NovelToon NovelToon
Istrinya Polisi?

Istrinya Polisi?

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Obsesi / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Slice of Life / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Aya tak pernah menyangka sebelumnya, sekalipun dalam mimpi. Jika kepindahannya ke kota kembang justru menyeretnya ke dalam kehidupan 'ibu merah jambu'.

Kejadian konyol malam itu, membawanya masuk ke dalam hubungan pernikahan bersama Ghifari yang merupakan seorang perwira muda di kepolisian. Suka duka, pengorbanan dan loyalitas menjadi ujian selanjutnya setelah sikap jutek Ghi yang menganggapnya pengganggu kecil.

Sanggupkah Aya melewati hari-hari yang penuh dedikasi, di usia muda?

~~~~~
"Kamu sendiri yang bilang kalau saya sudah mele cehkan kamu. Maka sebagai perwira, pantang bagi saya untuk menjadi pengecut. Kita akan menikah..."

- Al Ghifari Patiraja -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15# Melipir sejenak

"Mama mana?" tanya Aya.

"Keluar non, kalo ngga salah ada pertemuan ibu juga."

Lagipula ia dan sang mertua berbeda ranting satuan, jadi mau tak mau Aya harus berangkat sendiri.

Ghi mele nguh, seharusnya ia bisa makan dengan tenang sekarang. Namun alih-alih begitu, hari ini ia justru seperti merasakan kembali jadi taruna akpol yang segalanya serba diburu-buru.

Ia harus kembali meluaskan kesabarannya melihat Aya, entahlah....hati nuraninya itu tak bisa untuk tak peduli pada sang istri kecil sekarang, belakangan ini...sejak mereka menikah, Ghi lebih banyak tak teganya pada Aya, "tunggu 3 menit. Abang makan dulu...kamu siap-siap."

Dan benar saja, hanya ditinggal berganti pakaian saja Ghi dengan lahap dan cepatnya makan siang membuat Aya membeliak tak percaya saat ia sudah kembali, "abang...kunyah dulu kali makanannya bang, itu abang telen bulet-bulet makanannya udah abis aja?" Aya dibuat menelan saliva sulit seraya mencepol rambutnya, bahkan ia merada hitungannya mengganti baju baru sekedip tapi Ghi yang tadi terakhir ia lihat batu saja mengambil nasi serta lauknya sudah menghabiskan makanannya persis vacum cleaner.

Ghi yang makan super cepat, tapi ia yang merasa sakit tenggorokannya.

Hanya 3 menit, Ghi benar-benar telah menyelesaikan makan siangnya dengan rapi dan kini sudah kembali menarik Aya untuk mengantarkannya menghadiri acara pertemuan ibu.

Tak dapat dipungkiri, plat nomor kendaraan aparat di motornya membuat para pengguna jalan lain menyingkir segan saat Ghi melintas, hingga Aya harus mengeratkan pegangannya di perut Ghi.

"Aya masuk dulu," gadis itu sudah berlari, namun baru dua langkah ia kembali pada Ghi, "lupa!" ia meraih dan merebut tangan Ghi kasar untuk kemudian salim, "makasih banyak abang. Selamat dinas lagi."

Cup! Kecupnya di punggung tangan Ghi, bahkan sapuan kulit pipi Aya terasa kenyal dan lembut menyentuh Ghi. Bukan ia yang genit namun sentuhan singkat itu mampu menyengatnya bak sengatan listrik, mengalirkan rasa hangat yang menjalari tubuh hingga ke bagian hati.

Gadis itu berlari kembali ke arah dalam membuat Ghi mengukir senyuman tipis melihatnya tergesa begitu, satu kesan untuk Aya kali ini, ia begitu menggemaskan. Dalam balutan seragam merah jambu yang membungkus sedikit longgar persis boneka dibajuin, ngga tau nanti...mungkin boneka susan ini bakalan berubah jadi boneka jelangkung yang siap mengisi sisa harinya dengan kejutan bikin sport jantung.

Cepolan satu dengan sisi rambutnya ia kepang kecil bersama wajah yang terpoles make up tipis, apa namanya anak-anak sekarang menyebutnya, korean style? Mampu membuat Ghi meliriknya kali ini.

\*\*\*

"Assalamu'alaikum. Siang..." Aya mengetuk daun pintu yang terbuka, dimana pertemuan itu sudah hampir dimulai dan ruangan sudah disesaki oleh pasukan merah jambu.

Praktis semua pandangan mata tertuju padanya dari dalam.

"Masuk."

Aya yang jadi pusat perhatian hanya nyengir sambil berjalan cepat masuk menyelinap ke dalam. Bagaimana tidak, selain ia personel baru, ia juga terbilang sangat muda diantara personel lain. Usia Aya sempat menjadi pergunjingan di korps ini, saat sang komandan memberikan info jika salah satu anggota mereka menikah. Salah satu anggota kebangaan korps brigade mobile dimana Ghi memang banyak digandrungi kaum hawa karena paras rupawannya dan juga berprestasi serta putra dari salah satu petinggi di kepolisian.

"Permisi...permisi..." angguk Aya beberapa kali persis boneka ayam yanh diputar tuasnya saat melewati beberapa kursi ibu lain.

\*\*

Sudah beberapa kali Aya menguap, sejak ia kembali ke kursinya setelah perkenalan diri. Jujur saja, sepertinya Aya memang tak cocok dengan acara seperti ini. Ia jadi ingat acara pengajian ulama besar yang ia hadiri saat menemani bunda. Ujung-ujungnya matanya itu tak bisa diajak kompromi. Apalagi tengah hari begini adalah waktu yang tepat untuk melipat kelopak mata. Bersama angin sepoi-sepoi yang melambai, semakin saja Aya tak kuasa menahan rasa kantuknya.

Berulang kali ia sudah menepuk-nepuk pipinya agar tetap tersadar, bahkan apa yang diucapkan oleh ibu ketua ranting benar-benar tak masuk ke telinganya dan tak bisa diproses oleh otaknya. Kenapa ngga milih waktu abis magrib sih! Biar kaya kajian Al-Qur'an di kompleknya dulu. Setidaknya matanya masih segar sehabis tersiram air wudhu.

Bukan cuma Aya saja sepertinya, karena saat ia mengedarkan pandangan beberapa kali ke samping kanan dan kiri, beberapa ibu di dapati dalam kondisi menahan kantuk.

Sadar jika aksinya ini bisa memancing seruan bu ketua, atas sikap tak terpujinya yang persis anggota dewan di gedung hijau...Aya mengambil interupsi untuk mencuci mukanya.

"Bu, interupsi!"

"Ya?"

"Saya ijin ke toilet sebentar..." pandangan mereka terarah pada Aya yang mengganggu bicara ibu ketua. Terlebih saat mereka hendak melaksanakan sesi pembagian tugas. Nyatanya bukan hanya judul buku milik Raden Ajeng Kartini saja yang mengatakan habis gelap terbitlah terang.... karena disini, habis mengantuk terbitlah tugas satuan yang bikin pala mumet, otak ikut berputar dan raga lelah.

"Silahkan."

"Bu, ijin sebentar ya misi---misi..." ijinnya saat melewati beberapa kursi ibu lain.

"Jangan lama-lama bu Ghi." bu Jajang menegurnya yang kemudian mendapatkan seruan Aya, ia kita ia tak pernah mengenali orang lain. Aya sampai lupa kalau ia sempat bertemu dan bercengkrama dengan anggota lain.

"Ibu, Aya kirain ibu duduk dimana...."

Bu Jajang tersenyum, "neng Aya ngantuk ya? Ya udah cuci muka sana..."

Aya mengangguk.

Aya menghela nafas leganya bisa keluar dari jeratan kepenatan, ngomong-ngomong....toiletnya dimana? Satu kesalahan Ghi waktu itu...tak menunjukan toilet berada! Terpaksa Aya harus mencari-cari letak toilet.

Aya bergidik acuh, "anggap aja itung-itung jalan-jalan, ngilangin rasa ngantuk."

Cukup kesana kemari ia berjalan, hingga mengitari ruangan sepertinya sampai-----

Pluk!

Sebuah bola plastik menggelinding ke arahnya dan mengenai kakinya.

"Aduh."

"Tante! Lempar tan!" Suara seruan itu berasal dari anak-anak yang rupanya sedang bermain bola di lapangan. Seorangnya bahkan sudah berlari ke arah Aya demi mengambil bola plastik itu.

Senyum terbit dari wajah Aya yang meraih bola plastik itu, "ngga usah kesini...aku tendang ya!" jeritnya.

Dushhhh!

Tendangan tsubasa ia keluarkan demi membuat bola itu melambung jauh, bahkan jauh melewati anak tadi.

"Wahhhh! Keren tendangannya tan!" puji mereka dan senyum lebar si anak tadi yang kembali ke arah lapangan.

"Makasih tante!"

"Sama-sama!"

Alih-alih kembali ke acara pertemuan, Aya justru melangkahkan kakinya ke arah lapang, dimana anak-anak itu asik saja bermain bola di bawah teriknya matahari siang.

Panas bukan halangan demi hobby dan bermain. Aya tertawa-tawa melihat keseruan mereka.

"Woowww goalll!" seru Aya ikut terlibat dengan vibes para bocah, "keren kamu tong!"

Mereka saling berpandangan dan tertawa cekikikan dengan panggilan Aya yang terkesan aneh, tong? Tong kosong nyaring bunyinya, maksudnya?

"Tante mau ikutan apa jadi wasit?" di luar dugaan dalah seorang bocah yang sejak tadi berlaku mendominasi menawarinya.

"Boleh...gini-gini dulu sering ikut pertandingan tarkam!" Aya justru melepas sepatu pantofelnya dan bergabung dengan bertelan jank kaki. Lupa jika di sana, ia sedang ditunggu oleh satuan ibu.

.

.

.

.

.

1
Sugeng Yuni
cerita nya sangat bagus sekali
aku suka
gak rela habis disini ☺️
tokoh Aya sangat inspiratif
wahhh pokok seru banget
hari hari jadi ceria
Niha
alur cerita yg baik.
Linda Purwasari
Kecewa
Linda Purwasari
Buruk
Tiffany_Afnan
minggatnya bawa bekel donk... /Grin//Facepalm/ baguss.. pandai lah anak tupai /CoolGuy/
Tiffany_Afnan
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Tiffany_Afnan
pake alarm darurat aja neng.. klo ada yg grepe² lgsg bunyi tu ! bangunin org sekomplek /Facepalm//Grin/
Tiffany_Afnan
bayangin pakPol bibir mungil ceriwis weehh.. imut amat.. 😅🤭
mommyanis
karya teh Sin mah g ada yg g disuka ,the best pokona mah 👍👍👍👍
Nene Juan
Gx komen aah cuma mau, 😃😂😁🤣😄😆😅😀..
Arida Susida
terimakasih nya kak sinta atas krya2a yg luar biasaaahhh,,,ngk pernah gagal bikin ak baper and ngakakk cekikikan🤭🤭🤭🤭,,,love you love you sekebon singkong pak Dadang kak Sinta😘😘😘😘😘
Nene Juan
Ijin numpang baca Thor, beruntung bngt Nemu novel ini semua pas udh end, ini yg ke empat Thor aku baca karya mu.
bunda DF 💞
aaah jangan tamaat dulu dooong,, msh kangen sm Aya n Ghi
Renjani Soraya
min cerita ny selsein dlu satu" bru lanjut jgn loncat" jdi bikin ilang serunya
Nursani
🌟🌟🌟🌟🌟🫰🫰🫰🫰🫰🫶🫶🫶🫶🫶👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹☕☕☕☕☕💯💯💯💯💯
sherly
Luar biasa
mak Ab
dewa banget dahhh..
ryu apa kabar nya russel
mak Ab
ini russel nya ma cut sama om gondrong kan ya ?

waaahhhhh, keren ihh
disda
sukses selalu... s.emoga msh banyak novel yg akan terbit
Lalisa
lah si opa error 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!