Carla Dokter Dari Zaman Modern

Beberapa hari kemudian, Carla dan pangeran Jian Chen kembali di panggil oleh kaisar ke istana.

Keduanya berangkat bersama dengan kereta kuda yang sudah menunggu dan siap untuk berangkat.

"Pangeran!" panggil Hui Lin. Dia berlari kecil menghampiri pangeran yang hendak naik ke kereta kuda. Sedangkan Carla sudah berada di dalam kereta kuda.

"Kenapa kemari?" tanya pangeran.

"Aku juga ingin ikut, setiap kali pangeran ke istana, hanya kakak yang di ajak," jawab Hui Lin.

"Ini juga perintah ayahanda kaisar, hanya aku dan Hui Ying yang di perintahkan untuk datang ke sana," ungkap pangeran.

Namun Hui Lin ngotot ingin ikut, pangeran tidak ada pilihan lain selain membawanya juga.

"Hui Lin juga ingin ikut, gak apa-apa, kan?" tanya pangeran ke Carla.

"Asal jangan membuat keributan di istana gak masalah," jawab Carla dengan tersenyum tipis.

"Pangeran, kakak kok ngomong begitu," rengek Hui Lin.

"Hui Ying, tidak pantas kamu berbicara seperti itu kepada adikmu," tegur pangeran.

"Iya, iya tidak lagi," ujar Carla. Carla kemudian terdiam hingga akhirnya mereka pun tiba di istana.

"Salam Yang Mulia Kaisar," ucap mereka secara bersamaan.

"Berdirilah," ucap kaisar.

"Ada keperluan apa Yang Mulia memanggil kami kemari?" tanya Jian Chen.

"Begini pangeran, saya dengar di sini ada dokter ajaib yang bisa menyembuhkan segala penyakit." Bukan kaisar yang menjawab, melainkan orang lain.

Pangeran menoleh ke orang itu, pangeran juga baru sadar kalau ada tamu yang sedang duduk.

"Salam Yang Mulia raja, maaf saya tidak ngeh jika Anda ada di sini," kata pangeran. Carla dan Hui Lin juga ikut memberikan hormat.

"Tidak apa-apa, jangan terlalu formal pangeran," ucap raja Jiang Zhi.

Raja Jiang Zhi dari negeri seberang sengaja datang karena mendengar ada dokter ajaib di negeri ini.

Berita Carla menyelamatkan seseorang waktu di pasar sudah menyebar luas. Hingga di dengar oleh raja Jiang Zhi.

"Katanya dokter ajaib itu seorang perempuan. Benarkah? Saya juga sangat penasaran dan sekaligus minta untuk menyembuhkan putri saya yang sakit," kata Jiang Zhi.

"Sepertinya istri saya tidak bisa Yang Mulia," ujar Jian Chen.

Raja Jiang Zhi tersenyum, asalkan Carla bisa menyembuhkan penyakit putrinya, raja akan menghadiahkan sepuluh ribu tael emas.

Jian Chen tidak mengizinkan, karena ia takut jika Carla gagal. Karena Jian Chen sangat mengenal raja Jiang Zhi adalah seorang yang kejam.

"Saya akan mencobanya Yang Mulia," ucap Carla.

"Sebaiknya jangan, jika kamu gagal, maka nyawa taruhannya," ucap Jian Chen pelan.

Carla hanya tersenyum, jika tidak di coba siapa yang tahu? Lagi pula Carla orangnya pantang menyerah.

"Baiklah, kita berangkat sekarang," kata raja Jiang Zhi.

Carla pun meminta izin kepada kaisar untuk ikut dengan raja Jiang Zhi. Kaisar pun mengizinkan, tapi harus kembali dengan selamat. Begitulah pesan kaisar.

"Aku akan mengantarmu," kata pangeran.

"Aku ikut," kata Hui Lin.

Pangeran melarang Hui Lin untuk ikut, karena jika gagal, maka mereka tidak akan selamat. Jadi hanya Carla dan Jian Chen yang pergi.

Dengan di iringi beberapa orang pengawal, mereka pun menggunakan kuda sebagai kendaraan.

Untungnya Carla serba bisa, jadi dia tidak kesulitan untuk menunggangi kuda.

"Kenapa kamu menerima tawaran ini?" tanya Jian Chen. Saat ini mereka sudah dalam perjalanan.

"Aku hanya ingin menolong orang," jawab Carla enteng.

"Apa kamu tidak merasa jika ini adalah jebakan?" tanya Jian Chen.

"Hmmm, mungkin saja," jawab Carla lagi.

Jian Chen terdiam karena Carla hanya menanggapinya dengan santai. Ia juga tidak mengerti dengan sikap Carla yang terkadang hangat dan terkadang cuek.

Carla juga merasa jika ini adalah jebakan, tapi dia hanya ingin tahu siapa di balik semua ini?

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka pun sampai di istana milik raja Jiang Zhi.

Mereka di persilakan masuk setelah pintu gerbang di tutup. Jian Chen dan Carla serta empat orang pengawal nya di persilakan ke paviliun yang dekat dengan istana.

"Yang Mulia, bisa langsung saja untuk mengobati putri Anda?" tanya Carla.

"Hahaha, jangan terburu-buru Nona, kalian istirahatlah dulu," jawab Jiang Zhi.

Carla dan Jian Chen saling pandang, jika benar ada yang sakit pasti akan cepat-cepat untuk di obati.

Namun ini tidak, mereka malah di minta untuk istirahat lebih dulu. Dan raja Jiang Zhi terlihat santai-santai saja.

"Kita turuti saja," bisik Carla, Jian Chen pun mengangguk.

Jian Chen merasa jika Carla juga memiliki rencana, jadi ia pun menurut saja. Mereka pun istirahat di paviliun belakang istana.

Malam harinya ...

Beberapa orang pelayan mengantarkan makanan untuk mereka. Setelah itu para pelayan pun pergi tanpa berkata apa-apa.

Empat pengawal Jian Chen pun senang saat di bawakan makanan. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung ingin makan.

"Tunggu!" Mereka berhenti hendak menyuapkan makanan ke mulut mereka. Padahal tinggal sedikit lagi, namun segera di hentikan oleh Carla.

"Makanannya bermasalah," sambung Carla.

Jian Chen mencium makanan tersebut dan benar, terdapat racun di dalam makanan itu. Jian Chen pun melarang mereka untuk memakannya.

"Aku ada makanan lain," kata Carla.

Carla berpindah tempat lalu meminta makanan dari gelangnya itu. Dan memberikannya kepada mereka semua.

Mereka pun makan dengan lahap. Setelah makan, makanan yang dari pelayan pun di buang.

"Lalu apa rencana kita?" tanya Jian Chen.

"Kita pura-pura pingsan karena keracunan," jawab Carla.

Sebenarnya racun di dalam makanan itu tidak membuat mereka mati secara langsung, namun mereka akan tersiksa secara perlahan-lahan dan akhirnya mati.

Seperti dugaan Carla dan Jian Chen, setelah mereka pura-pura keracunan, Jiang Zhi dan para pengawal nya datang.

"Hahaha, ternyata tidak begitu sulit untuk membodohi mereka. Hanya pangeran ketiga yang terlalu bodoh yang tidak mampu menangani mereka," ucap Jiang Zhi.

"Pangeran ketiga? Berarti mereka bekerjasama?" batin Jian Chen yang mendengar percakapan Jiang Zhi.

Carla juga membatin seperti itu, sekarang mereka semakin yakin kalau mereka itu di jebak.

"Bawa mereka ke ruang tahanan, aku ingin mereka tersiksa sebelum mereka mati!" perintah Jiang Zhi.

Mereka pun di bawa ke ruang tahanan. Mereka masih berpura-pura pingsan saat di masukkan ke dalam tahanan.

Setelah pengawal itu pergi, barulah mereka semuanya terbangun.

"Pangeran, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya pengawal setia Jian Chen.

Pangeran menoleh ke Carla, lalu mengatakan jika mereka akan keluar dari sini. Tapi pangeran juga tidak tahu bagaimana caranya?

Terdengar suara langkah kaki, mereka kembali pura-pura pingsan. Pintu penjara terbuka, lalu masuklah Jiang Zhi.

Sementara pengawalnya menunggu di luar penjara. Jiang Zhi tertawa saat melihat mereka tergeletak di lantai.