NovelToon NovelToon
Celine Juga Ingin Bahagia

Celine Juga Ingin Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:919
Nilai: 5
Nama Author: *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*

Celine si anak yang tampak selalu ceria dan selalu tersenyum pada orang-orang di sekelilingnya, siapa sangka akan menyimpan banyak luka?
apakah dia akan dicintai selayaknya dia mencintai orang lain? atau dia hanya terus sendirian di sana?
selalu di salahkan atas kematian ibunya oleh ayahnya sendiri, membuat hatinya perlahan berubah dan tak bisa menatap orang sekitarnya dengan sama lagi.
ikuti cerita nya yuk, supaya tahu kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penasaran

Mereka melangkah masuk, berada di tengah ruang tamu sebelum dikagetkan dengan suara yang berat dan dalam, Damian berdiri disana dengan tangan yang dilipat di depan dada. "Darimana?" tanya nya dengan nada datar Celine menatap Erina yang tampak tenang, tak banyak ekspresi dan dengan mudah menjawab "Dari luar tuan, bukankah tuan Ricardo sudah mengatakan nya pada anda kemarin?" tanya nya mencoba mencari tahu.

Damian mengangguk "Ya, dia sudah beritahukan padaku" ujarnya lalu dengan langkah cepat pergi dari tempat mereka dan kembali ke ruangannya.

"Syukurlah papa tidak marah" Celine menatap Erina yang kini juga menatapnya, mereka yang bertemu pandang langsung tertawa bersama tapi tidak keras agar tak menganggu orang rumah.

"Sudah, sekarang ayo naik nona" Erina mendorong nya pelan agar Celine segera menuju ke kamarnya, sementara ia harus mencuci barang-barang yang mereka bawa tadinya.

Tanpa banyak bicara Celine pun menyetujuinya dengan anggukan dan langsung berlari tanpa suara menaiki anak tangga menuju kamarnya.

...**** ...

Tak lama, Erina yang selesai mengerjakan pekerjaannya langsung naik ke atas menuju kamar Celine. Pukul 20.10, orang rumah sibuk menghabiskan waktu di ruang keluarga, tapi Celine hanya diam di kamarnya.

Tuk tuk tuk

Erina mengetuk pintunya.

"Bibi masuk ya, nona" tanya nya

"Iya bi!" jawab Celine langsung dari dalam.

Dia pun memutar kenop pintu dan masuk ke dalam kamarnya, setelahnya menutup kembali pintu itu agar tak ada yang mendengar mereka percakapan mereka.

"Nah, jadi bagaimana hari ini?" tanya Erina mendekat dan tampak menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.

"Sangat... menyenangkan!" serunya dengan semangat yang masih menggebu-gebu. "Tapi, bibi membawa apa di belakang sana" dia menunjuk ke arah tangan nya yang bersembunyi di balik punggung.

Erina tertawa kecil sebelum mengeluarkan nya "Ini dia!" Erina mengeluarkan satu set jepit rambut dengan aksesoris kerang juga mutiara dari balik tangannya.

Mata Celine terkagum melihat nya dan tampak senang "Ini untukku, bi?" dia mencoba memastikan nya.

Erina mengangguk, mengiyakan pertanyaan gadis kecil itu. "Iya, ini untuk nona" ujarnya ketika dia duduk di tepi tempat tidur sementara Celine duduk di tengah nya.

"Kapan bibi membeli ini untukku?" dia sudah membuka bungkusan plastik tempat jepitan itu.

"Bibi membelinya saat anda sedang asyik bermain tadi, bibi pikir nona akan menyukainya" dia tersenyum melihat gadis kecilnya yang masih tampak kagum dengan jepitan itu. "Tidak usah terlalu berlebihan nona, nanti kita akan beli lagi yang seperti itu banyak-banyak" ucapnya.

Celine menganggukkan kepalanya "Tapi kan bi, ini bukan tentang jepit rambut. Tapi, karena bibi peduli pada Celine dan mau membelikan ini untuk Celine" nadanya terdengar terharu dengan kepedulian bibinya itu.

"Kalau itu bibi kan selalu ingat nona" ucap Erina sedikit main-main. Tanpa dia duga Celine langsung memeluk nya dengan erat.

Beberapa detik, sampai akhirnya dia melepaskan nya. "Terimakasih bibi, Celine akan selalu jaga barang pemberian dari bibi" ujarnya yang sekarang melangkah menuju meja belajarnya, membuka laci nya dan memasukkan jepit rambut itu ke tempat penyimpanan spesial nya.

Erina yang melihat itu hanya bisa tersenyum hangat. Melihat gadis kecil itu begitu senang, adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

"Tapi kan bi, Celine lupa bertanya pada paman" ucapnya ketika dia naik lagi ke atas tempat tidur.

"Nona ingin bertanya apa?" dia tampak penasaran.

"Menanyakan, sebenarnya darimana foto-foto itu berasal? Kenapa sudah ada di ponsel yang paman berikan padaku?" nadanya terdengar penasaran dengan dia yang menggosok dagunya persis seperti orang dewasa.

Erina tersenyum "Coba tanyakan saja lewat pesan teks, mungkin paman Ricardo akan menjawab pertanyaan nona"

Mendengar usul itu dia pun setuju dan langsung mengambil ponselnya. Tapi, ketika tangannya memegang ponsel sebuah pesan teks masuk. Kontak kakaknya, Felix.

Pesannya "Bagaimana hari ini? Bahagia, Celine?"

Dia terkesiap dan langsung mendekat ke Erina "Bibi, kakak kirim pesan padaku, bagaimana aku harus membalasnya?" tanya nya sambil menunjukkan pesan teks itu.

"Anda tinggal balas saja sesuai dengan apa yang anda rasakan nona, jangan menyembunyikan apapun pada tuan Felix" tapi sebenarnya jauh dari kata-katanya, dia menyuruh Celine untuk selalu jujur tentang perasaan. jangan pernah menyembunyikan perasaan apapun dari siapapun, karena itu akan sangat menyakitkan.

Celine mengangguk, mengiyakan "Baiklah, akan Celine balas.

"Kakak ku yang jauh di sana, aku benar-benar senang dan bahagia hari ini. Karena aku bisa melihat betapa indahnya lautan dari tepi pantai. Aku berharap kakak segera kembali agar kita bisa pergi kesana bersama-sama, aku tidak mau kalau hanya merasakan kesenangan itu sendirian tanpa kakak."

"Sudah bi" dia menunjukkan pesan balasannya. Erina tertawa kecil merasa lucu dengan balasan itu.

"Ternyata anda orangnya sangat peduli, ya?" dia mengelus kepala gadis kecilnya dengan lembut.

"Tentu saja, kita memang harus peduli dengan siapapun, kan?" dia teringat dengan hal yang seharusnya dia lakukan. "Astaga, padahal tadi ingin bertanya dengan paman" dia pun langsung cepat-cepat mengirimkan nya pesan teks. Paman, Celine mau tanya, paman dapat foto keluarga Celine darimana?" begitu pesannya, hanya tinggal menunggu balasan saja.

1 menit

2 menit

5 menit

Tidak ada tanda-tanda pesan itu akan di balas.

Celine pun tampak sudah mengantuk karena lelah dalam perjalan sebelumnya. Erina dengan hati-hati membaringkan nya di tempat tidur gadis itu. "Besok saja lihat balasannya ya, sekarang anda tidur" bisiknya pelan mematikan ponselnya dan meninggalkan Celine yang sudah tertidur dengan cepat.

1
Musri
baru awal aja dh suka,mudah2n alur ceritanya bagus GK berbelat Belit...semangat Thur💪🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!