NovelToon NovelToon
Di Waktu 24 Jam

Di Waktu 24 Jam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:846
Nilai: 5
Nama Author: ashputri

Kumpulan Cerita Pendek Horor

Tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Mereka selalu memperhatikan kita, setiap waktunya. Tidak peduli itu pagi, siang, sore, atau malam. Selama 24 jam kita hidup bersama mereka.

Jangan merasa tenang ketika matahari masih muncul di hadapan kita. Mereka tetap akan memberitahu jika mereka ada, walaupun ketika matahari masih bertugas di langit atas. Bukan hanya malam, mereka ada setiap waktunya. 24 jam hidup berdampingan bersama kita.

Mereka ada, melakukan kegiatan layaknya manusia. Mereka bisa melihat kita, tetapi kita belum tentu bisa melihat mereka. Hanya ada beberapa yang bisa merasakan kehadiran mereka, tanpa bisa melihatnya.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu bersama mereka tanpa sadar. Apa yang akan kamu lakukan, jika mereka menampakkan dirinya di depan kamu. Mereka hanya ingin memberitahu jika mereka ada, bukan hanya kita yang ada di dunia ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ashputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pantulan Cermin Toilet

"Ke mana lagi ya?" gumamnya seraya menatap beberapa store di depannya.

Zee namanya, remaja yang baru berusia delapan belas tahun. Saat ini ia berada di salah satu mall di Jakarta. Ia ingin menyendiri dari orang-orang di sekitarnya yang membuatnya pusing. Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi seorang diri ke mall.

Ia menghela napas pelan saat tidak ada hal yang seru untuk ia hampiri. Ia melangkah dengan pelan menuju stand minuman yang terlihat tidak terlalu ramai.

Beberapa jam ia mengelilingi area mall, tubuhnya sudah mulai terasa lelah dan haus. Ia menghela napas pelan seraya membaca menu minuman yang terpampang jelas di layar atas.

Ia menoleh ke arah sekitarnya yang tampak sangat ramai. Matanya terus membaca setiap nama restoran yang berada di dekatnya. Berharap jika ada satu makanan yang akan menggugah seleranya untuk makan malam ini.

Ia kembali menghela napas pelan saat dirinya tidak ada minat untuk makan. Rasanya ia ingin makan makanan yang tidak terlalu berat. Tapi bukan makanan biasa yang mudah membuatnya kembali merasa lapar.

"Selanjutnya."

Zee tersentak kaget saat melihat tidak ada seseorang lagi di depannya. Ia melangkah ke arah stand minuman untuk memesan minuman yang sedari tadi ia tunggu.

"Mau pesan apa Kak?"

Zee menatap daftar menu yang ada, "green tea aja Mas, satu."

"Green tea satu, pakai topping?" tanyanya.

Zee menganggukkan kepalanya dengan pelan, "pake Mas."

"Baik Kak, di tunggu ya. Ini nomor pesanannya."

Zee tersenyum tipis seraya melangkah menuju salah satu meja stand tersebut. Ia mengambil ponselnya yang berada di dalam tas, mencari beberapa keseruan di ponselnya sambil menunggu pesanannya selesai.

Tak lama nomor antriannya terpanggil, tanda jika minumannya telah selesai. Ia tersenyum ke arah pelayan store seraya mengambil minumannya yang terlihat menggiurkan.

Setelah mengucapkan terima kasih, ia kembali melangkah mengelilingi mall yang tampak ramai. Matanya terus melihat-lihat ke arah beberapa store yang ia lewati.

Sedari tadi mulutnya juga tak diam untuk menyeruput minuman rasa green tea itu. Ia sangat menikmati minumannya saat ini. Moodnya yang tadi buruk, menjadi membaik karena meminum minuman kesukaannya.

Ia mengerutkan keningnya tidak nyaman saat merasakan panggilan alamnya datang. Dengan langkah cepat ia mencari toilet yang berada di lantai atas. Biasanya toilet lantai tersebut tidak terlalu antri, ia bisa langsung masuk ke dalam tanpa menunggu terlalu lama.

Ia melangkah memasuki area toilet yang tampak sempit. Letaknya cukup jauh dari keramaian mall saat ini. Keadaan toilet dengan area mall sangat berbeda jauh. Hanya ia seorang diri yang berada di dalam toilet.

"Gak sesepi ini juga," gumamnya saat hanya ia seorang yang berada di dalam toilet.

Ia langsung masuk ke dalam salah satu bilik toilet yang terbuka. Ia menghela napas lega saat panggilan alamnya sudah ia tuntaskan. Kebiasaannya setelah meminum minuman dingin dan juga hangat, panggilan alamnya selalu langsung mendesaknya untuk keluar.

"Kok sepi banget ya. Masa gue doang yang di toilet," ujarnya dengan bingung.

Brakk

Zee tersentak kaget saat mendengar salah satu bilik toilet dibanting dengan kencang. Ia menggelengkan kepalanya dengan pelan, merasa heran dengan orang yang tidak sabaran itu.

"Kebelet banget apa tuh orang, gak santai banget nutup pintunya," ujar Zee sedikit kesal.

Ia bernapas lega saat panggilan alamnya telah selesai ia tuntaskan. Ia merapikan bajunya yang terlihat kusut karena terlalu lama duduk. Ia membuka pintu bilik toiletnya, lalu menatap kanan kirinya yang terlihat sepi.

"Permisi."

"Halo?!"

"Tadi siapa ya?!"

Tidak ada sahutan dari salah satu bilik toilet yang tertutup. Ia mengedikkan bahunya tak acuh, mencoba untuk mengabaikan orang tersebut. Ia melangkah menuju wastafel yang berada di depan kaca toilet. Ia merapihkan sedikit penampilannya yang terlihat cukup berantakan.

"Makeup gue udah luntur aja," ucapnya seraya menatap wajahnya dari pantulan kaca.

Ia mengeluarkan tas kecil berwarna hijau yang berisi peralatan makeupnya. Ia mulai kembali memberikan wajahnya dengan beberapa makeup agar kembali terlihat segar.

Brukk

Zee kembali tersentak kaget saat mendengar suara dari salah satu bilik toilet yang masih tertutup. Ia menghela napas kesal dengan seseorang yang berada di dalam bilik toilet.

Harusnya perempuan itu tau jika ini toilet umum Jika sikapnya seperti itu, pengunjung lain akan merasa tidak nyaman. Jika ingin marah atau melampiaskan kekesalannya, bisa di kamar mandi rumahnya. Bukan di toilet mall.

Brukk

Suara berisik dari bilik toilet yang tertutup kembali terdengar. Ia menatap malas ke arah pintu tersebut yang masih tertutup rapat.

"Halo?! Apa ada orang?!"

"Siapa ya?! Apa butuh pertolongan?!"

Masih tidak ada sahutan dari dalam bilik toilet. Zee kembali sibuk dengan wajahnya yang masih belum sepenuhnya ia poles dengan makeup. Ia mencoba untuk tidak peduli pada perempuan yang berada di dalam toilet. Lagipula ia juga tidak mengenal perempuan itu siapa.

Ia kembali melanjutkan kegiatannya dengan menggambar alisnya yang sudah mulai luntur. Ia menoleh ke arah dalam bilik saat mendengar suara kloset yang diflush. Ia menghela napas lega, setidaknya perempuan di dalam bilik baik-baik saja.

Ia mulai fokus pada alisnya yang harus ia gambar kembali. Tanpa memikirkan perempuan di dalam toilet, ia memfokuskan pikirannya pada alisnya saat ini. Jika ia sedang membuat alis, ia membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi. Lengah sedikit, alisnya akan panjang atau tebal sebelah.

Brakk

"Aish," kesal Zee saat melihat alisnya tampak berantakan.

Ia menoleh ke arah bilik yang tertutup dengan tatapan kesal. Ia sudah berusaha sabar sedari tadi, tapi perempuan di dalam bilik rasanya terus memancing emosinya agar cepat keluar.

"Mba kalau marah jangan banting barang dong, atau kalau Mba lagi sedih jangan banting barang di toilet. Emang toilet ini punya Mba apa?!" kesal Zee seraya menatap pantulan dirinya di depan cermin.

Ia menghela napas kesal saat melihat alisnya yang berantakan karena terkejut. Ia mencoba untuk merapihkan alisnya dengan hati-hati agar tidak ada kesalahan lagi yang membuat alisnya kembali berantakan.

"Jangan berisik lagi ya Mba, ini lagi ngalis. Nanti kecoret lagi, ribet," kesalnya.

Ia terus fokus pada alisnya, mencoba mengabaikan seseorang yang berada di dalam toilet. Sesekali ia bernyanyi kecil, mencoba untuk menghilangkan rasa bosan yang ia rasakan.

"Selesai."

Ia melihat alisnya yang sudah terbentuk rapih dengan perasaan senang. Lalu ia mulai memakai liptint sebagai sentuhan terakhir agar bibirnya tidak terlihat pucat. Setelah selesai, ia memasukkan kembali peralatan makeupnya ke dalam tas.

Ia sudah terlalu lama di dalam toilet saat ini, apalagi hari sudah semakin malam. Ia harus segera pulang ke rumahnya sebelum kedua orang tuanya marah.

Ia menoleh ke arah bilik toilet yang masih tertutup dengan perasaan bingung. Perempuan yang berada di dalam toilet itu tidak kunjung keluar sedari ia menuntaskan panggilan alamnya sampai ia selesai membuat alis.

Padahal ia merasa sudang sangat lama berada di dalam toilet. Tapi tidak tau kenapa perempuan yang berada di dalam toilet tetap berada di dalam tanpa mengeluarkan suara-suara lagi.

"Halo?! Mba?!"

"Masih di dalam?!"

Kembali tidak ada sahutan dari dalam bilik toilet tersebut. Ia menghela napas lelah karena sisi kemanusiaannya tidak dibalas dengan baik oleh perempuan itu.

Ia mengalihkan tatapannya ke arah cermin yang berada di depannya untuk memastikan jika penampilannya sudah rapih. Ia seketika langsung terdiam saat matanya melihat sesuatu yang tampak tidak asing dari pantulan kaca.

Ia menelan salivanya susah payah saat apa yang ia lihat terus menatap ke arahnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dengan cepat, berharap jika saat ini ia salah liat.

Dengan perasaan takut, ia mencoba untuk membalikkan tubuhnya. Ia ingin memastikan apa yang ia lihat tidaklah benar. Dengan pelan ia membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah ujung toilet. Dahinya mengerut bingung saat ia tidak melihat apapun di area ujung toilet.

Ia kembali menoleh ke arah pantulan cermin toilet, memastikan jika sosok tersebut sudah menghilang. Ia semakin bergetar ketakutan saat sosok tersebut masih terlihat di pantulan cermin. Bahkan posisinya semakin dekat ke arahnya.

Dengan cepat ia langsung merapihkan barangnya untuk segera keluar dari dalam toilet. Ia tidak ingin berlama-lama di dalam, ia takut jika sosok tersebut akan terus menatapnya.

Sesekali matanya terus menatap pantulan cermin di depannya. Ia ingin memastikan jika sosok tersebut telah pergi dan tidak mengganggu dirinya. Dengan sedikit berlari, ia keluar dari dalam toilet dengan perasaan tidak menentu.

Dirasa sudah cukup jauh dari area toilet, ia berhenti sebentar untuk mengatur napasnya yang tidak beraturan. Ia mengelus dadanya yang terus berdegup dengan kencang karena membayangkan sosok tersebut.

Ia melihat dengan jelas sosok yang ia lihat tadi. Sosok dengan kain kafan yang terlihat tampak kusam dan kotor. Wajahnya tidak terlihat dengan jelas di matanya, hanya dari bentuk sosoknya yang ia bisa mengenali sosok apa itu.

"Aduh parah gue ketemu begituan," keluhnya. Ia terdiam saat mengingat sesuatu. "Perempuan di dalem bilik toilet tadi, dia masih di sana."

•••

1
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Tiap bab beda orang dn ceritaa..
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Aneh ini cerita tip bab beda2 orang..
ashputri: halo kak, setiap bab beda cerita karena ini cerpen ya kak. Bukan novel, cerpen akan habis di satu bab aja. Jadi di sini setiap babnya beda-beda ceritanya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!