NovelToon NovelToon
Istri Idaman Tuan Gio

Istri Idaman Tuan Gio

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ArsyaNendra

Seorang pria mengagumi seseorang wanita yang selama ini diam-diam dia awasi. Semua itu terjadi berawal kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya hingga dia merasa tertarik pada wanita itu.
Sampai pada akhirnya dia nekat untuk mendekatinya dan dari itulah pria itu menunjukkan perhatian lebih hingga wanita itu merasa risih.
"Stop jangan mengikuti aku terus."ucap wanita itu yang membalas dengan nada kesal.
Apakah wanita itu menerima kehadirannya dan memilih dirinya menjadi istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari keberadaan Nadira (IITG)

"Nadira, kamu jangan sungkan jika kamu ingin sesuatu nanti Bibi bantu." ucap Bibi Amira yang begitu peduli dengan Nadira.

"Iya Bibi Amira" jawab Nadira dengan senyuman, Nadira merasa lega Bibi Amira begitu hangat menyambut kedatangan dirinya bahkan Bibi Amira begitu perhatian dengan dirinya.

Malam hari

Terlihat posisi Gio yang benar-benar frustasi setelah dia kehilangan jejak Nadira Apalagi kenyataan jika kejadian di malam itu, wanita yang dia tiduri adalah Nadira membuat semakin frustasi seakan dia benar-benar kecewakan melukai wanita yang dia cintai.

"Dimana kamu Nadira, dimana." ucap lirih Gio yang benar-benar frustasi dengan apa yang sedang dia hadapi Begitu banyak wanita yang mendekati dirinya, tapi hanya dia yang mampu meruntuhkan hatinya hingga dia benar-benar merasakan jatuh cinta.

Pagi hari

Sita terlihat sudah rapi, saatnya dia pergi karena dia harus pulang membereskan beberapa barang miliknya setelah itu dia akan pindah kontrakan sebelum seseorang menemui dirinya.

"Bibi Amira, Sita pamit pulang dulu." Pamit Sita pada Bibi Amira.

"Ya sudah, hati-hati di jalan Ingat pesan Bibi setiap bulan seringlah kesini." Pesan Bibi, Amira dengan nada canda.

"Iya-iya Bik."jawab Sita dengan nada bercanda.

Sita menghampiri Nadira."Aku tinggal dulu, sekarang kamu aman disini dan aku akan pulang membereskan semua barang sekaligus hari ini aku akan pindah. Jadi jangan Khawatir." Pesan Sita dengan suara lirih pada Nadira.

"Iya Sita." jawab Nadira dengan Senyuman

Akhirnya Sita pergi meninggalkan Nadira dan Nadira tinggal bersama Bibi Amira.Nadira pergi menuju dapur yang dimana, Bibi Amira sibuk dengan pekerjaannya.

"Saya bantu Bibi." ucap Nadira yang ikut membantu Bibi Amira yang sibuk membuat kue pesanan.

"Ya sudah, ayo duduk disamping Bibi." Akhirnya mereka berdua saling bekerjasama membuat kue bersama.

Nadira ikut mempersiapkan beberapa bahan yang akan dipakai sedangkan Bibi Amira sibuk mencampuri sesuatu.

Di posisi Sita

Sita sudah sampai di kontrakannya, mulailah ia beres-beres barang miliknya hingga semua tertata rapi di dalam tas miliknya.

"Secepatnya aku harus pergi dari sini." ucap Sita yang begitu buru-buru membereskan beberapa barang miliknya.

Setelah selesai membersihkan semu, Sita segera mengeluarkan beberapa barang miliknya di luar.

Dari arah depan kontrakan ada dua pria yang berdiri tepat di depan kontrakan Sita, Sita spontan melirik dengan tatapan curiga.

"Kalian siapa?" tanya Sita pada kedua pria itu.

"Nona Nadira apa ada?" tanya Pria itu dengan secara langsung bertanya keberadaan Nadira.

Seketika Sita terdiam, melirik mereka berdua dengan tatapan curiga.

"Aku harus berhati-hati, sepertinya salah satu dari mereka orang yang bermasalah dengan Nadira." Batin Sita yang akhirnya memaki lain untuk membohongi mereka.

"Seperti kalian telat, Nadira sudah pindah dari kontrakan ini." jawab Sita yang sangat berhati-hati berucap.

"Apa pindah?"

"Iya pindah, Nadira bilang pada saya kalau dia ingin pindah kerja ke kota lain. Memangnya kalian siapanya Nadira?" tanya Sita yang begitu mencurigai mereka berdua.

Yoga melirik kearah tuannya, Gio pun hanya terdiam mendengar Nadira sudah pergi dari tempat itu.

"Dia pindah ke kota mana?" tanya Gio yang secara langsung bertanya pada Sita

"Kurang tahu saya, dia hanya bilang akan pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan lain. Mengenai dimana kotanya saya pun tak tahu, Nadira tak pernah bercerita tentang rencana dia yang akan pergi." jawab Sita yang berusaha menutupi semuanya dari pría itu.

Gio pun menatap Sita dengan tatapan tajam. "Kamu tidak bohong kan?" Pertanyaan itu langsung membuat sedikit Sita gugup.

"Untuk apa saya bohong, malahan saya yang penasaran kenapa kalian mencari keberadaan Nadira setelah dia pergi.Apa anda memiliki masalah dengan teman saya itu?" Gio terdiam menatap kearah wanita itu.

"Aku hanya ingin mencari Nadira." jawab Gio dengan nada sedikit dingin.

"Tapi Nadira sudah tak ada disini, yang ada hanya ada saya disini." jawab balik Sita dengan nada kesal.

Gio pun langsung pergi meninggalkan wanita itu dan langsung masuk ke dalam mobil. Sita mulai was-was, setelah ada seorang pria berani menghampiri dirinya bahkan diam-diam Sita mulai mencurigai pria itu.

"Aku harus pergi sebelum pria itu terus mencurigaiku." Batin Sita yang mulai berhati-hati.

Sita segera mengemasi barang miliknya dan mulai di hari itu juga Sita pindah di kost yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sedangkan didalam mobil, Gio masih tak percaya jika Nadira sudah pergi meninggalkan kontrakannya.

"Aku ragu jika wanita itu tidak mengetahui keberadaan Nadira." ucap Gio yang masih tak percaya.

"Apa kita awasi saja wanita itu tuan?" tanya Yoga yang akhirnya berani mengutarakan pendapatnya.

"Iya, awasi wanita itu, aku yakin wanita itu tahu keberadaan Nadira." ucap Gio dengan nada dingin sembari menahan emosinya.

"Baik tuan, akan saya kerjakan." jawab Yoga yang kini tugasnya semakin banyak yang dimana dia mencari tahu keberadaan Nadira sekaligus memata-matai wanita itu yang tidak lain teman dari Nadira.

Gio terlihat frustasi setelah hilangnya Nadira secara tiba-tiba hingga dirinya bingung mencari keberadaan dia kemana.

"Kenapa sedari awal aku tak menyadari, jika aku menyadarinya tak akan terlambat seperti ini." Batin Gio yang merasa bersalah dengan apa yang dia perbuat.

Malam hari

Nadira membantu Bibi Amira mempersiapkan makan malam mereka, setelah itu mereka makan malam bersama.

Nampak keduanya asyik dengan obrolan mereka. "Nanti setelah ini bantu Bibi buat beberapa adonan kue ya, kebetulan Bibi ada pesanan kue." ucap Bibi Amira yang sedang sibuk menerima pesanan kue.

"Siap, nanti Nadira bantu Bik." ucap Nadira dengan senyuman.

Kehidupan Nadira mulai terasa lebih bahagia, segala kesedihan dalam hidupnya dia kubur rapat-rapat dan mulailah dia mengubah hidupnya lebih baik.

Beberapa bulan kemudian

Posisi Nadira saat ini duduk santai diteras belakang rumah, dengan kedua tangannya memeluk perutnya yang semakin besar.

Nadira terus mengelus perutnya dengan pelan-pelan. "akhir-akhir ini kalian begitu terasa aktif bergerak sayang." ucap Nadira yang terus mengelus perutnya yang semakin besar.

"Wajar saja jika mereka aktif terus, tinggal menunggu Minggu anakmu akan lahir." ucap Bibi Amira yang membalas dengan senyuman pada Nadira.

"Iya Bibi, tak terasa tinggal sebentar lagi anakku akan lahir." ucap Nadira dengan senyuman sembari mengelus perutnya yang semakin besar bahkan Nadira begitu menanti kelahiran anaknya yang begitu dia sayangi.

"Kamu harus menjaga kesehatanmu, apalagi posisi kamu yang sedang hamil anak kembar. Pasti kamu butuh tenaga ekstra untuk menjaga mereka berdua." Pesan Bibi Amira yang begitu perhatian pada kesehatan Nadira.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!