada sosok wanita bergaun pink lembut itu.Cahaya lampu kristal menimpa rambut Nadira, membuat helaian cokelat gelapnya tampak berkilau seperti benang halus sutra. Setiap gerak langkahnya ringan, tapi meninggalkan kesan dalam.Seperti melodi lembut yang tak ingin berhenti.

Henry berdiri mematung di antara kerumunan tamu,seolah waktu berhenti di sekelilingnya.Senyumnya kaku, matanya tak beranjak.“Beautiful…” bisiknya nyaris tanpa suara. Luca di sampingnya sempat menoleh,tapi Henry tak bergeming.

"Tidak ada warna cat, tidak ada goresan kanvas pun yang bisa menandingi keindahan nyata dari pancaranmu Nadira.Kau sangat mempesona".Hatinya selalu berbicara jujur.

Devan masih menggenggam tangan Nadira, menuntunnya melangkah melewati kerumunan tamu yang berhias senyum formal.Lantunan piano masih mengalun lembut,menutupi riuh percakapan malam itu.

Tatapan mereka bertemu sepersekian detik sebelum Devan membuka suara, tenang namun tegas.“Henry Callen.” Suaranya datar tapi mengandung wibawa seorang CEO. “Gala Estetika bukan apa-apa tanpamu.”

Henry tersenyum tipis, menegakkan tubuhnya sebelum mengulurkan tangan. “Kehormatan untuk ku, Devan.”

Genggaman tangan mereka kuat, singkat, penuh arti.

Di sisi Devan, Nadira ikut menjabat tangan Henry dengan senyumnya “Hai,Henry”.

Henry menatapnya cukup lama untuk membuat napasnya tercekat, tapi cukup singkat agar tak ada yang menyadari.

"Hey, Nadira” ucapnya lembut, menguasai nada suaranya dengan sempurna, seperti seorang pria yang sudah terlatih menyembunyikan badai di dadanya.

“Tuan Devan,” suara salah satu staf Alveron Group terdengar hati-hati dari sisi kanan. “Media menunggu Anda dan Tuan Henry Callen di depan panggung bersama Tuan Alfonso.”

Devan mengangguk pelan, lalu menatap Nadira. “Tunggu sebentar di sini, sayang. Aku cuma sebentar.Mari Henry”

Nadira mengangguk lembut, dengan senyumnya yang menenangkan.

Henry dan Devan berjalan bersisian,hampir semua mata tertuju pada mereka.

Sorotan lampu menelusuri langit-langit kristal gedung Galeri Alveron malam itu. Musik piano berhenti perlahan, memberi ruang bagi suara MC yang lantang namun elegan.

“Para hadirin yang terhormat,” ucap MC, “mari kita sambut CEO muda Alveron Group , Tuan Devan Alfonso.”

Tepuk tangan bergema.Devan melangkah ke podium,wajah tenang.

“Selamat malam,” suara Devan memulai. “Gala Estetika bukan hanya perayaan seni. Ini adalah perayaan tentang perjalanan manusia.Bagaimana kita bangkit, jatuh, dan menemukan makna.”Ia menatap ke arah lukisan terbesar di dinding karya Henry. “Seni mengajarkan saya satu hal,bahwa keindahan sering lahir dari rasa sakit yang kita rayakan dengan ketulusan.”

Devan mengakhiri sambutannya dengan senyum kecil. “Terima kasih kepada seluruh tim Alveron Group dan terutama kepada seniman luar biasa kita malam ini ,Henry Callen.”

Tepuk tangan kembali terdengar, kali ini disambut langkah tenang Henry menuju panggung.

Henry berdiri di depan mikrofon, pandangannya menyapu seluruh ruangan, lalu berhenti sejenak pada wajah Nadira yang duduk di deretan tamu utama.

“Saya percaya,” ucap Henry perlahan, “lukisan bukan tentang warna atau bentuk, tapi tentang jiwa yang berani menelanjangi luka terdalamnya.Malam ini,saya hanya ingin membagikan sedikit dari jiwa itu kepada Anda semua.”

Suaranya dalam, tenang, tapi ada getar yang sulit disembunyikan.Beberapa tamu tampak terharu.

*

*

*

~Salam Hangat Dari Penulis🤍

1
Soraya
Devan sakit kanker otak 🤔
Tulisan_nic: kasian ya dia/Whimper/
total 1 replies
Soraya
mampir thor
Tulisan_nic: siap ka🫶
total 1 replies
kalea rizuky
mending ma Hendri yg gk di setir emaknya
kalea rizuky
bner devan aja lemah goblok
Syah Raman
wah, kenapa ini, semua orang pengen pertahankan rumah tangga
Syah Raman
waw, sungguh beracun
Syah Raman
wih, jadi ingat kenangan sama istri, awal nikah
Tulisan_nic
tau tuh,udah suami orang juga/Proud/
Blueberry Solenne
Semangat ka💪💪💪
Tulisan_nic: /Determined/
total 1 replies
Blueberry Solenne
Mau ngajakin selengki gitu? hahahha
Tulisan_nic: suami sekaligus pacar/Hey/
total 1 replies
Blueberry Solenne
Gak usah di khawatirin!
Blueberry Solenne
Eh ku kira baru dikit ternyata udah 20 bab
Blueberry Solenne
Seru ceritanya
Blueberry Solenne
Hai Ka, salken ya, seru ka ceritanya lanjut ya! o iya mampir juga yuk ke cerita aku, makasih😊💙🫐
Tulisan_nic: Hai,nice to meet you🫶 you look feeling great today,full energi🤍
total 1 replies
Blueberry Solenne
ceraikan saja... masih ada Lee Dong wook tu... apa mau Nam joo Hyuk?😁
Blueberry Solenne
Diih, jangan dong masa mau di madu😭😭😭
Tulisan_nic: Iya, jangan mau/Grimace/
total 1 replies
Blueberry Solenne
Ya ampun hati2 Dira!
Blueberry Solenne
wajahku juga cerah kalau nerima duit 😁
Tulisan_nic: eh..kok kita sama/Smile/
total 1 replies
Blueberry Solenne
belajar move on dong!
Blueberry Solenne
Pasti Mas Devan seneng ni🥰
Tulisan_nic: Iya deh kayaknya,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!