NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyum yang meluluhkan

Di atas rooftop dengan pemandangan langit malam yang bertabur bintang, Calista tampak serius mengajari Xavier. Suasana tenang membuat suara lembut gadis itu terdengar jelas. Xavier pun berusaha menyimak, meski sesekali pandangannya justru jatuh pada wajah Calista. Ada sesuatu dari gadis itu yang entah bagaimana mampu meluluhkan hatinya—padahal selama ini ia paling anti dengan kata wanita.

"Coba kamu jawab soal ini," ucap Calista menoleh padanya.

Xavier yang sedang ketahuan sedang menatapnya langsung salah tingkah. Ia cepat-cepat mengangguk dan mengerjakan soal yang diberikan. Calista tersenyum tipis. Benar dugaannya, Xavier sebenarnya pintar—hanya saja malas.

Saat Calista hendak mengambil sesuatu dari dalam tas, matanya tak sengaja menangkap luka gores di atas telinga Xavier. Luka itu masih basah, jelas baru saja terjadi.

"Xavier, ini kenapa?" tanya Calista, alisnya mengernyit, jari mungilnya menunjuk ke arah luka itu.

Xavier refleks menghentikan tulisannya, lalu menyentuh bagian tersebut dengan santai. "Cuman luka kecil, pas nolong Alvaro tadi," jawabnya ringan, seakan tak berarti apa-apa.

"Kamu berantem?" tanya Calista lagi, nadanya penuh khawatir.

Xavier mengangguk tanpa menoleh.

"Terus kamu menang?"

"Yoi."

Senyum lega mengembang di wajah Calista. Ia menepuk bahu Xavier dengan tangan mungilnya. "Bagus! Kamu harus menang lawan penjahat."

Kali ini Xavier benar-benar menoleh, menatap gadis di sampingnya, lalu tersenyum tipis. "Kalau gue sendiri penjahat, gimana?"

Calista menggeleng cepat, seolah menolak keras kata-katanya. "Kamu bukan penjahat. Xavier itu malaikat," ujarnya dengan senyum tulus.

Senyum sinis muncul di bibir Xavier. "Malaikat? Yang ada gue ini iblis."

"Jangan ngomong gitu," protes Calista sambil manyun. "Xavier itu orang baik. Buktinya kamu selalu nolongin aku."

Xavier tersenyum tipis mendengar ucapan polos itu, namun matanya meredup. Ada sesuatu di dalam dirinya yang seperti berontak, seakan kalimat sederhana Calista mampu menembus dinding keras yang selama ini ia bangun. "Orang baik, ya?" gumam Xavier pelan, lebih seperti bicara pada diri sendiri. Ia menunduk sebentar, menahan gejolak aneh yang tiba-tiba menyerang dadanya.

Calista hanya menatapnya dengan wajah bulat penuh keyakinan, tanpa ragu sedikit pun pada kata-kata yang baru saja ia lontarkan.

Senyum lembut itu membuat Xavier terdiam lama, hingga akhirnya ia mendesah pelan dan menoleh ke arah langit malam.

"Lo benaran percaya sama kata-kata itu?" tanya Xavier datar, tapi suaranya terdengar lebih rapuh dari biasanya.

Calista mengangguk mantap. "Iya, aku percaya. Karena kalau bukan orang baik, mana mungkin kamu mau repot-repot ada di sini bareng aku."

Xavier menatapnya lagi, kali ini lebih lama, dan senyum sinisnya perlahan memudar. Ada sesuatu yang sulit dijelaskan—seolah-olah Calista baru saja menyalakan cahaya kecil di tempat paling gelap dalam dirinya.

Xavier mengalihkan pandangannya, ia tak bisa menatap lama-lama Calista—ada sesuatu yang terasa aneh setiap kali ia menatap gadis itu.

"Sudah selesai," ucap Xavier seraya menyerahkan bukunya.

Calista langsung memeriksanya dengan seksama. "Wah, Jawaban kamu benar semua! Apa aku bilang, Xavier itu sebenarnya pintar, cuma nyembunyiin aja." Matanya berbinar, seolah benar-benar bangga.

Senyum sinis tersinggung di bibir Xavier, tapi dalam hatinya ia juga merasa puas.

"Semoga besok kamu bisa ngerjain soal ulangan dengan lancar. Kalau bisa lolos, kamu berhak ikut ujian," ucap Calista penuh harap.

Xavier hanya mengangguk. Ia ingin membuktikan pada semua orang bahwa dirinya tidak layak diremehkan.

Setelah beberapa saat, mereka mulai merapikan buku dan alat tulis untuk bersiap pulang. Namun tiba-tiba terdengar suara kruk dari arah perut Calista.

Xavier melirik. "Lo belum makan?"

Calista menggaruk tengkuknya canggung. "Iya... habis pulang sekolah langsung buru-buru ke sini." ia nyengir polos, meski wajahnya tampak sedikit pucat.

Xavier menghela napas pendek, lalu tanpa banyak bicara ia langsung menggenggam tangan Calista, menuntunnya turun ke lantai bawah.

Sampai di kafe, Xavier menarik kursi untuknya. "Lo mau pesan apa?" tanyanya sambil menyodorkan buku menu.

Calista membuka menu itu dan menelusuri satu per satu. Lama sekali ia terdiam sampai membuat Xavier mengernyit. "Lama banget. Lo gak suka menunya?"

"Bukan gitu, Vier... bukan aku gak suka, cuma..." Calista menunduk. "Aku gak bisa makan sembarangan."

Alis Xavier langsung terangkat, ia langsung teringat bekal Calista yang pernah dilihatnya—isi kotak makanannya penuh sayur dan buah. Jarang sekali ia melihat gadis itu jajan di kantin.

"Terus lo maunya apa? Kita cari restoran sehat?"

Mata Calista membesar. "Emang... boleh?" tanyanya pelan, seperti takut merepotkan.

"Hmm." Xavier berdiri, lalu dengan enteng menggandeng tangan Calista sambil meraih tas mungil gadis itu.

Dari sudut ruangan, beberapa karyawan kafe saling berbisik.

"Apa jangan-jangan itu pacarnya si Bos?"

"Bisa jadi. Lihat aja—gayanya beda banget. Perhatian gitu."

♡♡

Xavier akhirnya membawa Calista ke sebuah restoran yang terkenal dengan menu sehatnya. Calista tampak senang, lalu memesan beberapa hidangan sesuai seleranya. Xavier hanya memperhatikan, sedikit heran dengan pilihan makanan gadis itu.

Tak lama kemudian, pelayan datang sambil menata hidangan di atas meja. "Selamat menikmati, Kak," ucapnya ramah.

"Terima kasih, Mbak," sahut Calista sambil tersenyum hangat.

Begitu pelayan pergi, Calista langsung menyantap makanan dengan lahap. Wajahnya yang pucat tadi perlahan kembali berseri. Melihat itu, Xavier justru merasa sedikit bersalah.

"Lain kali jangan sampai lupa makan," ucap Xavier datar, tapi matanya tetap memperhatikan Calista.

"Hm." Calista hanya berdehem sambil terus mengunyah, lalu menoleh sekilas. "Kamu nggak pesan?" tanyanya dengan polos.

"Nggak. Nanti aja," jawab Xavier singkat.

Setelah selesai makan, Xavier berdiri lebih dulu sambil meraih tas Calista. "Ayo, gue antar pulang."

Calista mengangguk, mengikuti langkahnya. Udara malam menyapa begitu mereka keluar dari restoran. Lampu jalan berderet, menerangi trotoar yang sepi.

Di sisi lain, Xavier menoleh sekilas saat mendengar suara pelan. Calista menguap kecil, matanya terlihat berat menahan kantuk.

Tanpa komentar panjang, Xavier merogoh ponselnya, lalu mengetik pesan singkat. "Siapin mobil, sekarang."

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di restoran. Seorang supir turun, lalu menghampiri Xavier. Ia menyerahkan kunci mobil dengan hormat.

"Terima kasih," ucap Xavier singkat sambil menerima kunci itu. Sebagai gantinya, ia memberikan kunci motornya pada supir. "Bawa pulang ini. Hati-hati di jalan."

Sopir itu mengangguk patuh sebelum beranjak.

Xavier kemudian membuka pintu mobil untuk Calista. "Masuk."

Calista menatapnya ragu. "Vier... kamu bisa nyetir mobil?" tanyanya dengan suara setengah kaget.

Xavier hanya menatapnya datar, lalu menaikan sebelah alis. "Lo kira gua gak bisa?"

Calista langsung tersipu, buru-buru masuk ke dalam mobil. Xavier duduk di kursi kemudi, menyalakan mesin, dan mobil itu melaju perlahan menembus suasana malam yang tenang.

Di kursi samping, Calista memperhatikan Xavier yang serius mengemudi. Jalanan diterangi lampu kota, dan sesekali Calista menguap lagi.

"Kalau ngantuk, tidur aja. Gue jagain sampai rumah," ucap Xavier pelan tanpa menoleh.

Calista tersenyum tipis. "Nggak ah... aku mau nemenin kamu."

Untuk pertama kalinya malam itu, Xavier menahan senyum kecil di sudut bibirnya, meski ia tetap berlagak cuek.

1
kaylla salsabella
la kenapa nenek rose ada di sini
kalea rizuky
entah benci cwek lemah meski penyakitan seenggaknya gk oon
kalea rizuky
moga g sad ending ya Thor benci q novel sad
kaylla salsabella
kok cuman 1 part thor😁😁
Nona Jmn: Aamin! Makasih🫶🥰
total 3 replies
lovly
berharap untuk akhir yang bahagia thor, semangat💪
Nii
👍
kaylla salsabella
lanjut thor
Lisa
wah hebat nih Xavier ntar lg jdi ketuanya mafia D'Angel
Lisa
Nenek koq jahat banget sama cucunya
kaylla salsabella
terimakasih update nya thor😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama kakak🥰🫰
total 1 replies
kaylla salsabella
ayo vier cari tahu calista kenapa gak sekolah
kaylla salsabella
kira papa nathan ada masalah apa
kaylla salsabella
ooo si nenek belum tahu berhadapan sama Xavier🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
Lisa: Amin..
total 1 replies
kaylla salsabella
terimakasih update 3 part😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama☺️ Jangan lupa Vote ya kakak☺️🫰🫶🥰
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
ayo vier datang kasihan calista
kaylla salsabella
alhamdulillah vier mau berubah
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
kaylla salsabella
lanjut thor
Nona Jmn: Sama-sama kak, makasih juga sudah sering baca novel aku☺️🥰🫶🫰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!