NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 14

Restoran itu tenang dengan cahaya remang yang hangat. Aroma rempah dan panggangan memenuhi udara, menemani Aruna dan Bagas yang duduk berhadapan di meja pojok dekat jendela. Aruna membuka buku menu, matanya menelusuri daftar hidangan sambil tersenyum kecil. Malam ini terasa seperti awal yang baru, pikirnya.

Namun belum sempat ia memilih hidangan, ponsel Bagas berdering. Bagas melihat layar sejenak lalu mengangkat, suaranya langsung berubah riang.

"Eh, bro! Iyalah gue udah dapet kabarnya. Gila ya, akhirnya juga dapet kesempatan bareng NGC!"

Tawa Bagas pecah.

"Makanya, gue mikir bikin tim kecil, gitu. Gue butuh orang-orang kayak elo juga, yang udah paham ritme kerjaan gini. Nanti kita bisa mulai garap dari bulan depan..."

Aruna mengangkat pandangannya, memperhatikan suaminya yang makin larut dalam obrolan. Satu sisi, ia ingin ikut bahagia. Tapi sisi lain dalam dirinya mulai terusik. Ini malam yang ia harapkan bisa memperbaiki jarak, bukan memperlebar.

Ia letakkan buku menu. “Mas... bisa ditutup dulu teleponnya?”

Bagas menoleh singkat, mengangkat jari telunjuk, memberi isyarat ‘sebentar’.

Namun Aruna menghela napas pelan, mencoba menahan diri, lalu berkata lebih tegas, “Mas, ini kan momen penting kita berdua. Kita jarang banget punya waktu seperti ini. Bisa nggak, fokus dulu ke makan malamnya?”

Bagas terdiam, akhirnya sadar nada Aruna bukan sekadar kesal ada kekecewaan di sana. Ia melihat mata istrinya yang menunggu.

Ia menghela napas, “Sorry, Bro. Nanti gue kabarin lagi ya. Lagi dinner sama istri nih,” katanya di ujung telepon sebelum menutupnya.

Ia menaruh ponsel di meja, lalu menatap Aruna. “Maaf. Aku cuma terlalu senang tadi.”

Aruna tak langsung menjawab. Ia hanya kembali membuka buku menu, pelan-pelan. Tapi kali ini, ada senyum kecil yang tulus meski masih menyimpan luka ringan dalam diam.

Mereka kembali membuka menu, mencoba memulihkan suasana. Aruna menunjuk satu dua hidangan, berharap malam ini tetap bisa menjadi momen berdua yang berkesan. Tapi belum sempat mereka benar-benar menentukan pilihan, ponsel Bagas kembali berdering.

Nada dering yang tadi membuat semangat, kini terasa seperti gangguan yang tidak diinginkan.

Aruna menghela napas panjang. Ia tak mengatakan apa-apa, hanya memalingkan wajah sejenak.

Bagas menatap layar ponselnya, lalu menoleh ke Aruna dengan raut sedikit bersalah. “Sebentar aja, ya. Takutnya penting banget...”

Sebelum Aruna menjawab, ia sudah mengangkat telepon. Suaranya berubah formal, menyebut nama-nama teknis yang bahkan Aruna tak ingin mengerti malam ini.

Pelan-pelan, Aruna menyandarkan punggung ke sandaran kursi, menyilangkan tangan di depan dada. Matanya tidak lagi menatap menu, tapi suaminya. Ia memerhatikan setiap gerak-gerik Bagas dengan diam, tak ada lagi senyum atau harapan seperti sebelumnya.

Ada perasaan hampa yang muncul begitu saja. Bukan karena Bagas menjawab telepon. Tapi karena kini ia yakin suaminya telah berubah. Fokusnya, kehadirannya, bahkan mungkin hatinya... tak lagi sepenuhnya berada di sini. Bersama dirinya.

Akhirnya, Aruna memesan menu seadanya hanya untuk menghentikan pelayan yang sudah lama menunggu dengan sabar di sisi meja mereka. Ia tidak lagi berniat memilih dengan hati, hanya sekadar menyudahi.

Tak lama kemudian, makanan datang bersamaan dengan Bagas yang baru menutup teleponnya. Ia tampak puas dengan percakapannya, tapi wajah Aruna sudah berubah.

"Ini... makanan yang kamu pesan?" tanya Bagas sedikit bingung, memandangi sepiring ayam goreng dan sayur bening.

"Iya," jawab Aruna datar. "Sama aja kayak yang kita makan di rumah."

Bagas menatap piring itu, lalu menoleh ke Aruna. "Kenapa nggak pilih yang lain? Sayang dong udah jauh-jauh ke sini."

Aruna menghela napas, menahan kekesalan. "Gimana aku mau diskusi kalau kamu sibuk sendiri? Pelayan tadi udah berdiri di samping kita cukup lama. Aku pesan aja seadanya."

Suasana menjadi dingin. Makan malam yang seharusnya jadi momen hangat kini berubah hambar.

"Aku rasa kamu memang sudah berubah, Mas," ucap Aruna lirih tapi jelas. "Sibuk dengan urusanmu sendiri. Bahkan saat kita punya waktu berdua seperti ini, kamu nggak benar-benar hadir."

Bagas mendongak, sedikit tersentak. "Lho, bukannya kamu tadi juga yang bilang mendukung aku? Kamu tahu kan, ini penting untuk aku..."

Aruna menatapnya, tapi tak ingin memperpanjang. Ia menunduk, menyendok nasi tanpa selera. "Kalau mau bahas, nanti aja di rumah. Ini tempat umum. Aku nggak mau jadi tontonan."

Bagas terdiam. Suara sendok beradu dengan piring jadi satu-satunya bunyi di antara mereka. Makan malam itu, yang seharusnya penuh kehangatan, berubah jadi satu lagi momen sunyi yang menyisakan jarak.

Mereka menyelesaikan makan malam itu dalam diam, tanpa percakapan hangat, tanpa senyum yang biasanya menyertai setiap suapan. Piring-piring kosong di depan mereka seperti saksi bisu bahwa malam itu tidak berjalan seperti yang diharapkan Aruna.

Dalam perjalanan pulang, hanya sunyi yang mengisi ruang di dalam mobil. Bagas menyetir dengan tatapan lurus ke depan, sementara Aruna memandangi jendela, pikirannya melayang ke berbagai sudut. Sesekali ia mencuri pandang ke arah suaminya, ingin membuka percakapan, tapi enggan memulai di tempat yang salah.

Dalam hati, Aruna tahu ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ada yang perlu dibicarakan. Ada luka kecil yang bisa jadi besar jika terus diabaikan. Ia ingin membahas semuanya, tapi tidak sekarang. Ia ingin menunggu sampai mereka tiba di rumah, tempat yang lebih tenang, tempat segalanya bisa terbuka dengan jujur. Ia tidak ingin masalah mereka menjadi drama yang dipertontonkan.

Sesampainya di rumah, Aruna langsung masuk lebih dulu, menyalakan beberapa lampu yang sempat dimatikan saat mereka pergi. Suasana rumah terasa sedikit hampa, seolah menyerap emosi yang menggantung di antara mereka.

Bagas meletakkan kunci mobil di meja, melepaskan jaketnya dan menyandarkannya di sandaran kursi. Aruna masih berdiri di dekat dapur, tangannya menyentuh mug kosong yang tadi pagi belum sempat dibereskan.

Suara hening itu akhirnya dipecahkan oleh Aruna. Suaranya pelan, tapi tegas.

"Aku rasa... kita perlu bicara, Mas."

Bagas menatapnya sekilas, lalu mengangguk tanpa berkata apa-apa.

Aruna menarik napas dalam. "Tapi mungkin... besok pagi saja. Aku juga lelah."

Bagas hanya menjawab dengan anggukan singkat, lalu berjalan menuju kamar. Aruna menatap punggung suaminya yang menghilang di balik pintu, sebelum akhirnya mematikan lampu ruang tengah satu per satu.

Malam itu rumah terasa tenang, tapi bukan karena damai melainkan karena ada yang sedang menunggu untuk diungkapkan.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 1 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!