NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cokelat ungu

“Seadanya aja ya, mama kebetulan belum belanja. Jadi masak yang ada di kulkas aja.”

”Makasih, tante. Maaf saya jadi sering merepotkan.”

“Gak apa-apa, Lan. Justru tante seneng kamu sering mampir ke sini,” ucap Ira sambil melirik Amelia. Amelia mengedipkan sebelah matanya.

“Denger-denger, kamu sakit ya katany. Tadi Rehan cerita. Kenapa? Meski sedang fokus pada skripsi, harusnya kamu juga bisa menjaga kesehatan. Kalau kamu sakit, nanti ada yang khawatir sama kamu. Iya ‘kan?”

“Iya, tante. Soalnya judul yang saya pilih memang agak susah. Jadi, butuh konsentrasi penuh biar mendapatkan hasil yang sukses.”

“Iya, kamu benar. Ya sudah, tante ke kamar dulu. Nanti piringnya simpen aja di sink ya, Han.”

“Iya, Ma.”

Ira meninggalkan meja makan dan masuk ke kamarnya. Sementara Amelia pun pergi menuju kamarnya. Sebenrnya dia ingin berlama-lama di sana, menemani Harlan makan. Hanya saja ada Rehan juga.

Selang beberapa menit berlalu, ponsel Amelia bergetar.

[lagi apa?]

[Mikirin cara supaya kita bisa ngobrol berdua tanpa abang.]

[Besok aku pulang ke rumah ibu.]

[Pengen ikut lagi sih. Tapi besok masih sekolah]

[Lain kali ya]

[Iya]

Amelia merasa kaku setelah lama komunikasi mereka memburuk.

Tok tok tok

[Masuk]

Pintu terbuka. Rehan muncul dari balik pintu bersama Harlan. Amelia yang dalam keadaan berantakan dan rebahan, langsung bangun. Dia merapikan rambutnya.

“Abang, masuk kok gak bilang-bilang ajak ka Harlan juga.”

“Sengaja pengen ngobrol bertiga.”

Deg!

Amelia gusar. Dia takut Rehan tahu bunganya dia dengan temannya. Melihat reaksi Amelia, Harlan tau apa yang sedang dipikirkan kekasihnya. Dia memberi isyarat bahwa yang dia pikirkan tidak benar, dengan menggelengkan kepala.

Gadis itu beratas lega.

“Kayaknya serius. Mau ngobrolin apa?”

Rehan duduk di samping adiknya, sementara Harlan duduk di kursi belajar yang dia seret hingga berada tepat di hadapan Amelia. Bahkan lutut mereka nyaris bersentuhan.

“Bisa jaga rahasia kan, Dek?” Tanya Rehan tiba-tiba.

“Apa dulu, nih? Kalau disuruh bohong sama mama, aku gak mau.”

“Nggak perlu sih, abang cuma mau minta pendapat dan apa yang akan kita diskusikan kali ini mohon kamu silent.”

“Oke.”

“Jelasin, Lan.” Titah Rehan.

Amelia mengalihkan pandangannya pada wajah sanga kekasih.

“Rehan punya pacar.”

“Iya, tau. Terus?”

Rehan dan Harlan saling menatap heran. Bagaimana bisa Amelia tahu jika Rehan punya kekasih.

“Kenapa? Kok kalian kaget? Adek tahu abang punya pacar. Pernah baca wa nya waktu itu.”

“Ishhhh!” Rehan menjitak kepala adiknya.

“Han, ah!” Harlan memang tidak suka jika Rehan bersikap kasar pada Amelia.

“Habisnya dia gak sopan baca-baca wa orang.”

“Waktu itu ada notif, terus gak sengaja kebaca. Ya udah.”

Rehan menghela nafas kesal.

“Ya terus apa yang mau di diskusikan? Abang mau nikah?”

“Kamu cenayang ya, Dek? Tau semua kayaknya.”

“Kan pacar abang sering chat sama aku?”

“What?” Rehan dan Harlan terkejut bejamaah.

“Kalian kenapa lagi? Memangnya gak ada yang ngasih tau? Nggak, masksud adek tuh pacar abang gak bilang kalau kita sering chat?”

“Aku gak akan seterkejut sekarang kali, ah!”

“Iya, sih. Mau baca chat aku sama kak yasmin?” Amelia mengambil ponselnya, lalu memberikan nya pada Rehan. Dia meraih ponsel Amelia secepat kilat, lalu pergi keluar dari kamar. Meninggalkan Amelia dan Harlan berdua di dalam kamar.

Jantung Amelia berdegup kencang saat Harlan menatapnya intens tanpa jeda.

“Kenapa mukanya merah?”

“Malu ih dilihatin terus.”

“Udah jadi anak sma makin cantik aja ya.”

Amelia memegang kedua pipinya yang terasa panas.

“Aku keluar ya, takut ada fitnah kalau berduaan di sini.”

Gadis itu mengangguk.

Harlan tersenyum sambil berdiri. Dia menaruh kembali kursi di dekat meja belajar kekaishnya. Tidak sengaja matanya tertuju pada sebatang cokelat yang tergeletak di atas buku.

“cokelat siapa? Kamu, sayang? Aku makan ya.”

Tanpa menunggu persetujuan dari Amelia, Harlan mengambil cokelat itu. Membukanya dan memakannya begitu saja.

Jantung Amelia seakan lepas dari tempatnya. Dia merasa takut jika Harlan tau selama ini dia dekat dengan Gunawan.

Setelah tahu kenapa dan bagaimana komunikasi mereka buruk waktu itu, Amelia merasa bersalah dan merasa dia telah mengkhianati kekasihnya karena dekat dengan pria lain.

“Tapi, kasian juga Gunawan. Duuuuhh, puyeng ah!”

Baru saja Amelia menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke atas kasur. Rehan berteriak dari balkon.

“Adek, ada wa dari Gunawan. Katanya besok mau dijemput lagi nggak ?”

Mampussss!

Amelia melompat dari atas kasur, dia langsung berlari menuju balkon. Dia pikir hanya da Rehan di sana. Namun ternyata Harlan juga ada. Saat hendak melanjutkan langkah, Amelia melihat sekilas di tong sampah. Ada cokelat pemberian Gunawan yang sudah di makan bebebrap gigitan.

“Sini, ah!” Amelia merampas ponsel miliknya.

“Kamu kenapa beli cokelat. Kan papa ngelarang kita beli cokelat warna ungu itu. Dikasih ya? Sama siapa? Gunawan? Owh, ternyata hubungan kalian masih berlanjut?”

“Berisik!” Amelia menutup kasar mulut Rehan.

Saat melihat Harlan, Amelia tau jika kekasihnya sedang kesal. Wajahnya yang semula ramah dan penuh kasih sayang, kini terlihat menyeramkan. Uratnya menegang, terutama rahang dan lehernya.

“Gue gak enak badan, broh. Gue ke kamar duluan ya. Barang kali adek lo mau curhat juga.”

Rasanya Amelia tidak bisa menahan keinginannya untuk menangis dan memohon maaf saat itu juga. Namun, dengan secepat kilat Harlan berlalu.

“Bisa gak sih, gak usah teriak?”

Rehan menatap heran adiknya yang sangat marah itu.

“Eh, kenapa? Kamu marah kenapa? Perasaan abang gak ngapa-ngapain dari tadi.”

“Gak ngapa-ngapain apanya! Mulut abang tuh lemes kayak perempuan.”

Amarah Amelia membuncah. Dadanya turun naik menahan emosi yang benar-benar hampir meledak. Bahkan air matanya luruh.

“Dek? Kenapa? Kamu nangis?” Tanya Rehan khawatir. Dia belum pernah melihat adiknya se emosional itu.

“Dek,—“

“Gak usah pegang-pegang!” Amelia menangkis tangan Rehan yang hendak menyentuhnya.

“Gunawan terus dipikiran abang. Memangnya abang hanya kenal satu pria yang baik di dunia ini, Gunawan gitu? Kenapa se antusias itu jika ada hal bersangkutan dengan Gunawan? Apa karena dia satu club sama abang? Gak ada hubungannya sama aku, aku punya hak sendiri mau suka sama siapa pun.”

“Yang ngelarang kamu siapa? Yang menjodohkan kamu sama Gunawan juga siapa? Gak ada. Abang cuma bawain wa kamu doang. Itupun karena ada di notif, gak sengaja buka wa terus bacain semua chat kamu.”

“Buka aja, nih. Baca nih!”

Amelia sengaja membuka aplikasi hijau itu dan memperlihatkan dengan siapa dia sering berkomunikasi.

“Baca yang ini juga!”

Amelia membuka percakapan dia dengan Harlan.

“Jadi, kamu pacaran sama Harlan?”

“Iya! Dan sekarang dia marah gara-gara—“

Amelia melihat ke sana sini, mencari sesuatu. Dia berjalan ke arah tong sampah, lalu mengambil cokelat pemberian Gunawan.

“Ini, dia marah gara-gara tahu ini cokelat dari Gunawan. Padahal aku hanya nerima, terus aku simpan di atas meja entah sudah berapa hari. Aku tidak sentuh apalagi memakannya. Tiba-tiba kak Harlan ambil dan makan, gongnya abang baca wa Gunawan buat aku!”

Amelia menceritakan semuanya dengan menggebu-gebu sambil terisak. Sesak di dadanya masih dia tahan.

Rehan hanya diam melihat adiknya yang terlihat frustrasi.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!