NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Waktumu habis!" Pria paruh baya itu bergerak cepat ke arah Xander. Dalam waktu singkat, ia sudah berada di dekat Xander dan bersiap merebut senjata dari tangan Xander.

Xander bersiap menembak, tetapi lehernya lebih dahulu dicengkram kuat oleh pria paruh baya itu hingga ia kesulitan bernapas dan terdesak ke arah dinding. Tangannya yang memegang pistol segera diremas hingga pistol terjauh.

Pria paruh baya itu menendang kaki Xander dengan sangat cepat hingga dalam waktu kurang dari dua detik Xander sudah tengkurap di tanah dengan kedua tangan yang berada di balik punggung.

Xander meringis ketika tangannya ditekan dengan sangat kuat. Betisnya juga ditekan oleh lutut pria paruh baya itu. Saat akan mendongak, lehernya sudah lebih dahulu dikalungi sebuah pisau tajam. Ia harus mengakui jika pria yang menyerangnya adalah pria yang hebat.

"Kau lebih lemah dari dua pria yang datang ke tempat ini lebih dulu," ujar pria paruh baya seraya menarik rambut Xander ke atas. "Kau adalah barisan orang pertama yang akan mati ketika peperangan terjadi."

Xander kembali meringis, berusaha berontak, tetapi cengkeraman pria itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya. "Apa yang kau katakan benar."

Pria itu menekan wajah Xander ke tanah dengan kuat. "Kau masih bisa tersenyum di saat seperti ini? Apa kau tahu kalau aku bisa membunuhmu dengan sangat mudah saat ini?"

"Jika kau ingin melakukannya, kau sudah sejak tadi membunuhku," balas Xander setenang mungkin, "kau juga bisa membunuh dua temanku sejak pertama kali kau bertemu mereka."

Darren mendongak ke atas, memejamkan mata, berusaha untuk berkonsentrasi. Ia mendengar suara samar langkah kaki yang bersahutan dari atas. "Ayah, pria itu berusaha untuk mengulur waktu. Dia sudah mengirim tanda pada rekan-rekannya untuk datang."

"Darren, pergilah ke atas dan hadapi mereka." Pria itu menekan wajah dan tangan Xander semakin keras. "Kecerdasanmu tidak berguna dalam adu kekuatan sekarang, pria lemah."

Xander melihat Darren berlari ke lorong sebelah kiri. Dilihat dari arahnya, pria itu pergi ke arah hutan meski kemungkinan lain Darren berusaha untuk melawan para pengawal yang sekarang memang sudah memasuki rumah. Ketika mengingat seorang wanita yang keluar dari rumah, Xander juga melihat wanita itu pergi ke arah yang sama.

Xander tersenyum saat sebuah kemungkinan muncul dalam benaknya. "Ada kemungkinan jika wanita itu pergi ke arah hutan di mana Evan Krest berada. Menurut keterangan pengawal, di hutan terdapat beberapa rumah peristirahatan yang digunakan oleh warga yang biasa mengambil kayu bakar. Bisa saja ada semacam jalan rahasia yang menghubungkan salah satu rumah singgah itu dengan rumah yang dirinya tempati tadi."

"Apa yang sedang kau lakukan?" Pria paruh baya itu menekan kuat belakang kepala Xander ke tanah dan di saat yang sama menekan punggung Xander dengan kedua lututnya semakin keras. Ia terkejut ketika melihat setitik cahaya merah dari tangan Xander. Ia dengan cepat merampas jam tangan itu, lalu menghancurkannya dengan satu kali injakan. "Sialan! Kau sama keras kepalanya dengan dua temanmu."

Xander menunduk ke bawah hingga dahinya terasa sangat sakit. Ia berbisik sepelan mungkin untuk menyampaikan pesan melalui alat yang ada di kerah bajunya. "Masih belum."

"Ini terakhir kalinya aku bertanya padamu. Siapa yang sudah mengirimmu dan untuk apa kau dan rekan-rekanmu mencari orang itu?" tanya pria paruh baya seraya menekan tubuh Xander lebih kuat ke tanah.

"Jadi, Evan Krest memang ada ada di pulau ini." Xander tersenyum sembari mendongak ke lubang tempat dirinya masuk ke tempat ini.

"Aku akan merobek mulutmu jika kau menyebut nama orang itu lagi!"

Dari arah lubang, tiba-tiba muncul sepuluh pengawal. Mereka tidak menolong Xander, tetapi langsung menyebar ke sekeliling.

Pria paruh baya itu terkejut hingga kunciannya pada tubuh Xander mengendur. Akan tetapi, Xander tidak melarikan diri dan sengaja berada di cengkraman pria itu.

"Sialan!" Pria paruh baya itu bergegas berdiri sembari menarik Xander, mengamati pergerakan kelima pria yang bergerak menuju dua pengawal yang disekap olehnya, sedang lima pria lain bergerak ke arah lain.

"Bukankah mereka teman-temanmu? Kenapa mereka tidak menolongmu?"

"Sejujurnya aku hanya orang baru dalam tugas ini. Tugasku hanyalah sebagai umpan untuk mengetahui siapa pelaku penculikan. Dibanding aku, kedua orang itu jelas lebih penting. Setelah tugasku selesai, mereka bisa meninggalkanku kapan saja jika mereka merasa bahwa aku menghambat atau tidak berguna lagi."

"Kemampuanmu memang cukup jauh dari mereka, tapi firasatku mengatakan kalau kau lebih berbahaya dari mereka. Aku bisa saja membunuhmu atau melukaimu sejak awal, tapi firasatku mengatakan jika aku tidak boleh melakukannya. Kau adalah sosok penting dalam pencarian ini.

Siapa kau sebenarnya?"

Xander terdiam sesaat, dengan cepat menguasai diri. Firasat pria paruh baya itu sangat tajam, pikirnya. "Aku sudah mengatakan jika aku hanya anggota baru dalam pencarian ini. Mereka bisa mencari anggota lain jika aku tidak ada. Kau hanya bertindak sia-sia dengan menyekapku seperti ini. Kau bisa menghabisiku dengan cepat dan melakukan hal yang lebih penting seperti-"

Seseorang yang tidak lain adalah Miguel tiba-tiba muncul dari lubang di atas. Miguel mendarat cukup dekat dengan Xander dan pria paruh baya itu, lalu berlari ke arah Darren pergi.

Pria paruh baya itu tercekat ketika melihat pergerakan Miguel yang sangat cepat dan sangat berbeda dengan pergerakan orang-orang yang dilihatnya. "Siapa pria itu? Dari gerakannya dia seperti pembunuh bayaran. Ini berbahaya."

Pria itu mencengkeram leher Xander dengan sangat kuat hingga Xander kesulitan bernapas. "Kau memiliki orang yang sangat berbahaya dalam kelompokmu. Kau harus kubuat pingsan lebih dulu. Aku akan mengurusmu nanti."

Xander dalam hitungan detik tidak sadarkan diri.

Pria paruh baya itu menarik sebuah batu hingga muncullah sebuah lubang di tanah. Ia melemparkan Xander ke dalam, memastikan jika lubang kembali tertutup, berlari secepat mungkin ke arah perginya Miguel, lalu menghubungi seseorang. "Kita berada dalam keadaan berbahaya. Segera lakukan prosedur keselamatan sekarang."

Pria paruh baya itu menutup panggilan sepihak, berlari semakin cepat. Tatapannya memindai keadaan sekeliling dengan saksama.

"Jika kesepuluh orang itu berhasil masuk, kemungkinan mereka cukup tangguh karena bisa berhasil selamat dari racun berbahaya yang ada di dalam rumah.”

Pria tinggi besar itu menatap tajam ke depan. "Kenapa Darren tidak memberikanku tanda. Apa yang sudah terjadi padanya? Lalu ke mana pria berbahaya tadi?"

Pria itu menaiki tangga dan menemukan kelima pria tidak sadarkan diri di tanah. "Racun itu bekerja, tapi aku tidak menemukan pembunuh bayaran tadi."

Pria itu muncul di dapur rumah, bergegas berlari ke ruang tengah. Ia ia mendapati banyak orang yang tergeletak di lantai. Ia memeriksa salah dari mereka, kemudian mengawasi keadaan sekeliling. "Sialan! Siapa pun yang merencanakan hal ini adalah orang yang cerdas. Ke mana Darren? Apa mungkin dia pergi ke tempat itu?"

Pria itu melewati kumpulan orang tanpa peduli menginjak tubuh mereka. Saat akan memasuki sebuah lemari, ia melihat Miguel memasuki kamar yang digunakan Xander. "Pria itu kembali ke ruangan tadi. Apa yang akan dia lakukan di sana?"

Pria itu bergegas memasuki lemari. Tubuhnya melesat turun dan mendarat di dekat dua tawanan yang ia sekap yang nyatanya masih berada di tempat yang sama. Ia juga mendapati lima orang tidak sadarkan diri di tanah. "Racun berhasil membuat mereka tumbang. Apa yang sebenarnya direncanakan pembunuh bayaran tadi?"

Pria itu dengan cepat berlari menuju tempatnya bertemu Xander.

"Apa mungkin pembunuh bayaran itu berusaha menyelamatkan pria tadi? Dia berusaha untuk mengecoh ku dengan berlari ke arah Darren. Saat aku mengejarnya, dia kembali ke bawah dan menyelamatkan pria yang tadi kusekap. Dia pasti tidak bekerja sendiri. Sialan aku lengah!”

Pria tinggi besar itu berlari secepat mungkin, membuka lubang yang digunakannya untuk menyekap Xander. Setelah menekan sebuah tombol, cahaya tiba-tiba menerangi ruang bawah tanah.

"Pria itu masih berada di dalam. Tidak tunggu. Pria itu berhasil melarikan diri. Dia bukan pria yang tadi kusekap."

Sementara itu, Xander tengah bergerak menuju hutan bersama Govin dan sepuluh pengawal setelah mereka berhasil menyelamatkannya dan menggantikannya dengan sosok yang diserupakan dengannya. "Apa Mikael dan yang lain sudah berada di tempat-tempat yang kusebutkan tadi?"

"Mikael dan beberapa kelompok pengawal sudah berada di tempat peristirahatan yang Anda sebutkan, Tuan. Mereka sedang mengawasi tempat-tempat itu dengan ketat. Para pengawal lain juga sudah berjaga di pinggiran pantai sesuai instruksi."

"Pastikan kita bisa menemukan Evan Krest sekarang.”

1
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
Ablay Chablak
lama nih alur cerita ivan krest nya sampe 3 hari blm kelar
MELBOURNE: Disaksikan terus jangan sampai kelewatan yaa😘😘
total 1 replies
amienda
up byk2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!