---
📖 Deskripsi: “Di Ujung Ikhlas Ada Bahagia”
Widuri, perempuan lembut yang hidupnya tampak sempurna bersama Raka dan putra kecil mereka, Arkana. Namun di balik senyumnya yang tenang, tersimpan luka yang perlahan mengikis keteguhan hatinya.
Semuanya berubah ketika hadir seorang wanita kaya bernama Rianty — manja, cantik, dan tak tahu malu. Ia terang-terangan mengejar cinta Raka, suami orang, tanpa peduli siapa yang akan terluka.
Raka terjebak di antara dua dunia: cinta tulus yang telah ia bangun bersama Widuri, dan godaan mewah yang datang dari Rianty.
Sementara itu, keluarga besar ikut memperkeruh suasana — ibu yang memaksa, ayah yang diam, dan sahabat yang mencoba menasihati di tengah dilema moral yang makin menyesakkan.
Di antara air mata, pengkhianatan, dan keikhlasan yang diuji, Widuri belajar bahwa bahagia tidak selalu datang dari memiliki… kadang, bahagia justru lahir dari melepaskan dengan ikhlas.
“Karena di ujung ikhlas… selalu ada bahagia.”
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 LUKA YANG TAK PERNAH DI UNDANG
Siang itu udara terasa lebih panas dari biasanya.
Matahari menyelinap lewat sela tirai, menyorot ruang tamu kecil yang sepi.
Widuri duduk sendirian setelah menidurkan Arkana.
Tangannya menggenggam gelas teh yang sudah dingin, sementara pikirannya melayang entah ke mana.
Ada sesuatu di dadanya — berat, sesak, tapi ia tak tahu kenapa.
Ponselnya bergetar di meja.
Sebuah pesan masuk dari Bu Reni, istri salah satu rekan kerja Raka.
“Widuri… aku nggak tahu harus ngomong gimana, tapi kayaknya kamu perlu tahu. Aku lihat di medsos kantor suamiku. Katanya suamimu lagi dideketin cewek kaya yang sering datang ke tempat kerja dia. Hati-hati ya, aku cuma nggak mau kamu terluka.”
Widuri terpaku.
Keningnya berkerut, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.
Ia mengetik pelan, jemarinya bergetar.
“Maksudnya apa, Bu? Dideketin gimana?”
Tak butuh waktu lama.
Notifikasi balasan muncul, kali ini disertai foto.
Dari story Instagram seorang staf kantor — terlihat Raka berdiri di pos keamanan, sementara seorang perempuan berpenampilan elegan memberinya sesuatu.
Di bawahnya tertulis:
“Kalau cinta udah buta, jabatan pun nggak penting #heboh Kantor”
Dunia seolah berhenti sejenak.
Widuri menatap layar ponselnya tanpa suara.
Gambar itu membakar retina dan hatinya sekaligus.
Tenggorokannya tercekat. “Rianty…” bisiknya pelan, suaranya hampir tak keluar.
Gelas di tangannya nyaris terlepas.
Dadanya sesak — bukan karena marah semata, tapi karena kecewa.
Ia teringat malam-malam ketika Raka pulang lebih lambat dari biasa.
Terngiang kembali senyum tipis suaminya yang terasa makin asing.
Dan kini, semua potongan kecil itu seperti menyatu menjadi satu gambar besar yang menyesakkan.
Air matanya jatuh perlahan.
Bukan ledakan emosi, tapi luka yang diam-diam mengalir.
Beberapa menit kemudian, suara motor berhenti di depan rumah.
Raka pulang lebih awal hari itu.
Widuri buru-buru menyeka wajahnya, tapi bayangan lelah dan sembab di matanya tak bisa disembunyikan.
Begitu pintu terbuka, Raka tersenyum tipis.
“Aku pulang, Wid.”
“Ya.”
Jawabannya pendek, datar, tanpa nada.
Raka menatapnya bingung.
“Ada apa? Kamu kenapa?”
Widuri tak menjawab.
Ia mengambil ponselnya dari meja, menatap Raka lurus, lalu menunjukkan foto itu.
Raka menatap layar — dan membeku.
Napasnya tertahan.
“Itu… bukan seperti yang kamu pikir—”
“Lalu apa?” potong Widuri cepat, suaranya bergetar menahan emosi.
“Kamu bilang kerja, tapi kamu nggak pernah cerita kalau rianty sering datang. Kamu kira aku nggak akan tahu?”
Raka menunduk dalam.
“Aku cuma… nggak mau kamu salah paham.”
Widuri menatapnya lama, air matanya kembali menggenang.
“Justru karena kamu diam, aku jadi salah paham, Raka.”
Sunyi.
Jam dinding berdetak pelan — seperti menyindir waktu yang tiba-tiba terasa terlalu panjang.
Raka mencoba mendekat, tapi Widuri mundur satu langkah.
Wajahnya tenang, tapi sorot matanya hancur.
“Kalau kamu masih menghargai aku sebagai istrimu…” suaranya rendah, nyaris berbisik,
“jelaskan semuanya besok. Malam ini… aku butuh sendiri.”
Ia berbalik, meninggalkan Raka yang terdiam di ruang tamu.
Langkahnya pelan, tapi penuh keputusan
.
Pintu kamar tertutup perlahan.
Raka berdiri membatu di tempat — wajahnya kosong, dadanya sesak.
“Kenapa semuanya jadi begini
RIanty kenapa kau datang mengusik rumah tanggaku yang sedang baik baik saja..
#tbc
jangan lupa like vote komen subscribe dan kirsan nya ya guyss
Author mau up 2 bab sehari aja ya soal nya takut ga ke kejar kalau langsung 3 bab...
