NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 - Jagung

"Hmm, penasaran nih hasilnya bakal seberapa besar,” gumamnya sambil menatap ladang yang kini penuh potensi baru.

“Sebelum itu… mari kita cek dulu berapa jumlah diamond-nya,” ucap Alvan sambil menekan tulisan kecil bertuliskan [Inventory] di pojok bawah layar.

Tampilan pun berubah, menampilkan daftar barang dan jumlah sumber daya yang ia miliki saat ini.

[Inventory]

[Wortel: 600gr]

[Diamond ×12]

[Diamond ×17]

“Lah… kok dipisah?” ucap Alvan sambil mengerutkan dahi.

Ia mengetuk ikon diamond yang menunjukkan angka 17, dan layar menampilkan detail tambahan:

[Asal Diamond: Panen Kentang]

Status: Tersimpan otomatis dalam sistem hadiah panen (tidak bisa digunakan untuk pembelian sebelum di konversi manual).

[Opsi]

[•] [Konversi ke Diamond aktif]

[•] [Biarkan dalam status hadiah]

“Oh gitu toh…” gumam Alvan pelan, lalu menatap layar itu beberapa detik sambil berpikir.

“Berarti yang ini masih kayak di-lock ya? Harus dikonversi dulu baru bisa di pakai…”

Ia mengusap dagunya, lalu menekan tombol “Konversi”.

Ding!

[Konversi Diamond Panen Kentang Berhasil!]

[Total Diamond kini: 29]

Alvan tersenyum kecil.

“Nice. Sekarang sepertinya sudah cukup buat beli jagung banyak, kayaknya hasilnya bakal lebih keren dari bibit kentang.”

Alvan membuka menu [Toko Bibit] dengan rasa penasaran.

Layar menampilkan daftar tanaman seperti sebelumnya, namun kini ada sedikit perubahan pada tampilan antarmukanya.

Background-nya tampak lebih cerah, dihiasi ilustrasi ladang kecil dengan awan yang bergerak perlahan.

[Toko Bibit]

[Wortel ×2 — 1 Diamond]

[Kentang ×1 — 2 Diamond]

[Terkunci] — Terbuka di Level 1

[Terkunci] — Terbuka di Level 2

[Belum Tersedia]

Alvan menatap lama ke daftar itu, lalu menggeser layar ke bawah. Saat jarinya berhenti, muncul kilauan cahaya keemasan di bagian bawah daftar.

Tiba-tiba, efek animasi muncul percikan cahaya hijau dan kuning berputar membentuk bulir jagung yang bagaikan menembus layar.

Suara khas sistem terdengar lagi.

Ding!

[Toko Bibit]

[Wortel ×2 - 1 Diamond]

[Kentang ×1 - 2 Diamond]

[Jagung ×1 - 5 Diamond]

[Terkunci] - Terbuka di Level 2

[Belum Tersedia]

Tulisan Jagung ×1 - 5 Diamond muncul di sertai simbol jagung yang berputar sebentar di sampingnya dan kembali menghilang.

“Whoa keren…” ucap Alvan pelan, menatap layar yang kini tampak lebih hidup.

Ada suara burung, latar ladang tampak bergerak dengan angin sepoi-sepoi.

Setiap kali tulisan jagung di sentuh, muncul info tambahan di samping dan tambahan gambar jagung di atasnya..

Ding!

[Jagung Manis]

[Waktu panen: 00:11:00]

[Hasil rata-rata: 500gr]

[Hadiah Keberuntungan : 100 Diamond (Dengan tingkat 1%× 2 \= 2%]

[Beli?]

Alvan memiringkan kepalanya sedikit, membaca informasi itu dengan seksama.

“Waktu panennya lumayan lama dua kali lipat dari kentang, tapi kalau dapet hadiah keberuntungan itu... 100 Diamond?”

Ia terkekeh kecil. “Hehe, kayak main gacha aja ini.”

Ia menatap kembali ladangnya yang masih kosong, lalu menimbang-nimbang.

“Tapi kalau peluangnya 2%... ya, siapa tahu hoki,” ucap Alvan dengan nada setengah bercanda, tapi matanya fokus penuh ke layar.

Ia menekan tombol [Beli], lalu layar kecil menampilkan tulisan di atasnya.

[Silakan Masukkan Jumlah Pembelian: 1 Bibit]

Alvan segera mengetik angka 6 di kolom itu dan menekan OK tanpa pikir panjang.

Beberapa detik kemudian, notifikasi sistem muncul bertubi-tubi dengan suara khas sistem yang berurutan.

[Ding!]

[Pembelian Berhasil: 5 Bibit Jagung]

[Pembelian Gagal: 1 Bibit]

[Alasan Kegagalan: Kekurangan 1 Diamond]

[Sisa Diamond : 4 Diamond]

Alvan memandangi layar itu sambil menepuk dahinya pelan.

“Hadeh… lupa ngitung sisa diamond. Harusnya beli lima aja haha.” Ia tertawa kecil, lalu menatap daftar bibit di inventori yang kini menampilkan Jagung Manis ×5.

“Yaudah, segini aja udah lumayan.

Kalo semuanya berhasil panen, lumayan banget bisa buat bantu - bantu ibu dan bapak.

Ia menggeser tangannya perlahan ke arah tanda [Tutup] di pojok layar, lalu jari telunjuknya berhenti sebentar di atas ikon itu.

“Yuk, kita coba tanam lagi… siapa tahu hari ini hoki besar,” ucapnya pelan, senyum kecil tersungging di wajahnya.

Begitu ikon [Tutup] di tekan, tampilan langsung kembali ke ladang yang kini kosong berwarna terang dan siap ditanami.

Alvan menggeser jari ke slot bibit jagung, lalu menekannya satu per satu.

Setiap kali benih dijatuhkan ke tanah, terdengar suara “tap, tap, tap” halus dari efek animasi, disertai kilau kecil yang membuat setiap petak tampak hidup.

“Lima bibit, lima harapan 100 diamond haha,” gumamnya bercanda.

Namun belum sempat ia menyandarkan tubuhnya kembali, suara lembut namun tegas terdengar dari arah depan rumah.

“Alvan! Alvan, kamu di depan ya, Van?”

suara ibunya memanggil dari dalam rumah tepatnya arah dapur.

“Iya, Bu!” sahut Alvan sambil menoleh cepat, menaruh ponselnya di meja sebentar.

Tak lama kemudian, ibunya muncul membawa sebuah teko besar berisi kopi panas, aromanya kuat dan khas, bersama piring kecil berisi gorengan yang masih hangat mengepulkan asap tipis.

“Oh begitu, nih van, antarkan gih teko dan gorengan ini buat bapak kamu di sawah,” ucap ibunya sambil menyerahkan nampan kayu dengan hati-hati.

“Baik, Bu…” jawab Alvan, menerima nampan itu dengan kedua tangan.

Ia melirik ke arah teko yang tampak kokoh dan berat, lalu mengangguk kecil.

“Teko ini jangan dimiringin, Van, nanti tumpah semua, tutupnya udah ga rapat,” pesan ibunya sebelum berbalik masuk ke dapur.

“Iya, Bu, tenang aja… Alvan bukan bocah lagi,” gumamnya sambil menaruh ponsel ke saku celana dan mulai melangkah keluar rumah dan menjaga keseimbangan agar teko tetap tegak sempurna.

Suara langkah kaki terdengar perlahan, tak… tak… tak… langkah itu menyusuri jalanan tanah yang sedikit lembap.

Udara pagi masih terasa segar, dengan aroma kopi hangat yang keluar dari celah tutup teko dan samar-samar bercampur dengan bau tanah basah.

Alvan melangkah hati-hati, kedua tangannya masih menyeimbangkan nampan kayu agar teko tidak miring sedikit pun.

Sesekali ia menunduk memperhatikan tanah, takut kakinya menginjak batu kecil atau akar yang menonjol.

Angin pagi bertiup lembut, menggoyangkan sedikit rambut depannya, dan di kejauhan terlihat padi yang mulai menguning tertiup angin.

Suara burung, dan gemericik air kecil di parit sawah berpadu seperti irama alami pedesaan.

“Hmm… hari ini damai banget,” gumam Alvan sambil tersenyum tipis, langkahnya masih teratur, pelan tapi mantap menuju sawah di mana ayahnya sedang bekerja..

“Pak, pak… berhenti dulu pak! Ada makanan dan minuman dari Ibu!” teriak Alvan dari pinggir pematang sawah, sambil sedikit mengangkat nampan kayu berisi gorengan dan teko kopi agar terlihat jelas.

“Iya, Nak, tunggu sebentar. Lagi tanggung, ini tinggal sedikit lagi,” sahut Pak Vandi tanpa menoleh, tubuhnya masih membungkuk mencabut rerumputan liar di antara batang padi muda.

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!