Sakitnya patah hati melihat pria yang dicintainya bermesraan dengan istrinya di depan matanya saat mereka sedang melakukan perjalanan bisnis membuat Flower melakukan hal konyol dengan menumpahkan kekesalahannya lewat meminum minuman alkohol tak terhitung banyaknya.
Tindakan ceroboh yang ia lakukan akhirnya mengantarkannya terjebak cinta satu malam dengan pria yang sangat dibencinya. Flower pikir setelah melewati satu malam dengan Malik tidak akan berpengaruh apa pun pada hidupnya.
Ternyata apa yang dipikirkannya salah karena satu bulan kemudian ia dinyatakan hamil dan hal itu diketahui oleh kedua orang tuanya hingga membuat mereka murka.
William Arnold ayah kandung Flower meminta Flower untuk menikah dengan ayah kandung dari anak yang Flower kandung walau Flower menolak dengan keras karena Malik adalah pria yang sangat dibencinya dan tidak sederajat dengan mereka.
"Aku tidak mau menikah denganmu karena kau adalah pria miskin!" Hardik Flower saat Malik datang menemuinya untuk bertanggung jawab.
"Kau pikir aku mau menikahi wanita seperti dirimu!" Jawab Malik.
Apakah pernikahan mereka akan berjalan dengan lancar dengan dua orang yang saling tidak mencintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersikap sama
Flower memilih membalikkan tubuhnya dan melangkah berlawanan arah agar tak bertemu tatapan dengan Malik. Suasana hatinya yang tadi senang pun tiba-tiba memburuk melihat wajah Malik yang selalu ada dimana-mana.
"Huh, hariku terasa sial setiap kali bertemu dengannya." Gumam Flower sambil terus melangkah.
Niat hatinya yang tadi ingin menghindari Malik agar suasana hatinya kembali membaik jutru kini bertambah buruk saat matanya menangkap Rey dan Yura yang sedang bermain air di pinggir pantai.
"Sungguh menyebalkan. Baru keluar dari kandang Singa kini aku sudah masuk ke kandang Buaya!" Gerutunya.
Setelah menimbang-nimbang harus berjalan kemana seorang diri, akhirnya Flower memilih untuk tak melanjutkan langkahnya dan duduk di atas pasir yang cukup jauh dari pinggir pantai.
"Tahu begini lebih baik aku bekerja di perusahaan saja. Setidaknya jika berada di perusahaan mataku terhindar dari hal-hal yang menyakitkan seperti saat ini." Keluh Flower.
Di saat seperti ini rasanya Flower sangat ingin berbagi cerita dengan teman dekatnya agar suasana hatinya yang buruk sedikit membaik. Namun Flower sadar tidak bisa melakukannya karena saat ini jangankan teman dekat, teman jauh saja Flower tak punya karena sejak kecil ia selalu memfokuskan pemikirannya pada Rey hingga menjauhi teman-temannya yang ingin berdekatan dengannya.
"Rachel..." Flower pun teringat pada Rachel yang dulunya memiliki hubungan yang baik dengannya. "Jika saja saat ini akulah yang menjadi istri Kak Rey, pasti Rachel lebih memilih dekat denganku dari pada Yura."
Huh, rasanya saat ini percuma saja Flower menyesali apa yang telah terjadi. Semua yang sudah terjadi tidak dapat diulang kembali dan hanya bisa untuk diperbaiki. Namun untuk memperbaikinya pun rasanya Flower tak sanggup mengingat betapa keras kepalanya wanita itu saat ini.
"Flower, kau sendiri saja?" Suara khas Alfin terdengar jelas di telinganya. Flower menoleh ke arah samping dimana Alfin nampak berdiri dengan celana pendek dan baju kaos ketat yang membentuk indah tubuhnya.
"Seperti yang Kakak lihat." Jawab Flower ketus. Bagaimana tidak, sudah jelas Alfin dapat melihat dengan jelas saat ini ia sedang sendiri dan Alfin masih mempertanyakan hal yang tidak patut dipertanyakan.
Alfin pun hanya bisa menahan senyum melihat kekesalan di wajah Flower saat ini. Tak ingin membuat suasana hati wanita itu semakin memburuk karena Alfin dapat melihat dengan jelas keromantisan Rey dan Yura dari tempat ia berdiri dan pasti dapat dilihat oleh Flower juga, Alfin memilih beranjak dari hadapan Flower.
"Semua orang sangat menyebalkan hari ini!" Rutuk Flower lalu bangkit dari duduknya. Rasanya Flower sudah tidak ingin berada di tempat ini karena hanya membuat suasana hatinya semakin memburuk.
Flower pun melangkah meninggalkan pantai menuju hotel dengan perasaan kesal.
Sementara di tempat yang tidak terlalu jauh dari Flower berada, Malik terus memperhatikan gerak-gerik Flower tanpa henti.
"Kau masih diminta Rey untuk memantau pergerakannya?" Tanya Alfin saat sudah berada di sebelah Malik berdiri.
"Seperti yang Tuan lihat." Jawab Malik seadanya karena ia merasa malas menjawab pertanyaan yang sebenarnya Alfin sudah mengetahui jawabannya.
Alfin tertawa kecil melihat wajah Malik yang datar namun terlihat seperti menahan kekesalan kepadanya.
"Apa kau tahu, Malik. Ekspresimu saat ini sangat mirip dengan ekspresi Flower tadi. Namun bedanya jika kau menyembunyikannya, Flower justru memperlihatkannya dengan terang-terangan."
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Yura dan Rey update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Terjebak Cinta Tuan Marvel, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
yaa sayang dong pindahin ke tempat ku 🌳 m🥭angganya om lumayan ikutan pesta rujak 😅🤣🤣🤤😋