seorang pemuda 23 tahun yang tidak memiliki pekerjaan diusir paksa oleh keluarga nya karena sang adik tiri yang lebih berguna dibanding dirinya
setelah diusir dari rumah oleh orang tuanya, dia mencoba mencari pekerjaan dengan hanya mengandalkan ijazah SMA.
setelah mencari begitu lama, dia sama sekali tidak menemukan pekerjaan karena alasan ijazah nya yang kurang meyakinkan.
tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba sebuah truk melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, hal itu menyebabkan dirinya terpental jauh.
akan kah pemuda itu tetap selamat?
silahkan baca novel ini jika kalian penasaran akan kelanjutan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyzque, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 15
perjalanan menuju taman hiburan itu memakan waktu 15 menit, mereka langsung mencari tempat parkir yang kosong untuk memarkir mobil mereka.
akhirnya setelah kesana kemari mencari, mereka menemukan ruang kosong untuk parkir, setelah selesai dengan masalah parkir memarkir, mereka langsung membeli tiket masuk ke taman hiburan itu.
"oy…, yang bayar tiket siapa?," tanya leo.
"kamu lah," ucap theo.
"hadeh, gantian lah sesekali," ucap leo.
"hm…, kalo gitu dion!, ion kamu yang bayar ya," ucap theo.
"iya dah biar ku bayarin," ucap dion.
setelah masuk, mereka sedikit bingung ingin memulai dari wahana apa, tapi ada 1 wahana yang sangat membuat mereka penasaran, yaitu wahana "lorong kematian".
dari namanya saja sudah membuat bulu kuduk merinding, apalagi isi di dalam nya, karena penasaran, mereka semua pun sepakat untuk naik wahana itu lebih dulu.
"hey…, beneran naik wahana ini?," tanya renata.
"iya, soalnya semuanya udah sepakat, ngeliat dari ekspresi mu, pasti kamu takut ya," jawab aveline sambil menggoda renata.
"m-mana ada, ngga ya!," ucap renata.
"haha…, tenang aja, kalau kamu takut tinggal pegang tangannya dion aja," ucap aveline.
"apa sih!, nggak bakal ya!," ucap renata.
mereka terus berdebat sampai pada akhirnya mereka sudah berada di atas kereta yang akan membawa mereka melewati "lorong kematian" itu.
dalam satu gerbong ada 8 bangku, aveline memilih untuk duduk bersama leo dan meninggalkan renata bersama dion.
sedangkan theo, dia duduk bersama laura, begitu juga reno duduk bersama vio tunangannya, setelah mereka semua memakai sabuk pengaman.
kereta berjalan dengan pelan hingga membuat suasana menjadi menegangkan, ditambah backsound yang digunakan adalah musik jadul dengan tema "kematian dan kehilangan".
kecepatan kereta mulai naik hingga cukup cepat untuk membuat dada yang menaikinya berdegup kencang, tiba-tiba musik berhenti berbunyi, dan kecepatan kereta semakin menurun.
"eh?, kok jadi lamban lagi," ucap aveline.
"iya be-, aaaaa!!!," belum selesai menjawab, sebuah kepala terjatuh ke pangkuan renata.
seketika dia langsung reflek melempar nya kebelakang, dan tepat sekali mengarah ke laura.
"ke-kepala siapa ini aaaa!!!!," teriak laura.
namun sepertinya bagi theo itu menjadi keuntungan nya karena laura langsung menggandeng tangannya dengan kuat sambil menyembunyikan wajahnya di bahu theo.
tapi tidak dengan dion, karena renata lebih memilih menggenggam tangannya sendiri sambil memejamkan matanya, daripada menggenggam tangan dion.
itu sedikit mengecewakan, karena usaha aveline tidak berhasil.
sebelum masuk kedalam wahana, aveline memberikan catatan pada crew untuk membuat sedikit tambahan aksi yang menegangkan sekaligus membuat suasana romantis.
beberapa jebakan serta hantu yang mengerikan sudah mereka lewati, tapi bukannya sesuai rencana, tapi malah lebih ke rencana makan tuan.
karena sekarang aveline lah yang berpegangan pada lengan leo, sedangkan targetnya malah tertawa kegirangan karena melihat salah satu hantu terpeleset saat berjalan.
setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di ujung lorong atau titik awal mereka menaiki wahana.
"huh! huh!, kayaknya aku nggak bakalan naik wahana kayak gitu untuk beberapa tahun kedepan," ucap aveline.
"hahaha!!," semua orang yang mendengar langsung tertawa secara bersamaan.
"jadi mau lanjut wahana apa lagi ni?," tanya theo.
"hm…, kayaknya komedi putar cocok, buat ngilangin takut," ucap laura.
"nah ide bagus tu, ayo naik komedi putar," ucap renata.
mereka semua pun memutuskan naik komedi putar lebih dulu sebelum ke wahana yang menantang adrenalin lagi.
aveline dan para gadis langsung naik ke wahana, begitu juga dengan theo dan reno, hanya dion dan leo saja yang tidak naik.
itu karena mereka merasa kurang cocok untuk menaiki wahana itu, jadi mereka hanya menunggu yang lainnya selesai, tapi sambil menunggu, mereka membeli beberapa cemilan di taman hiburan itu.
setelah puas menaiki komedi putar, akhirnya mereka bisa lanjut ke wahana selanjutnya, mereka memilih untuk menaiki beberapa wahana yang cukup ekstrem dengan pemandangan yang lumayan gelap.
tak terasa beberapa jam berlalu dengan sangat cepat, hingga mereka tiba di wahana terakhir, yaitu bianglala dengan tinggi mencapai 50 meter.
walaupun tidak setinggi bianglala yang ada di kebanyakan tempat hiburan lain, tapi pemandangan malam disini adalah yang terbaik di antaranya.
setelah membeli tiket, mereka langsung masuk kabin bianglala, dalam satu kabin ada 4 orang, jadi mereka hanya menaiki 2 kabin saja.
dion, leo, ave, dan renata duduk didalam kabin yang sama, begitu juga dengan theo, reno, laura, dan vio, saat wahana mencapai puncak ketinggian, mereka bisa melihat pemandangan yang begitu indah.
pemandangan orang-orang yang bersenang-senang menaiki wahana-wahana yang ada, gemerlap lampu yang ada di sana, dan juga beberapa kembang api yang dinyalakan.
setelah semua pemandangan itu, akhirnya wahana pun berhenti dan semua orang turun dari sana, setelah puas menaiki semua wahana, mereka pun setuju untuk mencari makanan ringan.
"hey…, kita kan udah naik semua wahana nih, waktunya cari makanan ngga sih?," tanya aveline.
"iya bener tuh, kita juga udah lapar," ucap renata.
"okey kalo gitu ayo!, para cowok-cowok, ikutin di belakang aja," ucap laura.
setelah memilih kedai mana yang pertama mereka kunjungi, mereka pun berjalan menuju kedai itu, dipimpin oleh para gadis yang diikuti yang lain.
saat sampai, mereka harus mengantri begitu panjang, karena bosan, dion dan para pria lainnya memutuskan untuk bermain lempar bola lebih dulu selagi menunggu para gadis kembali.
"mau taruhan nggak," ucap theo.
"taruhan apa?," tanya leo.
"hehe…, siapa aja yang bisa dapet 1 boneka yang paling besar itu bakalan kita kabulkan 1 permintaan nya, tapi harus masuk akal ya!," ucap theo menjelaskan taruhan.
"hm…, kalau aku oke-oke aja, kalau kalian?," tanya leo.
"aku ikut," ucap reno.
"boleh juga, aku ikut," ucap dion.
setelah sepakat, mereka langsung membayar biaya permainan, masing-masing mendapat 3 bola untuk meruntuhkan 3 buah piramid kaleng, jika hancur 1 dapat boneka kecil, hancur 2 dapat sedang, dan hancur 3 dapat super besar.
yang maju pertama adalah theo, bola pertama berhasil mengenai sasaran, tapi tidak berhasil meruntuhkan nya, bola kedua meleset kearah samping, dan bola ketiga akhirnya mengenai sekaligus meruntuhkan sasaran nya.
"argh! dikit lagi padahal!," ucap theo.
selanjutnya yang maju adalah leo, dengan kekuatan sedang dia melempar bola dan berhasil menjatuhkan 1 sasaran, bola kedua hanya menghancurkan setengah sasaran kedua, bola ketiga berhasil menjatuhkan sasaran ke 2.
"hehe…, lumayan-lumayan dapat yang sedang," ucap leo.
yang maju selanjutnya adalah reno, bola pertama berhasil meruntuhkan 1, tapi bola 2 dan 3 harus meleset kearah penjaga yang menjaga kios permainan itu.
"aduh cuman dapet yang kecil," ucap reno.
dan dion akhirnya maju sebagai yang terakhir, bola pertama dilemparkan dan langsung menjatuhkan sasaran pertama, bola kedua juga meluncur cepat dan berhasil menjatuhkan sasaran kedua.
dan inilah penentuannya, dion menggunakan seluruh kekuatannya, bola ketiga melesat begitu cepat, dan berhasil mengenai sasaran, tapi bukan hanya sasaran nya yang jatuh, rapi juga kios nya yang bolong karena bola yang dilempar dion.
...****************...