NovelToon NovelToon
Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Tukar Pasangan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Teriablackwhite

Caroline Damanik Dzansyana, hanya gadis malang berprofesi sebagai koki dessert di sebuah restoran Itali, dia diberatkan hidup karena harus membiayai rumah sakit ibu angkatnya yang koma selama satu tahun terakhir ini karena sebuah kecelakaan tragis.

Lalu, di suatu hari, dia dipertemukan dengan seorang wanita berwajah sama persis dengannya. Dia pikir, pertemuan itu hanyalah kebetulan belaka, tetapi wanita bernama Yuzdeline itu tidak berpikir demikian.

Yuzdeline menawarkan perjanjian gila untuk menggantikan posisinya sebagai istri dari pewaris Harmoine Diamond Group dengan bayaran fantastis—300 Milyar. Namun, Caroline menolak.

Suatu malam, takdir malah mempertemukan Caroline dengan Calvino—suami dari Yuzdeline dan menimbulkan kesalahpahaman, Calvino mengira jika Caroline adalah istrinya, sehingga dia menyeretnya masuk ke hidupnya.

Sejak saat itu, Caroline tidak pernah bisa kembali ke hidupnya. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apa yang akan Caroline lakukan untuk kembali ke hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teriablackwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14—PPMITMC

HAPPY READING

___________________________________

Halimun telah menebal sejak pagi tadi, kabutnya menyamarkan pandangan tiap insan yang datang keluar untuk meninjau hari, sampai matahari naik ke permukaan langit.

Setengah sadar, seorang pelayan wanita mulai membuka jendela mansion megah nan luas itu, berharap jika embun itu bisa membawa aroma segar ke dalam rumah.

Kriet ....

Saat jendela di ruang tengah, si pelayan berusaha keras untuk membuka dengan suara paling kecil, dia tak ingin mengganggu tidurnya tuan dan nyonya rumah itu.

"Huh! Untungnya Nyonya sama Tuan gak kebangun," tukasnya bersuara paling rendah.

Setengah badan menganjur keluar jendela, perlahan dia tarik kembali ke dalam. Kerlingan matanya lepas darinya, melesat keluar dan meninjau sebuah mobil mewah berwarna putih memasuki pekarangan luas mansion.

Mobil putih yang tentunya telah dikenali oleh pelayan tersebut. Bergegas si pelayan berlari keluar untuk menyambut pasangan dalam mobil tersebut.

"Selamat datang, Tuan dan Nyonya besar," sapanya dengan sopan, tubuh agak membungkuk.

Pasangan Bambam dan Marisa naik ke tangga kecil di depan pintu utama mansion, mereka mengangguk sebagai jawaban intens bagi pelayan wanita yang menyapanya.

Marisa, ibu kandung dari Calvino menjeling ke kiri dan kanan secara bergantian. "Di mana Calvino?" tanyanya dengan dagu agak diangkat.

"Bagaimana dengan Yuzdeline?" sambung Bambam dengan ekspresi yang sama.

Si pelayan sedikit bergeser ke samping kanan. "Masih tidur, Nyonya, Tuan," sahutnya tenang.

"Nyonya Yuzdeline juga udah pulang sejak semalam sama Tuan muda Calvino, mereka masih tidur di sofa," tambahnya lebih mendetail.

Bambam dan Marisa mengerut, pandangan mereka tertukar penuh tanya. Kemudian Marisa mengedikkan bahu sebagai aksi jika dia tak paham dengan penjelasan pelayan tersebut.

Lantas, Bambam menjelang masuk ke mansion pribadi sang putra tunggal, pasangan itu awalnya masih bersikap biasa saja, mereka datang untuk berceramah atau sekedar menasihati putra mereka.

Namun ....

Baru saja mereka menginjakkan kaki ke ruang tengah, ke-duanya dibuat tercengang oleh posisi mesra Calvino dengan wanita yang mereka anggap istri dari putra mereka.

Ke-duanya mengulum senyum, merasa pemandangan ini sangatlah langka. Bukankah terakhir, Calvino dan istrinya telah bertengkar hebat.

"Oh ..., jadi maksud kamu, tentang mereka tidur di sofa itu, dengan posisi seperti ini?" ucap Marisa tak kuasa menahan senyum.

Binar bahagia mulai terpancar di wajahnya. Pada akhirnya sang putra luluh juga terhadap wanita pilihannya, ini adalah kemajuan yang menyenangkan.

Setidaknya sang putra bisa melupakan cintanya terhadap mendiang sang menantu, ini adalah langkah besar baginya. Mereka memang orangtua yang kerap memaksakan kehendaknya.

Akan tetapi, semua hal itu dilakukan, hanya karena mereka ingin memberikan kehidupan baik pada putranya dan tetap menyejajarkan nilai keluarga mereka dengan keluarga menantunya.

"Posisi ini sangat ambigu," gumam Bambam ikut senang dengan pemandangan romansa itu.

"Ambigu apa, sih, Pah," tepis Marisa menepuk lengan suami yang sejak tadi dia gandeng, "Ini namanya ..., mereka udah saling cinta."

"Gak semudah itu, Mah. Anak kamu itu keras kepala, gak mungkin dia langsung luluh gitu aja," bantah Bambam.

Pria paruh baya itu terlalu memahami sifat putranya, kejadian terakhir masih membekas, beritanya memenuhi portal berita bisnis dan tagar gosip menjadi viral di mana-mana.

Pertengkaran Calvino dan Yuzdeline sempat menjadi topik panas satu minggu lalu, sulit untuk Bambam percaya, jika putranya akan dengan mudahnya luluh. Bisa saja mereka hanya sedikit longgar, tapi bukan untuk bersatu.

Marissa mengangguk, percaya dengan pandangan suaminya. "Iya, Pah. Anak kamu itu sangat membenci pernikahan ini, untungnya Yuzdeline gak gampang menyerah, jadi pernikahan mereka masih bertahan."

Itupun karena Yuzdeline mendapatkan tekanan dari wanita itu. Marisa cukup kompeten dalam memanipulasi kata, dia yang membutuhkan suntikan dana, dia pula yang berhasil menekan orang lain atas kebutuhannya.

Bisikan Marisa dan Bambam mulai terdengar riuh di telinga Caroline, samar-samar bola mata almond gadis itu membuka.

Sejenak menguap, gadis itu menggeliat—menarik tangan ke atas. "Siapa, sih? Perasaan masih pagi, kenapa rame banget," gumam Caroline bergerak ke hadapan Calvino.

Caroline terkesiap melihat Calvino ada di sampingnya, gadis itu terhenyak—seketika jantungnya berdegup. "Lupa. Tadi malam 'kan, dia emang meluk aku, dan aku ...."

Gadis dalam balutan lingerie putih itu semakin terperangah saat dia melihat dua orang asing di matanya, tengah berdiri di tengah ruangan, bersama pelayan wanita malam tadi.

Spontan Caroline menarik tubuhnya hendak mendudukkan diri, namun kemudian Calvino malah menjawat bahu dan menariknya kembali ke pelukannya.

"Aarght ...!" Lepas kendali, gadis itu menjerit.

Plakk!

Caroline menepuk dada Calvino beberapa kali, berharap jika pria gagah itu membuka mata dan tersadar dari kantuknya. "Heh! Bangun!"

"Eum ..., nanti aja, aku masih ngantuk. Kita tidur lagi," balasnya mengeratkan pelukan fi sekitar leher Caroline.

Di bawah, kaki jenjang Calvino menyerap masuk ke tengah antara dua kaki istrinya, lutut itu menaik secara perlahan dan nyaris menyentuh pa ha Caroline.

Beruntungnya Caroline menahannya dengan lutut kanan. "Calvino! Bangun!" gertak Caroline membisik di telinga Calvino.

Bibir gadis itu tak meninggalkan jarak, ia hanya tersekat oleh angin. "Calvino ..., bangun! Orangtuamu ada di sini," bisiknya lagi.

Permukaan bibir telah menyentuh daun telinga lelaki yang katanya membenci sang istri. Namun, berakhir tak mau melepas wanita itu, seolah di antara mereka ada tambang pengikat.

Akan tetapi, Calvino segera membuka mata, berpapasan langsung dalam jarak yang begitu dekat, hidung lancip mereka saling berc*uman.

Glekk!

Calvino meneguk saliva dengan kedipan mata melambat, di sisi lain jakunnya ikut naik turun, diiringi oleh detak jantung yang bergemuruh.

"Mama? Papa?" urainya tertahan dalam posisi yang sama.

"Eum," gumamnya polos sambil menganggukkan kepala.

Sreett!

Secepatnya Calvino melempar wajah ke belakang, menyaksikan ke-dua orangtuanya sudah ada di sana, terkekeh sambil melambaikan tangan.

"Halo, Sayang?" sapa Marisa, "Masih mau tidur sama istri kamu?" katanya menggoda seraya mengangkat alis sebelah kiri.

Calvino secara impulsif berguling dan berakhir terjatuh. "Ah, aw," ringisnya mengusap bok*ng yang baru saja melanggar ubin.

"Mah, Pah! Kenapa datang se-pagi ini, sih," protes lelaki itu lekas melompat, berdiri.

Di sisi lain Caroline tertunduk, dia tersipu sampai rasanya tak sanggup menampilkan wajahnya ke hadapan dua orang yang tak pernah dia temui.

Meski mereka sering memenuhi portal berita, apalagi topik bisnis, Caroline tak begitu memerhatikan berita-berita semacam itu.

Aarght ..., si al! Kenapa malah terpergok sama ibu dan bapaknya, sih? Mau ditaro di mana nih wajah. Dalam hati nun jauh di sana, Caroline menggerutu.

Meski demikian, gadis bertubuh tinggi sekitar 172 cm itu memberanikan diri untuk mendongak, dia bertukar pandang dengan Marisa.

"Yuzdeline, sana, mandi dulu, setelah ini kita bicara," tukasnya mengingatkan wanita yang terduduk, bingung di atas sofa.

"Hah?!" serunya termangu, polos.

Bersicepat dia turun dari sofa, berdiri berdampingan dengan Calvino. "Nyonya ..., maaf, saya sebenarnya bu—"

"Ssstt ..., Yuzdeline," tegur Calvino memotong ucapan Caroline.

Seraya melirik ke sisi dimana Caroline berada, Calvino mengapit dagu gadis itu—membawanya melekat ke wajahnya. "Jangan bercanda dengan orangtua," gertaknya bertutur lembut.

Siapa yang bercanda?

Lagi! Caroline menggerutu, dahinya mengernyit saat embusan napas dibuang paksa dalam tekanan berat.

"Ih! Kenapa kamu masih aja menganggapku is—"

Drrrrtt ....

Untuk ke sekian kalinya, ucapan Caroline terpotong. Kali ini bukan dari Calvino atau siapapun yang ada di sana, melainkan ponsel pribadinya yang tenggelam di sudut sofa.

Siapa yang telah memanggilnya se-pagi ini?

To be continued ....

1
Queen Alma
Waahh, anganku melayang jgn2 Calvino mau main sosor anak org dah 🙈🙈
Queen Alma
apa ini permainan Yuzdeline?
Queen Alma
Dennis takut ketahuan yaaa kalau itu Bunda Caroline bukan Mama Yuz
Queen Alma
kan Caroline di rumah Calvino ya, trus yg mengundurkan diri itu siapa? 🤔🤔🤔
Davika15
Ikatan apa nih
Davika15
Meski ucapannya bener, tapi Yuzdeline terlalu kasar
Queen Alma
kira2 ngambil apa ya Dennis
Queen Alma
weh, untung banyaaakk 😭😭🤧🤧🤧
Teriablackwhite: Lumayannn, daripada gratisan katanya
total 1 replies
Queen Alma
mukegileeee 😅😅😅😅
Queen Alma
timpuk aja sih, nyebelin bgt Calvino 😅😅🤭🤭
Queen Alma
kasian Caroline 🤭🤭🤭
Moga aja Calvino gk kebablasan
Teriablackwhite: Gak kok, amann
total 1 replies
Queen Alma
Jangan Cal, dia bukan istrimu, jgn main sosor karena cemburu ya 🤏🤭
Teriablackwhite: Perasaan cemburu muncul pas Caroline, sebelumnya dia mana peduli 😂
total 1 replies
Queen Alma
ketika istrinya pulang Calvino udah jatuh cinta sama Caroline heheeee
Queen Alma
entahlah, apa yg diinginkan Marisa sebenernya, bkin pusing aja 🤭😅
Queen Alma
disaat Calvino mulai sedikit kasihan eh yg di rumah lain Yuzdeline 😅😅😅

nasib mu yuz, anyep bgt
Queen Alma
apa Calvino bakalan dapat jawabannya dari Marisa?
Queen Alma
kebalik, padahal Marisa sendiri yg kaya bgtu
Queen Alma
nah kan skrg semua org salah sangka, semoga Marisa bisa merestui mereka nntinya saat tau kebenarannya
Teriablackwhite: Semoga, ya /Sob/ soalnya Marisa lumayan serakah
total 1 replies
Queen Alma
ini, bapaknya aja nyaman, apalagi anaknya nnti, makin lengket dh mereka sama Caroline
Teriablackwhite: Anaknya jadi saingan bapaknya 😄
total 1 replies
Queen Alma
Calvino jgn encum dia bukan istrimu weh 😭😅
Teriablackwhite: si Calvino emang agak Laen 🤭 sebelumnya gak pernah mau lirik, yang ini diterobos
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!