Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Harga Hotel 200 Triliun
Suatu langkah kemajuan yang di capai seorang Yanti untuk mendekati Faqih.
Segera Yanti memasuki ruangan Direktur. Seorang pria yang berusia 55 tahun sedang duduk menghadap keluar jendela. Wajah yang begitu tegas. Memiliki aura kepemimpinan. Dia seorang Direktur Hotel Bintang Permata
Direktur itu bernama Dimas.
Ada apa menemuiku Yanti. Ucap Dimas dengan tatapan tajam.
Maaf Direktur. Seorang pelanggan yang menjadi anggota VVIP Hotel Bintang Permata dengan nilai Tiga Triliun, ingin bertemu dengan Direktur. Tutur Yanti tanpa basa basi.
Untuk apa menemuiku. Pasti ada penjelasan tentang itu bukan?.
Suara mendominasi keadaan, Yanti berkata, "Tamu Hotel ingin berniat membeli Hotel ini". Saat ini pelanggan Hotel berada di lobi.
Dimas mengerutkan keningnya, dalam hati penuh tanda tanya. Siapa orang itu. Mengapa dia ingin mengakuisisi Hotel ini. Apakah ada orang kaya di Kota Makarin.
Baiklah Yanti, Ikut aku menemui orang itu. Dimas dan Yanti menuju sebuah lift pribadi.
Faqih yang santai menikmati secangkir Kopi, sesekali melirik ke jalan sambil memainkan hpnya. Dia melihat lihat situs situs perusahaan yang ada di Negaranya.
Matanya sedikit menyipit melihat salah satu situs perusahaan yang bergerak di bidang transportasi laut. perusahaan itu ingin menjual sebagian sahamnya.
Faqih bergumam, "Peluang yang sangat bagus jika memiliki perusahaan di bidang transportasi laut" Dia mengambil no perusahaan itu, yang dapat di hubungi. Faqih menyimpannya dalam handphone. Faqih masih fokus memperhatikan situs situs lainnya. Berusaha mencari perusahaan yang ingin menjual saham mereka.
Hari menjelang malam, Kendaraan semakin padat di awal malam. Seorang pria paruh baya dan di ikuti seorang wanita cantik. Dialah Direktur Hotel Dimas dan Yanti keluar dari lift pribadi.
Yanti menunjuk ke arah Faqih dengan berkata, "Di sana pria itu duduk Direktur".
Dimas berjalan sambil melihat ke arah Faqih yang sedang memainkan hpnya.
"Selamat malam Tuan". Tegur Yanti kepada Faqih yang sedang duduk. Faqih menatap Yanti sambil mengangguk pelan, lalu berdiri untuk menyambut Yanti dan Direktur Dimas. Yanti memperkenalkan keduanya, mereka bersalaman, Dimas mempersilahkan Faqih untuk duduk kembali.
Tanpa banyak basa-basi Yanti memulai percakapan.
Tuan Faqih berencana membeli Hotel anda Pak Direktur. Dimas yang melihat Faqih yang masih sangat muda. Dan cara berpakaian yang sederhana. Menggunakan kemeja biasa.
Dimas bergumam dalam hati, "Sangat luar biasa. Masih sangat muda, usia sekitar 22 tahun lebih, tapi sudah memiliki kekuatan keuangan yang luar biasa.
Kemungkinan Dia Keluarga yang sangat Kaya Raya.
Faqih berkata, "Apa Hotel ini mau di jual ?".
Dimas menjawab, "Saya tidak dapat memutuskan begitu saja Tuan, di Hotel ini ada beberapa pemegang saham.
Saya akan berbicara dengan mereka terlebih dahulu. Dimas memandang Faqih dengan penuh kegamuman.
Baiklah, Bapak bisa bicarakan dulu dengan pemilik Saham tersebut. Saya akan menunggu di sini.
Mendengar perkataan Faqih, Dimas melangkahkan kakinya menuju ruangan pribadinya lantai 37. Puncak dari Hotel Bintang Permata.
Dimas membuka group WA. Dia memulai percakapan. Selamat malam, ada yang ingin mengakuisisi Hotel Bintang Permata.
Satu persatu memberikan komentar. Siapa dia ? Dari perusahaan mana ?
Salah seorang bernama Irsyal seorang pengusaha tambang dengan aset 300 Triliun, salah satu pemilik saham Hotel Bintang Permata berkata, " Hotel memiliki harga saat ini 200 Triliun. Tapi naikkan di harga 250 Triliun, biarkan dia menawar.
Betul sekali. Ardyan ikut menimpali. Usahakan bertahan di angka 250 Triliun. Dia keluarga dari mana ? Ucap Asmar seorang kaya raya pengusaha pertokoan dengan aset 150 triliunan.
Dimas berkata, "Saya tidak tahu pasti siapa orang itu. Di usia yang sangat muda, sudah memiliki uang ratusan Triliunan". Dimas kembali berkata, "Apa perlu saya menyelidikinya ?".
Jangan, Ucap Arnold seorang pemegang saham terbesar Hotel Bintang Permata. Jangan sekali kali menyelidikinya. Kemungkinan Dia anak dari orang kaya raya yang menyembunyikan identitasnya. Biasa orang seperti itu memiliki pengaruh besar di dunia. Perusahaan kita bisa bermasalah jika menyinggung keluarga seperti itu.
Semua yang mendengar perkataan Arnold ikut setuju. Dimas berkata, " Kalau begitu saya akan menemuinya kembali.
Setelah melakukan sambungan di group. Harga penjualan Hotel Bintang Permata sudah jelas. Saat ini harganya mencapai 200 Triliunan.
Dimas kembali menemui Faqih yang masih duduk di lobi menikmati segelas kopi dan makanan cemilan yang di sediakan oleh pelayan Hotel.