Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.
berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....
mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.
dapat kah Gladys mewujudkan nya ?
Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?
ikuti kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tidak mudah
"aku datang kesini sebab menghindari keluarga ku yang selalu memperlakukan ku tidak adil. Aku rindu ayah dan ibu ku, tapi tidak tahu harus berbuat apa. Ku fikir disini, tidak akan ku temui orang yang akan melukai ku lagi. Tapi rupanya, orang dengan sifat yang menjengkelkan itu ada dimana-mana. Mungkin mengeluh seperti ini, membuat ku terlihat bodoh. Tapi aku benar-benar lelah ....." ucap Gladys pelan, di sela helaan nafasnya yang terdengar berat dan sedikit bergetar.
Qilah spontan memeluk nya, sementara zarah hanya bisa menepuk pelan pundak nya. Tangis Gladys tak bisa lagi di bendung. Benteng pertahanan diri nya seperti hancur berantakan. Bahkan saat ayah dan ibu nya pergi. Dia tidak menangis seperti ini. Dia benar-benar memperlihatkan sisi terlemah nya.
Setelah di rasa cukup tenang, mereka mulai lagi dengan percakapan sederhana.
"tidak masalah jika harus menangis, aku juga begitu kok. kalau perasaan capek tak terhingga itu datang, di tambah adik-adik yang minta dibelikan ini itu. padahal baru saja dikirimkan uang. Aku seperti nya ingin mati saja. Tapi kalau boleh jujur,, bunuh diri juga sangat menyeramkan. Aku penakut. Jadi yang ku lakukan hanya menangis. Lalu tidur. Setelah bangun. Semua terasa lebih baik. padahal, tidak ada jalan keluar yang di dapat." jelas qilah.
"hmmmmm.... Nangis boleh, nyerah jangan. Apalagi kalau alasannya hanya demi seonggok jihan. Tidak pantas sekali. " ucap zarah, mencoba sedikit menghibur juga. Walau dia sendiri merasa ucapan nya barusan pasti terdengar konyol.
"ku berikan sedikit bocoran tentang nya, setiap pagi selalu rapi bak ingin kekantor. Sebenarnya dia kerumah salah seorang petinggi di perusahaan. di sana, dia bak pekerja rumah tangga. bahkan lebih dari pada itu. Jika malam, dia akan berada di club dan menuangkan minuman untuk tamu-tamu si tuan bos nya itu. Yah, kalian pasti tahu jika sudah seperti itu mana mungkin tidak ada adegan plus plus nya." zarah berbicara dengan tenang tanpa sadar jika dua orang yang menyimak itu sangat tercengang dengan penuturan nya.
"bagaimana kau bisa tahu sebanyak itu ?" tanya qilah. Gladys hanya mengangguk menyetujui pertanyaan qilah.
"aku sudah lama memata-matai nya. menunggu waktu agar bisa di usir dari sini oleh ibu. "
"kenapa harus menunggu,? kamu kan sudah tahu sebanyak itu. Kenapa tidak langsung saja cerita ke ibu." qilah bicara lagi. Dan Gladys masih setia menyimak.
"jika ingin mengahadapi makhluk berbisa, sebaiknya tidak gegabah. Menunggu lebih baik, dari pada harus membuat keputusan ceroboh yang malah akan melukai mu. Atau bisa merenggut nyawa mu." zarah menjawab dengan semakin dramatis.
"apa jihan pernah membunuh seseorang?" tanya qilah polos.
"aku sih, gak tau juga. Tapi kalau melihat kenekatan nya. Bisa jadi mungkin dia akan segera melakukan nya. Mungkin di mulai dari diri mu. Sebab mengkhianati nya dan mendukung Gladys... haaaaarrrg... !!!"
Ucapan zarah ini sukses membuat keduanya terkejut dan saling pandang dengan wajah yang jelas ketakutan.
",bercanda. !!!. Kalian kenapa sih pada serius gitu? Ini rumah ibu ku. Yang berarti rumah ku juga. Aku diam saja selama ini، sebab jihan hanya menyenggol orang lain yang tidak ku kenal. Tapi sekarang situasi nya berbeda."
"beda gimana ?"
"kalian sudah seperti saudara. Aku juga punya hutang pada orang lain. Mungkin ini saat nya aku balas jasa ke orang itu "
"siapa ? Ayah nya Gladys ?"
Zarah hanya mengerdikkan bahu, membiarkan kedua nya memasang wajah bingung. Dia seperti tidak berniat untuk menjawab.
"intinya, akan ku pastikan. Jihan tidak akan macam-macam sama kalian.," ucap zarah penuh keyakinan
Sementara mereka masih melanjutkan pembicaraan, di kamar lain ada jihan yang sedang gelisah menelpon semua kenalan nya. berusaha meminta pertolongan agar mau membantu nya mendapatkan bima dengan cara apapun.
"gak bisa om. Pokoknya aku mau dia...." ucap jihan dengan nada manja . Entah apa yang dikatakan oleh orang diseberang telepon. Tapi kemudian jihan menutup teleponnya dengan memasang wajah puas. Seperti merasa, bahwa dia sudah benar-benar menang.
***
Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Jihan masih duduk bersama beberapa lelaki paruh baya dan wanita yang sudah hampir tak berbusana. Dengan bergelayut manja pada salah satu lelaki yang di panggil nya manja dengan sebutan 'om' itu masih setia mengusap-usap punggungnya.
"tenang sayang, jika hanya lelaki modelan begitu. Aku akan mudah menemukan nya. Siapa tadi nama lengkapnya ?" tanya si om
"Bimasakti om " jawab jihan denga nada manja yang menjijikan.
"kamu ada foto nya ?"
"ada om. Ini. " Jihan menyodorkan selembar foto. Disana wajah tampan bima terpampang nyata. Entah dimana ditemukan nya gambar itu.
"Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah anak ini ?" ucap si om seakan berfikir keras, mencoba mengingat-ingat lagi dimana diri nya melihat wajah itu.
"aku akan menghubungimu jika ada info terbaru tentang nya. !!!"
"benarkah om ?" jihan terlihat girang.
"tentu saja. Tapi ada sayarat nya."
"apa om ?"
"kamu tidak boleh cuekin om kalau sampai dia sudah berada di pelukan mu."
"tentu saja. Mana bisa saya jauh dari om. Dia itu hanya pelampiasan kekesalan ku. Masa dia gak mau melirik aku om. Aku kan jadi kessal banget. Apa aku ini memang sangat jelek ?."
"berani sekali dia memperlakukan bidadari ku seperti itu."
"maka nya itu om, aku harus mendapatkan dia dan membuat nya tunduk di bawah telunjuk ku. Aku tidak terima dia membuatku seperti tidak terlihat di bumi ini "
"pasti sayang, kamu pasti akan mendapatkan apapun yang kamu ingin kan."
Jihan tanpa sungkan langsung mengecup manja pipi si om itu. Dan semakin bergelayut manja. Sungguh aksi nya itu sangat menodai mata. sementara si om itu mengirimkan perintah kepada ajudan nya untuk mencari orang yang bernama bima itu. Dia cukup penasaran dengan semua cerita jihan .
Memang nya, anak ini siapa ? Bagaimana bisa dia sama sekali tidak tertarik dengan kecantikan jihan ? Celaka lah dia jika ternyata hanya manusia biasa, tapi terlalu menyombongkan diri .
Sementara itu, si ajudan yang mendapat pesan dari atasannya itu. Segera memasukkan nama bima serta foto nya di data base. Tak butuh waktu lama, sebab atasan nya itu juga bukan lah orang sembarangan. Tentu saja data pribadi bima dapat ditemukan dengan mudah. Semua yang dia dapatkan tentang sosok bima, segera dia laporkan kembali kepada atasannya. Sebelum nanti menerima perintah lagi. Walau dia sedikit ragu, kenapa juga atasan nya membutuhkan data-data agen khusus negara. Tapi dia takut menanyakan alasan nya. Akhirnya dengan rasa gugup dia kirim kembali semua data yang ditemukan nya.
didalam kamar hotel, si om membuka handphone nya yang baru saja mendapatkan pesan dari si ajudan. Sementara itu, jihan terlihat meringkuk di samping nya sambil menutup tubuh nya dengan selimut. Dia mendengkur pelan. Bertanda, bahwa dia sudah tertidur nyenyak.
Matanya membulat sempurna kala melihat semua data pribadi tentang sosok yang di cari oleh wanita disamping nya itu. Karena tak ingin terlibat lebih jauh, dia khawatir karir nya juga akan dalam bahaya jika terlalu menuruti keinginan jihan.
Dia segera mengenakan pakaiannya dan tak lupa meninggalkan segepok uang di samping jihan . Sebelum akhirnya dia keluar dari kamar itu. Ajudan nya yang merangkap jadi supir pribadi sudah menunggu nya di depan pintu lobi setelah sebelumnya dia menelpon untuk diantarkan pulang.
didalam mobil .....
"kamu yakin data itu akurat ?" tanya nya.
"iyah pak, nama dan foto yang anda kirimkan saya coba berulang kali demi meyakinkan diri ku. sebelum semua data nya saya kirim ke bapak."
"mulai sekarang, buat wanita itu jauh dari ku. Atau kita akan berakhir meringkuk dalam penjara bersama-sama "
"baik pak !!!"
Dari balik kaca spion, si ajudan melihat singkat bahwa atasannya itu terlihat cemas. Bahkan sempat memijat pelan pelipis nya, ada apa sebenarnya? Kenapa sampai bos nya mencari data pribadi agen negara seperti itu.
***