reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga belas
"sering main kemari yah, papa punya banyak koleksi buku tentang dunia astronomi, kamu pasti suka" bisik tante risa, saat reeva akan pulang, pelukan hangat dari kedua tante birru itu, terasa begitu tulus. Reeva tidak sempat menjawab, karena birru menyeret gaunnya dengan dua jarinya yang menjepit. reeva hanya mampu menunjukkan kedua ibu jarinya dan tersenyum sopan ke arah keluarga birru yang melambaikan tangan melepaskan kepergian mereka.
"kamu kasar birru..." tegur reeva sebel, begitu mobil berjalan, mata birru menoleh penuh tanya, kerutan di dahinya terlihat jelas.
"kasar?kasar gimana?"
"tadi tante rima dan tante risa, sedang berbicara, tapi kamu menyeretku begitu saja, itu tidak sopan tahu?" gerutu reeva dengan bibirnya yang meruncing.
"hahahhaha" gelak tawa birru pecah, bukan saja karena ucapan reeva yang terdengar lucu, namun cara reeva mengucapkannya terlihat imut di mata birru.
"tuhkan...nggak sopan, kamu malah ketawa" rungut reeva lagi, namun kali ini ia menatap suaminya dengan mata besarnya dan tangan yang bersidekap.
"maaf..maaf.." pinta birru masih dengan tawa yang menggantung, sekilas ia melirik ke arah reeva, sungguh gadis ini membuatnya senang. Mata birru kembali fokus menatap jalanan.
"apakah kamu sudah memutuskan kuliah dimana?" tanya birru mengalihkan pembicaraan, reeva menggeser tubuhnya, mengarahkan duduknya menghadap birru, pertanyaan birru menarik perhatiannya.
"menurut kamu. Kira-kira jurusan apa yang cocok untukku?" tanya reeva menjawab pertanyaan birru,
"kenapa kamu bertanya padaku?harusnya kamu tahu apa yang kamu inginkan, jangan tanya pendapat orang lain untuk hal sepenting itu reeva, ini masa depanmu, kendali penuh ada ditanganmu" jelas birru sedikit menggurui, matanya melirik sekilas wajah reeva yang terlihat tertegun, gadis itu mencermati penjelasan birru dengan tenang.
"kamu bilang, kamu ingin menjadi seorang astronom, apakah kamu berubah pikiran?" tanya birru mengingatkan, terlihat kepala gadis itu menggelengkan kepalanya.
"aku memang ingin menjadi astronom, tapi sebagai istrimu seharusnya aku mencari masa depan yang kira-kira bisa mendukungmu" jelas reeva masuk akal, kepala birru manggut-manggut memahami maksud reeva,
"aku tahu, cita-citaku itu sangat muluk untuk dilaksanakan. Aku hanya ingin lebih realistis saja, aku ingin berguna, karena saat ini aku adalah seorang menantu di keluarga naratama, aku ingin berguna di keluarga ini, bukan hanya sebagai pajangan atau sebuah nama saja" birru menoleh kaget, entah mengapa ucapan reeva barusan seakan menyindirnya, namun wajah reeva tidak berubah, gadis itu terlihat serius.
"apa maksudmu dengan pajangan?" tanya birru akhirnya, ia penasaran darimana pemikiran reeva barusan.
"ahhhh, maksudku..." reeva terlihat bimbang, matanya terlihat ragu, menatap birru yang masih menatapnya heran.
"maksudku.., aku tidak mau, hanya menjadi mesin pencetak untuk melahirkan keturunan atau ahli waris keluarga ini, aku ingin lebih berguna dari itu.." jelas reeva dengan suara lirih, pipinya merona merah, begitu kalimat itu meluncur keluar dari mulutnya.
Mulut birru terperangah, benarkah gadis yang berada di hadapannya ini masih 18 tahun. Mengapa ia bisa berpikir sampai sejauh itu.
"jadi maksudmu, kamu tidak ingin mengandung anakku, jika kamu belum kuliah atau memiliki keahlian?" tatap birru menyelidik.
"bukan..bukan begitu maksudku" geleng reeva cepat, wajah cantiknya terlihat cemas, ia takut birru salah paham akan maksudnya.
"aku, tidak mungkin mengingkari kodratku. Dan juga tidak mungkin menafikan kewajibanku padamu, tapi aku tidak ingin hanya menjadi mesin penghasil anak, untukmu. Aku ingin lebih berguna daripada itu, aku ingin sejajar denganmu dalam rumah tangga ini, aku ingin aku bisa jadi partner yang sejajar untukmu" jelas reeva dengan sangat gamblangnya, birru terpana. Sungguh pria itu terpana, cara bicara reeva, isi penjelasannya sungguh menunjukkan bahwa reeva bukanlah gadis biasa. Rasa kagum menyelinap kedalam hati birru tanpa permisi, gadis ini, masih berusia 18 tahun, baru saja tamat sekolah menengah atas dan belum menerima ijazahnya, namun cara berpikirnya, sungguh birru terkagum-kagum karenanya.
"jadi maumu bagaimana?" birru bertanya lembut, menatap wajah cantik yang terlihat bingung itu.
"aku ingin kuliah, yang jika aku menyelesaikannya dengan baik dan lulus, aku bisa membantumu dalam segala hal" ucap reeva penuh keyakinan, binar mata besar itu terlihat begitu bercahaya.
"lalu bagaimana dengan yang kamu katakan tadi...?" birru sengaja menggantung pertanyaannya, membuat reeva menatap birru penasaran,
"yang mana?" tanya reeva memicingkan matanya, senyum birru terlihat usil, reeva semakin penasaran.
"kamu bilang, kamu tidak mau hanya menjadi 'mesin penghasil anak' " birru sengaja menekankan kalimat itu untuk mengingatkan reeva.
"itu artinya, kamu bersedia mengandung anakku kan?" birru mengedipkan matanya sebelah, dan bibirnya tersenyum menggoda.
Reeva terperangah, wajahnya memerah. Reeva malu menyadari bahwa ia tadi sempat mengucapkan itu.
"mau tidak mau, itukan kewajibanku" bisik suaranya terdengar mencicit, pipinya semakin merona. Birru tersenyum lucu, wajah reeva sudah seperti kepiting rebus, merah.
"kalau begitu, bagaimana kita memulainya, apakah kita bulan madu dulu?" tanya birru semakin usil, ia menyukai reeva yang tersipu malu, salah tingkah. Pipinya yang merona merah sungguh indah di mata birru.
Reeva tersentak kaget, mata besarnya membelalak indah. bibir mungilnya yang sensual sampai terperangah tak percaya.
"bukankah kamu bilang, kamu tidak menyukai gadis kecil, bocah sepertiku. Dan bukankah kamu sudah janji kamu tidak akan menyentuhku sebelum aku cukup dewasa?, dan..bukankah kita sudah berjanji untuk itu?" reeva memberondong birru dengan pertanyaan-pertanyaan. Terlihat reeva menyilangkan kedua tangannya di dada. gelak tawa birru pecah, sungguh reeva terlihat sangat cantik dengan raut wajah penuh perlawanan dan cemas seperti itu. Birru sangat menyukainya.
"hahahha, reeva..reeva" ujar birru tertawa,
"kamu lucu tahu?"
"kamu jahat tahu?" tanya reeva sebel, namun tak urung ia tertawa, menyadari ternyata birru sedang menggodanya.
"aku tidak akan menyentuhmu reeva, sampai kamu mengijinkan aku menyentuhmu" tukas birru serius, reeva yang masih tertawa, terdiam. Mata indahnya menelisik, menatap mata birru penuh selidik dan reeva menemukan keseriusan disana.
" dan aku tidak akan pernah mengijinkannya, sampai kamu mencintai aku" bisik reeva lirih, nyaris tak terdengar.
"apa.?" tanya birru, menoleh "barusan kamu bilang apa?"
"tidak.., tidak ada apa-apa" geleng reeva cepat, namun pipinya kembali merona, dan itu tak luput dari perhatian birru.
Bersambung...