Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. AYT
Satu Minggu sudah aku berada di kota yang dikenal sebagai kota hujan,semuanya masih biasa saja ternyata mencari pekerjaan tanpa pengalaman itu sangat sulit.
Keadaan paman Ari Alhamdulillah semakin membaik walau terkadang masih merasa keram di bagian kakinya tapi ia masih aktif bekerja sebagai kepala satpam sekabupaten Bogor.
Aku baru tau kalau pekerjaan paman Ari adalah ketua satpam.
Kalau kak putri jangan di tanya dia salah satu anak pemilik pabrik kertas entah lah aku juga kurang pasti pabrik kertas apa ada nya dimana.
Pagi hari yang sedikit mendung dengan cuaca yang dingin paman Ari sudah siap dengan seragamnya.
Terlihat gagah dengan postur badan yang tinggi tegap janggut yang hampir memenuhi wajahnya tapi terlihat rapih dan bersih.
Aku sedang menyantap sarapan ala kadarnya.
sahla dengan setia berada di sampingku.
" Din ada lowongan kerja di pabrik perakit bolham,mau gak disana gak perlu ngasih CVcukup datang terus nanti di kasih tau kerjanya apa " kata paman Ari sambil mengkita tali sepatunya yang terlihat kekar dan tinggi.
" mau man emang dimana Dinda takut nyasar ih " tanya ku
" tapi kamu punya KTP kan " tanya paman ku
" punya man ini Dinda bawa " kataku pada paman ari
" jangan lupa bawa KTP nya nanti kasihkan aja ke satpam disana paman udah bilang ke anak buah di PT ***** (kita samarin ya nama PT nya ) di tropical village Ciseeng" kata paman Ari sambil berdiri menghentak hentakkan kakinya untuk merasakan kenyamanan dari sepatu boots yang ia pakai
" gimana yah kakinya udah mendingan " tanya kak putri saat melihat suaminya melakukan gerakan pemanasan
" enggak mah udah enakan ini " kata paman Ari
" Alhamdulillah " jawab syukur kak putri
" ayah mau kelja ya " tanya sahla dengan Mulu yang penuh dengan roti
" ia ayah kerja dulu ya, sini Salim ayah dulu " kata paman Ari sambil menyodorkan tangan nya pada sahla
Sahla berusaha bangun dari duduk nya ia terlihat kesusahan sebab terganjal perut bulatnya,aku terkekeh melihat tingkah sahla gemas sekali rasanya.
Akhirnya aku bantu sahla bangun dengan memegang salah satu tangannya.
" mah nanti arahin Dinda ya harus naik angkot apa aja" pesan paman Ari pada kak putri
" ia yah " jawab kak putri
Setelah paman Ari berangkat aku bersiap untuk pergi ke tempat yang di sebut Pama Ari tadi dengan petunjuk yang di berikan kak putri.
Dag dig dug rasanya ada rasa takut yang mendera,takut nyasar lah, takut orang jahat lah.
Huft aku tarik nafas pyuuuuhhh aku buang perlahan
"bismillaah ya allaah lancarkan perjalanan hamba ridoi apa yang hamba lakukan ya allaah aamiin" doaku dalam hati
" kak Dinda berangkat dulu ya " kataku berpamitan pada kak putri
Kak putri memang tidak bekerja ia memilih menjadi ibu rumah tangga,bukan karena ia tidak ingin tapi katanya paman aku uang melarang kak putri rumah tangga toh kebutuhannya sehari hari dari dapur sampai pakaian tercukupi.
AKu tidak tau berapa gajih paman Ari satu bulannya tapi kalau dilihat dari penampilan kak putri sih lumayan kali ya 😁🤭
Aku berjalan keluar dari kontrakan dan melewati beberapa kontrakan lain setiap bertemu dengan penghuni kontrakan aku tersenyum sopan kadangenyapa juga kalau bertemu dengan orang yang beberapa kali menegurku.
Aku berjalan menuju angkutan umum yang tadi kak putri beritahu .
Angkot yang warna nya orange habis itu turun di pemberhentian awal naik angkot yang ke dua warna hijau ada bacaan nya ( Ciseeng)
itu kata kata yang terngiang di kepalaku,aku juga memberanikan diri bertanya pada salah satu penumpang .
pesan kak putri juga jangan nanya Ama sopirnya nanti ketauan kalau pertama kali naik bisa di mahalin ongkosnya.
Jadi aku bertanya pada penumpang dengan sedikit berbisik agar kang sopit tidak mendengar perkataan ku.
Beberapa menit perjalanan naik angkot aku sampai di pabrik PT *******
Aku turun gerbang nya tertutup rapat semua tertutup dan gerbang yang di gunakan bukan gerbang kaya di rumah rumah gitu ini di tutup semuanya pakai baja,aku bergidik ngeri udah kaya mafia mafia aja 😁
Aku ketuk gerbang baja tersebut beberapa kali ketukan akhirnya ada yang membuka gerbang dari dalam
Srrroooooonnngg
Suara gerbang terbuka
Aku masuk ada beberapa laki laki yang menggunakan seragam satpam
Aku tersenyum sopan
" pak mau ngelamar kerja " kataku kikuk
" owh iya boleh lihat KTP nya " kata salah satu satpam yang aku baca di nametag nya bernama Yudi
aku rogoh tasku mengambil dompet dimana KTP berada,aku serahkan KTP kepada pak Yudi,dia amati sebentar lalu
Tatek tatek( suara keyboard)
" yaudah masuk aja lewat pintu itu nanti ada tempat penyimpanan tas taruh tas beserta isinya disana,jangan takut di jamin aman " kata pak Yudi memberikan petunjuk padaku
" disana ada mba Vera yang Jaga nanti di kasih tau cara nya bagaimana " katanya lagi
" baik pak terimakasih " jawabku sungkan
Aku berjalan menuju pintu yang di maksud pak Yudi tadi dari kejauhan pintu itu terlihat hitam menyeramkan
" bener deh ini mau mau k sarang mafia mafia yang suka aku denger dari cerita si Fatimah " batinku
setelah sampai di tempat penyimpanan barang aku melihat ada seorang wanita yang berdiri di depan pintu masuk dari gerak geriknya sih ini yang namanya mba Vera sebab aku lihat matanya tidak mau diam di satu titik bergerak liar seperti macan yang sedang mengintai mangsanya.
" selamat pagi maaf dengan Bu Vera " tanyaku setelah sampai didekatnya
Bu Vera menengok kepadaku sedikit mengerutkan wajahnya
Deg deg deg " haduuuuhhhh ini mah lebih dari mau di hukum ustadzah keliling seremnya" batinku
" mau kerja " tanya nya tanpa expresi
" i iya Bu " kataku gugup
" silahkan duduk biar saya jelaskan ritme dan aturannya " kata Bu vera
" sebelumnya pernah bekerja" tanya nya padaku
" belum Bu " jawabku tenang
" owh jadi disini kerja nya pendapatan bukan bulanan paling nanti kalau ada Lembor kamu bisa dapat bonus dari bos ,jadi kerjanya " kata Bu vera
Ia menjelaskan bagaimana cara kerjanya sambil mempraktekan benda yang ia pegang di hadapanku
" sudah faham gampang kok cuma pasang pasang baut " katanya lagi setelah selesai mempraktekan nya padaku
" ia Bu " kataku lagi
" yaudah langsung kedalam aja cari bangku yang kosong " katanya mempersilahkan aku
Aku masih hal pertama yang aku lihat adalah banyak orang pasti lah ya kan tempat kerja
mataku liar mengeliling mencari kursi yang kosong saat dapat di satu titik aku langsung berjalan menuju kursi tersebut,di sebelah ibu ibu memakai jilbab kuning.
Aku duduk dengan ragu melihat bagaimana para ibu ibu memasang baut perbaut sudah sangat cekatan .
" Baru ya neng " tanya nya padaku setelah melihat aku duduk sambil memperhatikan nya
" ia Bu " kataku
" udah di jelasin belum tapi sama Bu vera " tanya nya lagi padaku
" udah Bu tapi masih ragu " kataku
" sini ibu ajarin perhatiin ya " katanya sambil memegang alat seperti bor atau apalah namanya aku tidak tau alat yang menggantung di setiap meja guna memasukan baut kedalam casan nya
treeet treeet( suara mesin)
" pelan pelan aja nanti juga terbiasa dan bisa cepat kaya ibu " katanya setelah selesai memperlihatkan padaku bagaimana cara mesin ini bekerja
" makasih Bu " kata ku
Aku pegang alat yang menggantung di depan mejaku aku peraktekan apa yang tadi ibu jilbab kuning katakan padaku
Susah itu yang pertama aku rasakan beberapa kali jariku terkena mesin nya untung ia tumpul tapi tetap saja bisa sampai membuat jari ku lecet dan memerah.
Terus aku lakukan setelah berapa kali mencoba akhirnya aku bisa walau belum bisa secepat mereka.
Sampai waktu istirahat tiba aku di ajak oleh ibu ibu tadi untuk makan siang bersama, yang sudah disiapkan oleh pihak pabrik.
aku ikut mengantri bersama para pegawai yang baru aku amati kebanyakan para ibu ibu.
" mungkin ini pekerjaan yang bisa mereka lakukan sebagai ibu rumah tangga sebab masuk kerjanya pun tidak susah seperti yang aku dengar haru ngasih CV lah dan lain lainnya " batinku
aku mengambil beberapa lauk, ikut nimbrung dengan ibu ibu tadi.
setelah selesai makan siang aku lanjutkan sholat Dzuhur yang lagi di tunjukan ibu jilbab kuning yang belum aku ketahui namnya siapa.
Kembali kerutinitas memasang baut sampai jam menunjukan 15: 00
Aku bertanya pada ibu jilbab kuning pulang kerjanya jam berapa
" disini boleh kok neng kita mau pulang jam berapa aja , kan yang di hitung pendapatan , nanti neng kesana ja tu yang bapak bapak botak itu bawa hasil kerja neng nanti sama dia ditimbang,boleh di ambil langsung uangnya atau mau di tabung dulu juga gak apa apa" jelasnya padaku.
" oh ia Bu makasih,dengan ibu siapa " tanyaku cengengesan malu dari tadi di bantuin baru tanya nama
" ibu Endah " jawabnya
" aku Dinda Bu salam kenal ya makasih untuk bantuannya " kataku
" Dinda mau sampe jam segini aja dulu besok kesini lagi " kataku
" silahkan" jawabnya
Aku berjalan sesuai dengan intrupsi dari ibu Endah
Hasil kerjaku ditimbang seperti yang ibu Endah katakan
Aku putuskan untuk tidak mengambilnya terlebih dahulu
Aku keluar pabrik menaiki angkot yang sepertinya selalu nongkrong di depan pabrik untuk mengangkut ibu ibu 😁
Sampai kontrakan jam 15:45 lumayan tidak terlalu jauh ternyata.
Beye beye segini dulu ya terimakasih sudah membaca jangan lupa like dan komentar nya aku mau masak dulu takut Paks u pulang Zong belum ada makanan 😘