NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Lensa

Takdir Di Balik Lensa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Model / Office Romance
Popularitas:949
Nilai: 5
Nama Author: Novaa

Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.

Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.

Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 # LUKA LAMA DI DEPAN IBU

​Rumah Prakasa, Malam Hari

​Alex mengemudikan mobilnya kembali ke kediaman Prakasa. Malam sudah larut, tetapi ia merasa terjaga sepenuhnya. Perjalanannya terasa aneh, dipenuhi oleh aroma sisa Sate Padang dan kenangan Sekar yang tertawa saat melihat lampu lalu lintas Jakarta.

​"Aku gila," gumam Alex pada dirinya sendiri, menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi saat berhenti di lampu merah.

​Ia merasa seperti baru saja mengantar kekasihnya pulang, padahal mereka saat ini adalah musuh bebuyutan yang terikat dalam kontrak bisnis. Ini lucu, bahkan ironis. Dua hari berturut-turut, ia mengantarkan Sekar modelnya, mantan calon tunangannya, dan penyebab utama luka hatinya pulang ke rumah. Ia bahkan memapahnya dan membelikannya makanan di pinggir jalan.

​Ini semua demi ATEEA. Demi memastikan asetnya pulih, ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, namun ia tahu itu bohong. Tidak ada CEO yang melakukan ini untuk seorang model, bahkan untuk supermodel sekalipun.

​Saat Alex memasuki rumahnya yang megah dan sunyi, ia disambut oleh Adriana Prakasa, ibunya. Wanita elegan itu tersenyum hangat, menunggunya di ruang keluarga.

​"Astaga, Alex. Kenapa kau pulang selarut ini, Nak?" sapa Adriana, mencium pipi putra satu-satunya itu. "Aku sudah menunggumu. Setelah seharian di kantor, kau masih saja sibuk."

​"Ada urusan mendadak, Ma. Masalah teknis dengan model," jawab Alex singkat, menghindari kontak mata.

​Adriana menatap putranya, lalu menyentuh kemeja Alex. "Kau harus ganti baju. Pakaianmu bau asap dan... sate?"

​Alex tersenyum kecil, membiarkan ibunya menyentuhnya.

​Mereka duduk bersama di sofa, dan seperti yang Alex duga, Ibunya tidak menyia-nyiakan waktu. Adriana beralih ke topik yang selalu menjadi kekhawatiran utamanya: kisah asmara Alex.

​"Nak, sudah setahun lebih kau tidak kulihat dekat dengan siapa pun. Usiamu sudah 29 tahun. Kau harus berpikir tentang masa depan," ujar Adriana lembut, tetapi nadanya penuh harap.

​"Ma, aku sedang fokus pada ATEEA. Kampanye 'Ascension' ini sangat besar. Aku belum punya waktu untuk hal-hal itu," elak Alex, mencoba sesantai mungkin.

​"Waktu selalu ada, Nak. Hanya prioritasmu saja yang salah," balas Adriana. Ia menggenggam tangan Alex erat. "Aku sudah tua, Sayang. Aku ingin melihatmu bahagia, melihatmu menikah. Aku takut jika saatnya tiba, aku belum bisa melihat putramu bahagia, belum bisa menyambut istrimu dan menggendong cucu."

​Rasa bersalah langsung menusuk Alex. Ia tahu ibunya benar. Ibunya telah banyak berkorban untuknya.

​"Aku akan mencoba, Ma," janji Alex, meskipun ia tahu janji itu mungkin tidak akan pernah ia tepati.

​Adriana menatap mata Alex dalam-dalam. "Atau... apakah kau masih mengingat luka masa lalu, Nak?"

​Pertanyaan itu tepat sasaran. Alex merasakan benteng emosionalnya kembali bergetar.

​"Ma, sudah sepuluh tahun," Alex mencoba terdengar tegas. "Itu sudah lama. Aku tidak lagi memikirkannya."

​"Kau berbohong. Luka itu menjadikanmu Alex yang sekarang. Kau begitu dingin, begitu fokus pada pekerjaan, seolah-olah kau takut jika kau lengah sedikit, kau akan disakiti lagi," kata Adriana lembut. Ia adalah satu-satunya orang yang bisa melihat kerapuhan di balik kesuksesan Alex.

​"Ayahmu ingin kau bahagia. Alex, lupakan semuanya. Lupakan bagaimana ia pergi. Lupakan rasa sakitnya. Mulailah lembaran baru. Bukalah hatimu untuk orang lain. Bukan lagi dengan amarah dan dendam," pinta Adriana, matanya berkaca-kaca.

​Alex hanya bisa terdiam. Ia menunduk.

​Bagaimana bisa aku melupakannya, Ma? Alex berkata di dalam hati. Aku tidak hanya tidak bisa melupakannya, aku malah memanggilnya kembali dalam hidupku sekarang.

​Ia kini telah membawa Sekar kembali ke lingkaran hidupnya, bukan untuk mencintai, tetapi untuk menuntaskan rasa sakitnya. Namun, setiap momen yang mereka habiskan bersama, tawa di pinggir jalan, kehangatan di bawah payung, kepanikannya saat Sekar sakit, justru merobek luka lama itu, bukan menyembuhkannya.

​Alex menyingkirkan tangan ibunya dengan lembut. "Aku janji akan berhati-hati, Ma. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitiku lagi."

​Itu adalah janji yang ia tujukan pada ibunya, tetapi lebih untuk dirinya sendiri. Ia harus kembali pada rencana awalnya. Perasaan itu harus mati. Sekar harus tetap menjadi aset perusahaan, bukan wanita yang ia cintai.

​"Tidurlah, Ma," kata Alex, bangkit. "Aku akan mandi dan memeriksa laporan malam sebentar."

​Alex berjalan menuju kamarnya. Saat ia melepaskan kemeja berbau asap Sate Padang itu, ia menatap dirinya di cermin. Ia adalah CEO yang disegani, kuat, dan sukses. Tetapi di matanya, ia melihat kelelahan seorang pria yang sedang bertarung melawan kenangan dan hati nuraninya sendiri.

​Setelah mandi, Alex merasa sedikit lebih segar. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengambil ponselnya yang ia letakkan di meja nakas. Ia harus memeriksa email penting dan jadwal besok.

​Saat ponselnya menyala, ia melihat ada beberapa notifikasi, dan salah satunya adalah panggilan tidak terjawab dari nomor yang ia kenali.

​Itu adalah Miranda.

​Miranda, wanita berusia 28 tahun yang cerdas dan cantik, pernah mencoba dekat dengan Alex sekitar setahun yang lalu. Pertemuan mereka terjadi secara tidak sengaja saat Alex mengantar ibunya, Adriana, ke sebuah acara sosial. Di sana, Alex dikenalkan dengan Miranda, yang merupakan putri dari salah satu teman dekat Mama Adriana.

​Miranda merasa tertarik pada Alex, dan karena hubungan erat Mama Adriana dengan ibunda Miranda, mereka cukup sering bertemu di acara keluarga dan bisnis. Miranda adalah tipe wanita yang diinginkan Adriana. Berasal dari keluarga baik-baik, berpendidikan, dan memiliki koneksi sosial yang kuat.

​Suatu hari, sekitar satu setengah tahun yang lalu, Miranda memberanikan diri mengatakan pada Alex tentang rasa ketertarikannya yang lebih dari sekadar teman. Namun, sayangnya, Alex tidak merasakan hal yang sama. Hatinya yang tertutup rapat oleh trauma masa lalu tidak mengizinkan siapa pun masuk. Ia hanya menganggap Miranda sebagai teman, tidak lebih.

​Miranda sempat sangat marah dan merasa ditolak. Ia menghilang dari lingkaran sosial Alex dan tidak pernah menghubungi Alex lagi.

​Hingga hari ini. Ini adalah pertama kalinya Miranda kembali menghubunginya setelah ia menghilang.

​Alex menatap layar ponselnya. Kenapa Miranda menghubunginya sekarang, tepat ketika hidupnya kembali diusik oleh kehadiran Sekar? Apakah ini adalah takdir yang memberinya jalan keluar yang mudah dari kekacauan emosionalnya?

​Alex memutuskan untuk tidak memanggil balik. Ia tidak ingin terlibat dalam drama asmara lain saat ini. Fokusnya harus kembali ke ATEEA dan Sekar.

​Tidak ada waktu untuk urusan pribadi, pikir Alex dingin. Aku harus tidur.

​Ia menepis panggilan tak terjawab itu, memaksakan dirinya untuk membaca laporan keuangan. Namun, kini bayangan Sekar yang memegang perutnya dan bau Sate Padang beradu dengan pertanyaan ibunya tentang luka lama, dan panggilan tak terjawab dari Miranda.

​Alex menghela napas. Besok adalah hari baru, dan ia harus kembali menjadi CEO yang tidak berselera.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!