NovelToon NovelToon
Before I Knew It, I Was In Another World.

Before I Knew It, I Was In Another World.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Summon
Popularitas:557
Nilai: 5
Nama Author: Yuu Ri

Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.

Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.

Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.

tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 14

SIANG HARINYA.

Arden sedang menghapus tulisan di papan tulis "Dengan ini pelajaran hari ini selesai, kalau ada pertanyaan silahkan di tanyakan cepat karna aku mau tidur siang." Dia menguap.

Seluruh murid hanya diam dan ada beberapa yang menggeleng , Arden menghela nafas "Aku anggap tidak ada pertanyaan dan kalian bebas pelajaran hari ini selesai dengan cepat, kalian bisa kemana pun yang kalian suka tapi ingat jangan buat keributan." Arden menghilang seketika.

Beberapa murid ada yang menghela nafas dan kelas mulai ribut dengan cepat, Kael merenggangkan tubuhnya dan melihat ke belakang sejenak ke arah Leon dan Lyria yang mulai mesra dan lalu melihat ke arah Darren yang masih gak terima kalah dari Leon dan juga tentu saja dirinya.

"Mending aku gak usah ikut campur lagi deh" Kael melirik ke Claris.

"Kau tetap mau ikut ke hutan gak?" Kael menatap ke Claris.

"Tentu aku mau ikut" Claris berdiri dari bangkunya.

"Baiklah, ayo kita pergi ke tempat aman lalu teleport menuju hutan." Kael berdiri dan berjalan di ikuti Claris yang mengandeng tangannya.

Mereka berdua berjalan ke menyusuri lorong kelas dan berhenti di tengah lorong yang sepi.

"TELEPORTATION." Kael mengucapkan rapalan dalam sekejap mereka langsung hilang dari lorong kelas dan sampai di padamg rumput luas dengan pohon besar yang berdiri sendiri di belakang mereka.

Claris langsung terpana melihat pemandangan baru yang ia tidak sangka-sangka ada di dalam hutan yang di klaim berbahaya "Woah...aku gak tau ada tempat begini."

Kael memiringkan kepalanya karna dia tau ini hutan Utara tapi dia gak tau tempat pasti harus teleport kemana jadi mereka secara acak sampai di sini.

"Aku pun gak tau ada tempat seperti ini." Kael melihat sekitar.

"Tempat ini indah dan luas sekali" Claris tersenyum bahagia.

"Apa pun itu... sekarang saatnya untuk menciptakan sihir ku." Kael melepas mantelnya dan meletakan nya di tanah di dekat pohon di belakang mereka.

Kael melakukan peregangan ringan "Claris kau bisa kasih contoh sihir mu?"

Claris mengangkat alisnya "Kau mau yang sihir bagaimana? elemen apa?."

"Apa pun yang penting buat menyerang terlebih dahulu." Kael menyilangkan tangannya.

Claris mengangkat tangan kanannya ke atas

"Rain Of Fire Arrows"

Lingkaran sihir besar muncul di langit di depan mereka menurunkan ribuan hujan panah api yang brutal dan meledak di tanah saat mengenainya.

Kael mengangguk dengan terkesan "Daya serangannya besar juga..."

Claris tersenyum bangga dan sedikit sombong tentang sihirnya "Tentu saja karna itu salah satu sihir terhebat ku"

Kael menggeleng dengan sedikit senyum "Aku sudah dapat gambaran dan tentu saja aku bisa meniru sihir milik mu itu."

Claris mendengus kesal "Dasar peniru, coba tunjukan pada ku."

Kael mengangkat tangannya ke atas.

"Rain Of Fire Arrows"

Lingkaran sihir muncul di langit dan menurunkan hujan panah api sekala besar bahkan melebihi punya Claris dan menghantam tanah di depan mereka sehingga membuat debu berterbangan.

Claris menganga karna terkejut, terkesan dan kesal menjadi satu "Kau ini..."

Kael tersenyum mengejek "Lihat?bahkan lebih hebat dari punya mu."

"Ya...ya lebih hebat tapi tetap saja itu sihir punya ku bukan punya mu sendiri." Claris menggembungkan pipinya karna kesal.

"Kau benar." Kael terkekeh melihat Claris yang kesal.

Kael berpikir untuk membuat sihir miliknya sendiri "Ah...dapat."

Kael mengarahkan tangan kanannya ke depan dan lingkaran sihir muncul di telapak tangannya

"Light Of Destruction"

Sinar terang berwarna biru muncul dari lingkaran sihir di tangan Kael dengan skala besar, meluncur lurus lalu meledak beberapa ratus meter jauhnya sehingga membuat angin kencang menerpa Kael dan Claris.

Claris menatap ke Kael dengan tidak percaya tentang apa yang di lihatnya ini

"Kau memang penuh kejutan..."

Kael berbalik menghadap Claris "Aku bahkan gak tau aku bisa melakukannya."

Claris menggelengkan kepala dengan sedikit tersenyum kecil "Kau bahkan tidak tahu kau bisa melakukannya?"

"Tidak, aku pikir ledakannya tidak sebesar itu tapi ternyata itu cukup besar...." Kael melihat ke arah tempat sihirnya meledak.

"Ya apa pun itu aku masih mau memperbanyak sihir ku." Kael berbalik dan mengarahkan tangannya ke depan lagi.

Claris menghela nafas dan mundur lalu duduk bersandar di pohon belakang mereka dan dia mengambil mantel Kael lalu melipatnya.

"Lightning Streak"

Kael di kelilingi oleh lingkaran sihir yang melayang di sekitar dirinya dan melancarkan sengatan petir secara beruntun tanpa henti.

"Kael benar-benar kuat...aku yakin jika dia jadi musuh kerajaan butuh seluruh penyihir dan prajurit terhebat untuk mengalahkan dirinya." Claris bergumam sambil menatap Kael yang melancarkan dan menciptakan sihir miliknya sendiri.

SATU JAM BERLALU

Kael terengah dan kepalanya mulai pusing karna terlalu banyak menggunakan mana jadi dia berjalan ke arah Claris dan berbaring di tanah.

Claris memijat lembut kepala Kael "Kau terlalu memaksakan diri..."

Kael mengangguk kecil "Setidaknya aku banyak mendapatkan sihir yang ku buat sendiri."

"Tapi tetap saja kau tidak perlu melancarkan sihir mu selama satu jam penuh!" Claris berkata dengan kesal.

Kael mengangguk kecil dan mendengar omelan Claris dengan sukarela dan tersenyum.

"Hah, kenapa kau tersenyum begitu?aku sedang mengomeli mu!!!" Claris menatap Kael dengan kesal.

"Bukan apa-apa...kau hanya mengingatkan ku pada orang yang selalu mengomeli dan memarahi ku kalau aku memaksakan diri." Kael tersenyum.

Claris mengangkat alisnya "Apa orang itu...adalah orang yang penting bagimu?"

"Mungkin iya..." Claris tersenyum sedih karna teringat Ilia.

"Wanita?." Claris memiringkan kepalanya karna penasaran dan matanya menatap tajam.

"Ya...dia adalah wanita yang lebih tua dari ku sekitar tiga tahun, rambutnya berwarna perak sebahu namanya Ilia dan dia sangat peduli padaku." Kael tersenyum lembut karna memikirkan Ilia.

Mata Claris berkedut seperti kesal dan cemburu menjadi satu "Kau mencintainya?"

"Hah? pertanyaan macam apa itu?" Kael menatap Claris.

"JAWAB AKU!!! APA KAU MENCINTAI ILIA MU ITU?" Claris menatap tajam ke Kael.

Kael merinding melihat tatapan Claris "Tidak...aku hanya menganggapnya sebagai kakak ku tapi aku tidak tau bagaimana perasaannya pada ku."

Claris menghela nafas lega "Yah... baiklah"

Kael nyengir mengejek "Kau cemburu?"

"Kalau iya kenapa?" Claris melirik Kael

Kael menganga karna tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu karna dia pikir Claris akan malu-malu.

"Kau cemburu? kenapa?" Kael sedikit terkejut

Pipi Claris mulai merona "Bukan hal yang penting...aku hanya cemburu oke?"

Kael berkedip dengan sedikit penasaran "Baiklah..."

Claris menghela nafas lega dan mencoba menenangkan dirinya lalu berdehem, Kael duduk dan menatap lurus ke depan melihat sisa sisa tanah yang hancur karna ledakan sihir miliknya.

"Ayo pulang ke akademi, kepala ku mulai bertambah sakit dan juga selagi aku masih punya mana yang tersisa." Kael memegangi kepalanya.

Calris mengangguk sambil membantu dan memegangi Kael saat berdiri "Ke kamar asrama ku saja agar kau bisa beristirahat di sana sebentar tanpa ada yang mengganggu."

Kael mengangguk dan merapal "TELEPORTATION."

Mereka berdua menghilang dari hutan dan sampai di dalam kamar Claris.

Claris langsung membantu Kael dan membaringkannya di kasur "Kau istirahat saja di sini sampai kepala mu sedikit baikan"

Kael mengangguk dan memejamkan matanya sambil menghela nafas panjang dan tertidur.

Claris tersenyum lembut sambil mengusap kepala Kael dengan lembut dan penuh kasih sayang "Selamat tidur manis~"

Claris tersenyum dan berjalan menuju kamar mandi.

1
Muhammad Fachri
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!