NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara dari Luar

Demian dan Alsid berdiri mematung di ambang pintu kosan. Angin berdesir kencang, seolah membawa ketakutan masuk ke dalam rumah. Jantung mereka masih berpacu keras, sisa dari ketegangan melihat foto misterius tadi.

Lalu..

Pemikiran aneh membawa mereka menerka hal yang tidak pasti, juga tidak masuk akal. Tapi sungguh sudah terjadi.

Dengan berhati-hati, mereka mulai menggerakkan anggota badan yang menegang karena adrenalin yang memuncak, alias ketakutan.

"Sid... Apa... kita periksa benda itu sekarang juga," bisik Demian gemetar, karena ia juga pasti tau kalau saat ini Alsid sepemikiran dengannya.

"Gue setuju... sebelum gue keburu mati penasaran. Karena gak dipungkiri, awal beli juga gue sempet liat dia pindah posisi ke ruang tengah, tapi elu gak percaya, malah bilang gue c*bul ama boneka." Alsid masih terlihat kesal karena peristiwa waktu itu.

"LAH! Tapi kamu sendiri juga begitu pas aku bilang ada sesuatu di ruang tengah semalam."

Alsid menggarukkan kepalanya sambil cengengesan. "Ya.. gue kan masih setengah tidur itu. Yaudah deh, kenapa jadi bahas itu. Mending kita cek boneka itu sekarang juga!! Tapi lu di belakang gue aja ya, jangan tiba-tiba narik celana gue lagi."

Demian langsung menggeplak tengkuk Alsid. "Woi! Gue tadi bukan narik celana, tapi pegangan karena takut!" seru Demian tersinggung.

Dengan langkah perlahan, mereka menuju dapur. Ruangan itu remang, hanya diterangi lampu kecil di sudut dekat wastafel, karena seluruh ruangan tertutup dan jendela pun tak dibuka, sore hari ini sukses membuat seisi kosan terasa mencekam. Udara terasa dingin, padahal malam itu tidak hujan.

Demian menempel seperti lintah di punggung Alsid, matanya tak lepas dari benda yang terduduk kaku di ujung ruang—boneka itu. Masih di tempat yang sama. Tak bergerak. Tak ada tanda-tanda aneh juga dari si boneka.

"Gila, ternyata dia masih di situ," gumam Alsid. Lalu cengengesan.

"Ya iyalah, mau jalan ke mana dia? Tapi... yakin dia gak gerak sama sekali? Kan udah dua kali pindah tempat."

Mereka mendekat pelan, seolah itu adalah anjing galak dan rabies yang harus di tenangkan. Alsid jongkok, lalu menatap lekat-lekat wajah boneka tersebut. Wajahnya polos, tersenyum manis, dengan pipi kemerahan dan rambut hitam panjang yang tampak halus. Matanya... seolah menatap lurus ke arah mereka.

Cantik, sangat cantik seperti idol korea dan penampakkannya pun asli manusia, tidak ada boneka-bonekanya sama sekali. Tapi di satu sisi, entah kenapa dia jadi terlihat begitu menyeramkan.

"Gue jadi pengen nyubit idungnya," celetuk Alsid sambil menyipitkan mata.

"Hah? Buat apa?!"

"Siapa tahu dia bukan boneka, tapi manusia. Kalo gue cubit idungnya dan dia gak bisa napas, berarti dia pura-pura jadi boneka."

Demian memelototinya. "Itu logika dari planet mana?! Gimana kalau tiba-tiba kamu pencet idungnya, terus dia nangkap tanganmu sambil teriak kenceng, dan menyeretmu ke neraka?"

Alsid tak peduli. Ia pun mencubit pelan hidung boneka itu.

"Hmm. Lembek, lembut. Asli kayak beneran kulit manusia. Nggak ada reaksi," katanya santai. "Ya udah, fix boneka. Gimana kalau kita pencet yang lainnya?"

"JOROKKKK!!" pekik Demian kesal.

Demian masih tidak yakin. "Kalau... kalau ternyata dia boneka berhantu gimana?"

Deg.

Mata Alsid melebar. Ia menoleh dengan wajah ngeri. "Lu jangan ngomong gitu dong."

"Beneran, Sid. Kalau boneka itu kerasukan atau wadah roh gentayangan, terus kita megang-megang dia, bisa aja kita ikut kesurupan."

"Enggak. Gak mungkin. Gue beli ini dari Jepang. Jepang itu negara maju, ngerti gak? Saking majunya, hantu pun takut hidup di sana! Mana berani hantu nempel di negara digital?!"

Demian mencibir. "Kamu pikir setan takut sama WiFi?!"

"Ya kali! Mereka jadul, bro. Liat kabel aja bingung."

Demian menghela napas panjang. "Udah deh, coba baca doa. Pegang kepalanya, terus dimulai dari A'udzu billahi min ash-shaytan ir-rajiim."

Alsid menelan ludah. "Yakin? Nggak salah? Kalau entar malah gue yang kesurupan abis lu doa gimana?"

"Emangnya kamu setan?"

"Ya siapa tau ada benda tak kasat mata yang nempel di badan gue. Pas lu doain, malah kesurupan sampe besok pagi."

Demian mengerutkan dahi. "Oon ah!!" gerutunya. Tapi.. ia melirik ikatan tali yang masih bertengger di leher Alsid, dan kini terlihat mulai terik.

"Pegang aja pelan-pelan, terus baca. Siapa tahu kita bisa usir kalau dia beneran kerasukan."

"Ya lu ajarin gue doanya!!"

Demian meringis. "Lah? Bukannya kamu yang dukunnya. Kan ki Sid? Masa Ki Sid minta ajarin orang doanya."

Alsid menyipitkan matanya ke arah Demian. "Jadi lu mau ngajarin gue apa mau ceramahin gue?"

"Yaudah!" Demian mengalah.

Dengan ragu, Alsid mengangkat tangannya. Jari-jarinya gemetar saat perlahan mendekati kepala boneka itu. Demian ikut merapat, siap membaca doa.

Baru saja tangan Alsid menyentuh rambut boneka, tiba-tiba...

"Tolong..."

Deg!!!

Mereka membeku.

Suara itu sangat pelan. Seperti bisikan. Tapi masing-masing dari mereka saling lirik tanpa berkata, mengumpan balik informasi hanya dari tatapan saja.

Jelas, itu bukan halusinasi dari salah satunya. Itu.. jelas suara yang bisa didengar oleh keduanya. Dan kalau pendengaran mereka tak salah, mereka yakin kalau suara itu berasal dari luar.

"Tolong aku..."

Suara itu terdengar lagi. Bunyinya seperti suara perempuan. Lemah. Tersedu. Seolah seseorang sedang menangis dan memohon dengan suara tercekat. Bahkan hanya dengan mendengar, mereka bisa ikut merasakan kesakitannya.

Demian langsung membenamkan wajahnya ke punggung Alsid.

"Sid... SID! Kamu denger juga nggak?!"

"D-Dengar..." bisik Alsid. Wajahnya pucat. "Lu jangan ngedusel kayak anj*ng gitu!! Gue jadi panik ini!!"

Mereka menoleh bersamaan. Dari dapur, suara itu datang dari arah jendela di ruang tengah. Tirai tipis tampak sedikit bergoyang. Dan di sana, seolah ada bayangan hitam yang berdiri dan berusaha menatap ke dalam.

"Tolong... tolongin aku... Ki Sid...."

Demian langsung melotot ke arah Alsid yang kini tersenyum dengan bibir yang membiru. Jelas saja, itu adalah nama kerjanya, kalau setan betulan datang untuk menguji kesaktian dukunnya, dia bisa pingsan dan kencing celana dua menit sekali.

"Tolooooong!!"

Suara itu terdengar lagi. Kini lebih jelas dari sebelumnya. Lebih pilu dan menyedihkan.

Demian dan Alsid saling pandang. Tubuh mereka kaku, tengkuk mereka dingin, dan bulu kuduk berdiri serempak seolah mendapat tiupan dingin dari bisikkan teman yang mengatakan, 'Pinjam seratus.'

Mereka menatap boneka yang masih duduk di depan mereka, tersenyum.

Lalu mereka menoleh ke luar, ke arah suara itu berasal.

Apakah suara itu... datang dari luar rumah?

Atau...

Dari dalam boneka itu sendiri?

Bersambung...

1
Rina Umi Masyitoh
Luar biasa
Intan Melani
lanjut thor
Audry Ly
ceritanya seru banget...asik dan humor..tpi ada juga horornya... pokoknya bagussss bangettt🤩
Lisyati Supriyati
Thor dirimu sehat kan? ko ga up/Sob/ sehat2 yaaa ,,,kangennnnnn alsid🤭😄
a_
thor, kmu menghilang kemana
Nana Colen
udah lama gak up.... jangan jangan du gantung lagi thor 🤭ups maaf 🙏🙏🙏
Arlena Lena
nah kann ditinggal tanpa pamittt
a_
kapan up thor, ditunggu
Debby_🦐
kan bener ga up²
Debby_🦐
jgn smpe yg ini ga d lanjutin lg..
kebiasan author klo bkin novel ga prnah smpe tamat.. bkin org gregetan
Dewi
Nah gtu kan seru bner alsid btuh temen jdi ada pnghiburan..😅
Ayo lah coba kurgi benci nya ke kirana siapa tau belenggu nya bisa ilang..

Anggap aja kirana boneka atau patung jdi klian fokus bahagian aja biar kirana gntian yg kesel cuek bbek aja sm kirana.. nikmtin hidup klian jgan pupuk kbencian krn itu senjata kirana..

Smbil nyoba cri cara buat ngalhin kirana..
klian brdua bljar yg giat stdkny pnya ilmu biar bisa rebut kmbali semua yg kirana kuasai dan pny pnghsilan sendir klian psti seru..

manfaatkn slgi klian bljr breng apa pun di lakukan dgn semngat buat masa depn klian..
Nana Colen
nahhhh bener ki sid dari pada gila sendirian lebih baik gila rame rame 🤣🤣🤣
kucing betina
kudu d basmi itu s kirana🤣
خليلا المحبوبة ❤️
kamu kok ngeselin De? kalau aku yg nemu kamu tak usir loh 😅 udah ditulung kok gitu sikapnya
خليلا المحبوبة ❤️
syok engga? syok engga? SYOK DONG 😭
خليلا المحبوبة ❤️
apa ini 😱
خليلا المحبوبة ❤️
lari aja uda De dari keluarga toxic macam tu
خليلا المحبوبة ❤️
astaghfirullah teganya ini paman sama bibi
Nana Colen
jadi.... bisa jadi ke ikhlasan dan memaafkan kunci bisa lepas belenggu itu 🤔🤔🤔
Nana Colen: ya kurang lebih seperti itu 😁😁😁
total 2 replies
Ayanii Ahyana
ini masih lama jatuhnya sikirana
demian ini lemot yaa thor
gk bisa sat set banget jdi org pdhal dia punya kemampuan
pake mlongo truss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!