NovelToon NovelToon
Sistem Petani Dungeon

Sistem Petani Dungeon

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Transformasi Hewan Peliharaan / Budidaya dan Peningkatan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern / Game
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Komedi, Fantasy, Slice of life, Survival

Julian hanyalah seorang Adventure lemah yang bekerja sebagai seorang pemandu dungeon. tapi suatu hari, Julian malah memandu party yang berisi orang-orang bego yang hanya bisa mesra-mesraan.

Julian berakhir di tinggalkan oleh party sampah itu dan harus menghadapi monster Rank B seorang dari. Julian menggunakan semua cara untuk kabur dan malah berakhir masuk portal aneh yang membuatnya terjebak di dungeon.

Di sana Julian mendapatkan trait tersembunyi yaitu Petani dungeon dan mendapatkan makhluk yang memiliki potensi sampai Rank SSS.

Bisakah Julian keluar dari dungeon dengan selamat? baca kelanjutan hanya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakso mang Sodikin

Ding!

>Stamina host meningkat satu

Julian akhirnya sampai juga di warung bakso mang Sodikin. Napasnya terengah-engah karena sudah berlari dari tadi.

"Aaakhirnya... Hah... Gua nyampe juga." Ujar Julian sambil berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang akibat kecapean.

Julian kemudian masuk ke dalam warung bakso mang Sodikin yang tidak terlalu besar. Di dalam Julian melihat beberapa orang yang sedang memakan bakso.

Mang Sodikin menoleh ke arah Julian yang baru masuk"Mau pesen berapa jul?" Julian kemudian duduk di bangku panjang yang terbuat dari papan kayu.

"Seperti biasa aja mang, kalo satu lagi jangan pedes, di bungkus mang." Ucap Julian.

"Oke, siap!" Mang Sodikin kembali fokus ke dagangannya. Ia mulai membuat bakso pesanan Julian yang di campur dengan sayuran seperti toge, bihun, mie, cecim.

Julian kemudian melihat ke arah sebuah teko berisi air. Karena ia merasa haus ia minum beberapa gelas. Mang Sodikin yang melihat itu sadar bahwa Julian sepertinya habis kecapean.

"Haus bener jul, habis di mana? Apa jangan-jangan lu di tempelin lagi sama si amel ya!" Ucap mang Sodikin sambil memasukkan bumbu ke dalam mangkok.

"Lah, kok tau mang?" Ujar Julian kaget. Ia tidak menyangka mang Sodikin bisa tahu dengan kondisi yang sedang ia alami.

"Ya, tau lah jul. Gua kan sering liat dia nempel sama lu beberapa hari ini." Ucap mang Sodikin sambil sedikit melirik ke arah Julian.

Julian menghela napas. Ia juga tidak tahu kenapa itu cewek tiba-tiba bersikap seperti itu kepadanya. Karena biasanya dia jarang melihat amel berada di rumahnya.

Rumah amel itu tidak jauh dari rumah Julian, Mungkin jaraknya beberapa dari rumah tetangga.

"Iya mang, gua juga bingung kenapa dia bisa gitu! Mungkin dia lagi butuh duit gua kali! Dia kan matre!" Ucap Julian pedas.

Mang Sodikin hanya bisa tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala ketika mendengar perkataan Julian yang pedas tadi. Semua orang di sana juga tahu bahwa amel itu suka main sama cowok-cowok kaya gitu.

"Gak boleh mikiran yang jelek-jelek gitu jul, mungkin aja dia mau temenan sama lu." Ucap mang Sodikin.

Julian hanya menjawab seadanya ketika membicarakan amel karena selalu teringat masa lalu yang pahit saat melihat itu cewek "Mungkin aja mang. biarin aja lah, suka-suka dia juga, kan."

Mangkok bakso Julian sudah penuh dengan sayuran, mie, dan bihun. Mang Sodikin kemudian membuka tutup panci yang merebus bakso. Asap keluar dari dalam. Aroma bakso menyebar ke sekitar.

"Baunya sedap bener mang! Jadi gak sabar pengen makan nih." Ucap Julian sambil melihat ke arah asap yang keluar dari panci.

Mang Sodikin mengambil bakso kecil dan besar menggunakan centong. Setelah semua bakso masuk ke dalam mangkok, mang Sodikin menambahkan kuahnya.

"Nih, jul. Cabean sendiri aja dah! Nih cabe sama saosnya. Gua takut kepedesan ah." Ucap mang Sodikin sambil menyodorkan cabe dan saosnya.

Julian mengambil bakso dari tangan mang Sodikin. Kemudian ia memberikan cabe dan saos cukup banyak agar pedasnya terasa di mulut.

Beberapa pelanggan yang berada di dalam sudah selesai memakan baksonya. Mereka kemudian membayar lalu pergi meninggalkan Julian dan mang Sodikin berdua.

Julian kemudian mulai memakan baksonya. Ketika bakso berukuran kecil masuk di mulut. Julian merasakan lidahnya langsung berliur seperti ingin terus memakan itu bakso.

"Bakso mang Sodikin emang paling the best lah. Enak bener mang!" Ucap Julian sambil terus memakan baksonya.

Mang Sodikin membereskan sedikit barang-barang dagangannya karena akan segera tutup. Mang Sodikin memang buka dari pagi sampai jam enam sore saja.

Mang Sodikin kemudian duduk di kursi yang berada di depan Julian sehingga mereka saling berhadapan. Mang Sodikin kemudian menyuguhkan sebuah buah ceri kepada Julian.

"Nih, jul. Ini gua beli tadi pagi di toko buah. Mumpung lagi ada diskon juga." Ucap mang Sodikin.

Julian kemudian mengambil satu dan mencoba memakannya. Rasanya manis dan sedikit asem ketika di makan"Nyam-nyam, enak juga mang! Ini harganya berapaan se kilo."

Mang Sodikin kemudian mengingat-ingat berapa harga buah ceri itu"Kalo gak salah sih, se kilonya tuh tiga puluh rebu jul."

"Murah bener mang!" Ucap Julian sambil mengunyah ceri. Tanpa sadar sistem sedang menganalisis buah ceri tanpa sepengetahuan Julian.

[Sistem analisis aktif]

>Buah ceri biasa

Mengambil beberapa biji dari buah untuk di teliti lebih lanjut.

"Namanya juga lagi diskon jul! Pasti murah lah." Ucap mang Sodikin. Ia juga mulai mengambil satu buah lalu memakannya.

Julian kemudian menghabiskan baksonya terlebih dahulu. Sedangkan mang Sodikin sedang menutup warung karena beberapa menit lagi mau jam enam.

Julian bersendawa karena sudah merasa kenyang. Mang Sodikin kemudian kembali duduk di depan Julian untuk ngobrol-ngobrol.

"Gimana kerjaan lu jul? Enak kaga jadi Pemandu dungeon?" Tanya mang Sodikin. Ia memang penasaran dengan pekerjaan Julian atau yang bersangkutan dengan dungeon— karena ia hanya manusia biasa yang tidak di izinkan masuk ke dalam dungeon.

Sambil mengelus-elus perutnya yang terasa kembung akibat kenyang. Julian mengatakan bahwa kerjaannya itu cukup beresiko "Enak gak enak sih mang! Enaknya kalo dapet untung biasanya dapet item yang bisa di jual. Kalo gak enaknya sih, resikonya gede! Gua aja sebenernya pengen cari kerjaan laen mang."

Julian menceritakan gimana ngerinya dungeon. Seperti tempatnya yang gelap, batu-batu tajam yang bisa nusuk manusia, jurang, dan tentunya banyak monster berbahaya.

"Ngeri juga ternyata yang namanya dungeon! Hati-hati aja lu jul kalo di sana." Ucap mang Sodikin memberikan nasihat.

"Siap, mang. Eh, bentar! Ini udah jam berapa?" Tanya Julian. Ia lupa bahwa sedang membelikan pesenan bakso emaknya juga.

"Jam 17:50 jul. Emangnya ada apa lu nanya jam segala?" Ucap mang Sodikin sambil mengerutkan dahi.

"Emak gua pasti udah nunggu baksonya di rumah mang! Bisa-bisa gua di omelin kalo gini mah! Gua pulang dulu dah mang." Ucap Julian. Ia berdiri lalu menggeledah kantong celananya.

"Jadi berapa mang?" Tanya Julian "Dua puluh rebu aja jul" Jawab mang Sodikin.

Julian kemudian memberikan uang dua puluh ribu pas kepada mang Sodikin"ini mang." Mang Sodikin menerima uangnya dari Julian "Makasih jul, udah beli di sini.".

Julian kemudian mengambil kantong kereset yang berisi bakso milik emaknya. Ia juga berterima kasih kepada mang Sodikin atas buah cerinya. Julian berlari meninggalkan warung mang Sodikin dengan tergesa-gesa.

baru saja keluar dari warung. Julian sudah melihat sosok emaknya yang berada di depan rumah dengan tangan di pinggang sedang mencari-cari keberadaannya.

Julian kemudian berlari sedikit cepat ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia langsung di omelin oleh emaknya "Dari mana aja lu jul? Lama bener beli bakso aja! Gau udah lapar dari tadi nungguin lu."

"Lupa mak, Julian malah kebablasan ngobrol sama mang Sodikin. Ini baksonya mak." Julian memberikan baksonya kepada emaknya. Ia langsung berlari ke dalam rumah karena bakso yang ia berikan sudah dingin.

"JULIAN! lu mau kemana hah? Ini baksonya udah dingin gini, woi Julian! Dasar anak kamprett!".

Dari dalam rumah Julian berteriak"Angetin di kompor aja mak! Julian mau mandi dulu."

Emak Julian masuk ke dalam rumah dengan rasa kesal terhadap anaknya itu. Bukannya bisa langsung makan, ia malah harus menghangatkan dulu baksonya. Padahal ia sudah lapar banget dan ia malas masak karena asyik nonton drama di TV.

Sedangkan julian. Ia kemudian mengambil handuk miliknya yang di gantung di pintu. Kemudian ia berjalan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Di dalam kamar mandi Julian bernyanyi "Aku ingin mandi uang-uang kawan! Suara-suara apa yang murah? Kenapa Suara warga murah banget siuuuuuu."

[-_-] >Orang aneh!

>Perkembangan host

📜 [Status Window]

🔹 Nama: Julian Sahlulkhan

🔹 Level: 1

🔹 Kelas: 🌾 Farmer (Petani)

❤️ HP: 20/20

💨 Stamina: 22/22

💪 Kekuatan: 5

🛡️ Ketahanan: 3

⚡ Kelincahan: 3

🧠 Kecerdasan: 2

🍀 Keberuntungan: 3

☄️Mana : 0/0

✨ Skill:

📦 Dungeon Spesial: Farmer Dungeon (🔒 Terkunci)

1
Nauli Rahman
Kelakuan karakter utama nya di luar nalar🤣🤣
Nauli Rahman
Lato-lato/Shy/
Slime Hijau
Lanjut
Slime Hijau
Seruu
Raja Orc
Supri core awokawok
Raja Orc
Biadabnya 🤣🤣
Raja Orc
Komedi berbeda Fantasy 🤣🤣🤣 lanjut thor
Raja Orc
Hahaha
Raja Orc
👣👣
Raja Orc
Lanjut
Depressed
Aku pengen satu lah/Panic/
Depressed
aku ingin tidur di awan
Depressed
Aku juga mau lah
Depressed
/Hey/
Depressed
,/Sleep//Sleep/
Depressed
Bukannya ini RPD ya
🌈Ros•_Mendrofa¹²⁴⁷
mampir yah kak🤗
Depressed
/Sob//Sob//Sob/
Kereta
Di prank gua /Sob//Sob/
Kereta
Beban hanya menonton/Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!