NovelToon NovelToon
Naik Ranjang

Naik Ranjang

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:8.5M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

ADRIAN PRATAMA. Itu nama guru di sekolah gue yang paling gue benci. Karena apa? Karena dia udah membuka aib yang hampir tiga tahun ini gue tutup mati-matian.

“Dewi Mantili. Mulai sekarang kamu saya panggil Tili.”

Nyebelin banget kan tuh orang😠 Aaarrrrggghhh.. Rasanya pengen gue sumpel mulutnya pake popok bekas. Dan yang lebih nyebelin lagi, ternyata sekarang dia dosen di kampus gue😭

ADITYA BRAMASTA. Cowok ganteng, tetangga depan rumah gue yang bikin gue klepek-klepek lewat wajah ganteng plus suara merdunya.

“Wi.. kita nikah yuk.”

Akhirnya kebahagiaan mampir juga di kehidupan gue. Tapi lagi-lagi gue mendapati kenyataan yang membagongkan. Ternyata guru plus dosen nyebelin itu calon kakak ipar gue😱

Gue mesti gimana gaaeeesss???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman Lagi

Herman menghentikan angkotnya ketika ada seseorang yang melambaikan tangan. Seorang pemuda dengan tas ransel di bahu kanannya, naik ke dalam angkot lalu mendudukkan diri tepat di depan Dewi. Untuk sesaat pemuda itu terpaku melihat Dewi yang masih asik bermain dengan ponselnya.

“Hai..” sapa pemuda itu, membuat Dewi mengangkat kepalanya. Gadis itu nampak terkejut sekaligus senang. Tak disangka bisa bertemu dengan pemuda berlesung pipi itu lagi.

“Hai..” jawab Dewi dengan gugup.

“Ketemu lagi, kita. Kayanya jodoh ya.”

“Jodoh apa?” Dewi menundukkan kepalanya, malu-malu mendengar ucapan Aditya. Diam-diam Herman memperhatikan interaksi dua muda-mudi itu.

"Maunya jodoh apa?" Aditya balik bertanya dan Dewi hanya mampu mengulum senyum saja.

“Mau sekolah?” lanjut Aditya memulai basa-basinya.

“Ngga.. mau perang.”

“Hahaha.. perang sama siapa?”

“Sama wali kelas nyebelin.”

“Hahaha… semangat ya. Kalau punya wali kelas nyebelin, kerjain balik saja.”

“Maunya sih gitu.”

“Aku doain semoga sukses buat wali kelasmu menderita, hahaha..”

Dewi ikut tertawa mendengarnya. Matanya terpaku melihat wajah tampan yang matanya terlihat sedikit menyipit ketika tertawa. Dadanya seketika berdesir begitu melihat senyum manisnya. Sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Meskipun Dewi memiliki banyak teman lelaki, termasuk sang sahabat, Roxas. Namun baru kali ini dia merasakan debaran aneh di jantungnya.

Angkot yang dikemudikan Herman berhenti tepat di depan gerbang sekolah sang anak. Dewi merasakan berat untuk turun dari angkot, enggan rasanya berpisah dari Aditya. Namun apa daya, mau tak mau dia harus segera turun. Gadis itu segera menghampiri pintu di bagian pengemudi kemudian mencium punggung tangan sang ayah. Gadis itu terkejut saat melihat Aditya menyerahkan sejumlah uang pada sang Ayah.

“Kamu turun di sini juga?” tanya Dewi begitu angkot sang Ayah berlalu.

“Hmm.. aku ada janji sama seseorang di sini. Itu tadi Bapakmu?”

“Iya.”

“Enak ya bisa naik angkot gratis tiap hari.”

“Ya gitu deh.”

“Eh kita belum kenalan, kan? Aku, Aditya,” Aditya mengulurkan tangan pada Dewi.

“Dewi,” Dewi segera membalas uluran tangan pemuda di depannya.

“Kamu kelas berapa?”

“12.”

“IPA atau IPS?”

“IPS.”

“Sebenarnya aku punya kenalan yang ngajar di sekolah ini.”

“Oh ya? Siapa?”

Belum sempat Aditya menjawab, mata Dewi menangkap motor yang dikendarai Adrian memasuki gerbang sekolah. Gadis itu mendengus kesal dalam hati, kedatangan wali kelasnya itu sukses membuat hatinya yang tengah berbunga-bunga seketika layu.

“Maaf.. aku harus masuk. Wali kelasku yang nyebelin sudah datang kayanya.”

“Ok deh, Dew. Sampai ketemu lagi ya.”

Dewi hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan pelan meninggalkan Aditya. Namun baru beberapa langkah, gadis itu berbalik dan kembali pada Aditya. Tangannya mengeluarkan wadah berisi nasi uduk lalu memberikannya pada Aditya.

“Ini apa?” tanya Aditya bingung saat menerima pemberian Dewi.

“Ibuku kasih aku bekal buat aku sama teman-temanku. Kebetulan ada lebihnya, jadi buat kamu saja.”

“Makasih, ya. Tapi kayanya aku ngga bakalan makan deh.”

“Kenapa? Ngga suka ya?”

“Bukan. Aku pengen pajang ini di kamarku, biar ingat terus kalau ini pemberian darimu.”

BLUSH

Pipi Dewi merona mendengar gombalan receh dari Aditya. Gadis itu langsung menundukkan kepalanya demi menyembunyikan semburat merah di pipinya.

“Wi!”

Dewi mengangkat kepalanya kemudian menoleh ke arah datangnya suara. Nampak sang sahabat di dekat gerbang, masih berada di atas tunggangannya.

“Aku masuk dulu, ya. Itu jangan lupa dimakan.”

“Ok.. makasih banyak.”

“Sama-sama.”

Sambil berlari kecil, Dewi segera masuk menuju gerbang. Bersamaan dengan itu Roxas juga mengarahkan kendaraan roda duanya menuju parkiran. Dewi bergegas menuju kelas tanpa menunggu sang sahabat ketika melihat Adrian keluar dari parkiran motor. Pria itu berjalan keluar gerbang untuk menemui sang adik.

“Tumben pagi-pagi ke sini,” tegur Adrian begitu sampai di depan Aditya.

“Aku mau titip sesuatu buat mama,” Aditya mengambil sebuah bungkusan dari dalam tasnya lalu memberikannya pada sang kakak.

“Apa ini?”

“Kerudung. Aku beliin buat mama. Itu dari uang gajiku.”

“Kenapa ngga kasih sendiri? Mama lebih senang kalau kamu yang kasih langsung.”

“Sama ajalah kalau Abang yang kasih. Nanti aku ketemu Mama kalau udah bisa kasih yang spesial.”

“Mama ngga butuh kado spesial. Mama cuma mau ketemu kamu. Lebih bagus kalau kamu pulang.”

“Tenang saja, aku bakalan pulang ke rumah kalau sudah jadi orang sukses. Peluk cium buat Mama ya, Bang. Aku pergi kerja dulu.”

“Hmm.. hati-hati.”

Aditya hanya mengangkat jempolnya. Dia segera menghentikan angkot yang melintas di depannya. Setelah angkot yang dinaiki sang adik berlalu, Adrian kembali masuk ke dalam sekolah. Sesekali terdengar sapaan dari beberapa murid yang baru tiba di sekolah. Dengan langkah panjang pria itu bergegas menuju ruangan guru.

🌸🌸🌸

“Wi.. tadi siapa yang ngobrol sama elo?” tanya Roxas saat keduanya tengah berjalan menuju kelas.

“Itu cowok yang waktu itu gue bilang. Yang punya lesung pipi. Ganteng kan?”

“Gantengan juga gue.”

“Dasar leker narsis.”

“BTW Pak Adrian mau nyuruh kita apa ya?”

“Au ah… ngga sebut nama dia bisa ngga sih? Bikin pagi gue ambyar.”

“Jangan gitu, Wi. Berkat dia, lo bisa ketemu si lesung pipi. Eh itu apaan?” Roxas menunjuk plastik yang dibawa oleh Dewi.

“Nasi kuning dari nyokap.”

“Asik.. pasti ada jatah buat gue kan?”

“Giliran gratisan aja sinyal lo kuat.”

Roxas hanya terkekeh saja. Keduanya kemudian memasuki kelas yang masih sepi. Di sana baru ada beberapa siswa yang datang, salah satunya adalah Micky. Setelah menaruh tas di meja, Dewi memberikan nasi kuning untuk Roxas juga Micky.

“Alhamdulillah rejeki anak soleh. Tahu saja gue belum sarapan,” ujar Micky senang.

“Itu dua lagi buat siapa?” tanya Roxas.

“Ya buat gue lah.”

“Maruk lo, kaya yang bisa ngabisin dua sekaligus. Sini buat gue aja,” pinta Roxas.

“Kaga.. ini buat..”

Kalimat Dewi tergantung begitu saja. Sejatinya nasi kuning yang tersisa ingin dia berikan pada Hardi. Tapi gadis itu teringat akan perkataan Roxas tadi, kalau Adrian tidak memintanya datang ke sekolah lebih pagi, mungkin dia tidak akan bisa bertemu Aditya.

“Buat siapa?” tanya Micky membuyarkan lamunan Dewi.

“Buat Pak Rian.”

“Jiaaahhh katanya sebel tapi perhatian juga kasih sarapan buat Pak Rian,” ledek Micky.

“Kayanya udah mulai benih-benih bucin,” sambung Roxas.

“Apaan.. kalo bukan nyokap yang nyuruh, gue ogah ngasih ke dia. Ayo buruan ke ruang guru. Tar kita telat ditambah lagi hukumannya sama si singa edan.”

“Hahahaha…”

Roxas memasukkan wadah bento ke laci mejanya kemudian mengikuti langkah Dewi keluar kelas, disusul oleh Micky. Tak butuh waktu lama untuk ketiganya sampai di ruangan guru. Di sana Adrian tengah menunggu mereka.

“Assalamu’alaikum,” ujar ketiganya.

“Waalaikumussalam.”

“Pagi Pak,” sapa Micky.

“Pagi.. kalian sudah siap?”

“Sebenarnya ngga sih, Pak. Ngga ada amnesti gitu?” tanya Micky lagi.

“Sudah sarapan?”

“Belum, Pak.”

“Nah, dari pada sibuk nego, lebih baik segera lakukan tugas kalian supaya bisa selesai cepat dan sarapan sebelum masuk kelas.”

Micky membungkam mulutnya. Ternyata membujuk dan melakukan negosiasi dengan Adrian, merupakan hal yang sia-sia. Sebelum Adrian mengatakan hukuman untuk mereka, Dewi menyerahkan wadah bento pada wali kelasnya itu.

“Ini apa?”

“Buat Bapak sarapan,” ujar Dewi.

“Kamu nyogok saya?”

Dewi melihat pada Adrian dengan kesal. Dia merutuki keputusannya memberi makanan tersebut untuk guru yang selalu sukses membuatnya naik darah. Gadis itu menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum kembali berbicara.

“Itu titipan dari Ibu saya. Ibu spesial buatin itu untuk Bapak, sebagai ungkapan terima kasih karena sudah menghukum anaknya,” ujar Dewi dengan nada penuh kekesalan.

“Terima kasih, saya terima pemberian Ibumu. Andai saja Ibumu tahu alasan dibalik hukuman yang saya berikan, pasti Ibumu akan mengirimkan saya makanan sampai kamu lulus sekolah.”

Dewi mendesis kesal mendengar jawaban sang guru. Roxas dan Micky menundukkan kepala, berusaha menahan tawa yang hendak meledak. Dewi yang biasanya pintar berdebat dan berkilah selalu berhasil dibuat mati kutu oleh Adrian.

“Roxas.. kamu bawa buku-buku ini, kembalikan ke perpustakaan. Letakkan kembali buku-buku itu ke tempat semula. Rak dan letaknya harus sesuai. Saya sudah menuliskan semua letak dan posisi buku. Lakukan dengan baik, jangan menyusahkan penjaga perpustakaan.”

Roxas melihat ke arah tumpukan buku yang jumlahnya sekitar dua belas buah. Di atas buku tersebut tertempel sebuah kertas yang berisikan informasi, di mana buku-buku tersebut diletakkan. Roxas segera mengangkat tumpukan buku tersebut kemudian membawanya ke perpustakaan.

“Micky.. bawa kardus itu. Bagikan rangkuman materi ke semua kelas IPS.”

“Dikasih ke ketua kelasnya, Pak?”

“Harus langsung dibagikan ke semua murid. Pastikan semua sudah menerimanya dan minta paraf mereka setelah menerima materi itu. Saya tidak mau mendengar alasan mereka tidak bisa menjawab ujian karena tidak mendapat materinya. Ini list absennya,” Adrian menyerahkan empat lembar kertas berisikan nama-nama anak kelas 12 IPS.

“Saya harus datangi satu-satu, Pak?”

“Hmm.. buktikan rasa cinta kamu pada saya.”

Dewi mengulum senyum mendengarnya. Micky dengan pasrah mengambil lembaran kertas dari Adrian, kemudian mengangkat dus berisikan materi pelajaran sosiologi yang harus dibagikan ke seluruh murid 12 IPS.

“Dewi.. duduk sini.”

🌸🌸🌸

**Kira² Dewi bakal dihukum apa ya🤔

1
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
nangkring comend lagi...
dari bab awal dak comed...
krn mengulang baca dan gak ada bosen nya yang ada malah bikin kangen😍😍
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Maulana ya_Rohman
mampir lgi yang ke skian kali nya thor...
lagu "bring me to life" teringat karya mu thor🙈
Herlambang Lutvi
kemana saja diriku sampai novel sebagus baru Akau baca,,ini cerita cinta segitiga yg paling natural dah kaya film ini mah
sherly
dr sekolah sampai dah punya anak eh anaknya pada ngumpul buat Genk... novelmu emang seruuu Thor tp kenapa kisah anak2 mereka ngk di NT?
sherly
tiba2 JD melowwww
sherly
baca novelmu tu buat bahagiaaa.... awalnya senyum2 eh ujung2nya ngakak...
sherly
hahahahha rejeki si Budi
sherly
tq Thor untuk novelmu yg rasanya tu kayak nano nano... baru baca satu novelmu kyaknya bakalan lanjut ke novel yg lain...
sherly
lengkap sudah kebahagian Adrian dan dewi
sherly
jadi pengen liburan jugaaaaa
sherly
kalo soal pede emang si Budi nih juaranya.... maju terus bud
sherly
hahahahahha nasib duo B si jomblo sekarat
sherly
hahahah muslihat preman pensiun
sherly
Doni dah dapat satu restu... semangkaaaa
sherly
Hahahhaa masih kurang tu.. sibudi buluk mesti di kasi 20 sks biar bisa cari cewek yg bener ke depannya...
sherly
hahahha Mila sampai sewa satpam buat jd pasangannya... emang teman si Dewi smuanya kelakuannya diluar prediksi BMKg...
sherly
aku kira lagu Ari lasso malaikat tak bersayap ternyata ciptaan othor TOP dah
sherly
mulai pasang spanduk, umbul2 don... hehehehhe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!