Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

Teriakan histeris terdengar dari kamar inap yang ditempati oleh Rania. Bukan Rania yang berteriak melainkan Mama Risa yang membuat heboh. Wanita paruh baya itu pergi dari rumah sakit sejak semalam. Saat Rania baru selesai operasi pengangkatan rahim. Mama Risa menemui pria yang mengaku duda kaya, mereka melakukan hubungan terlarang.

"Kenapa sih Mama datang-datang langsung teriak, kayak melihat hantu saja." Ucap Raina yang masih belum sadar dengan apa yang terjadi.

"Justru, kamu jauh lebih seram daripada hantu." Jawab Mama Risa.

"Dih... Kayaknya Mama masih ngantuk, apa tidak tidur semalaman tadi. Dari mana? Jangan bilang Mama sekarang ikutan menjalang." Tebak Rania.

"Sudah jangan bahas urusan Mama. Kenapa wajah kamu hancur begitu? Kamu salah beli skin care?" Tanya Mama Risa menuduh Rania.

"Apaan, skin care apaan? Bahkan suamiku saja belum memberi nafkah sudah kirim akte cerai." Ucapnya sambil menunjuk ke arah selembar map hijau berlogo Pengadilan Agama.

"Jadi, pria miskin itu menceraikanmu?"

"Ya begitulah, aku pun tak rugi kok. Lagian katanya dia menikahiku karena aku hamil anaknya. Sekarang bayi itu sudah mati, tidak ada alasan lagi aku terikat dengan pernikahan konyol itu. Targetku itu Rendra, pewaris Adiguna. Tapi dia sudah kere sekarang. Gak masalah sih, masih ada Rizal si Penghulu suaminya Rosella."

"Penghulu itu? Kamu sudah gila? Bukankah dia juga pria biasa?" Tanya Mama Risa merasa heran.

"Tidak, dia ternyata selama ini menyembunyikan identitas aslinya yang seorang Narendra. Jadi Rosella beruntung mendapatkannya. Sedangkan aku harus kehilangan semuanya."

"Terus, kenapa sampai kamu keguguran? Apakah aborsi atau kamu terlalu semangat bermain dengan Kepala Preman?"

"Untuk masalah kenapa aku keguguran, aku juga heran lho Ma. Aku sama sekali tidak ingat apa pun, kejadian apa yang sudah menimpaku hingga bayi itu mati dalam keadaan yang mengenaskan. Dan sampai rahimku juga rusak, huff... Akhirnya aku tidak usah susah payah menggunakan alat kontrasepsi. Aku bebas berhubungan tanpa resiko."

Rania lupa jika berhubungan badan sembarangan, resikonya tidak hanya hamil. Tapi justru resiko besar tertular penyakit ke lamin yang mematikan. Tapi memang kan otak Rania sudah lama mati, terkubur oleh iri dengki yang tak terselamatkan.

"Serius Mama tanya kenapa dengan wajahmu? Kenapa rusak parah begitu? Banyak flek hitam dan jerawat."

"Masa sih Ma, coba pinjam kaca atau ponsel." Ucap Rania.

"Lah memang ponselmu ke mana? Sejak Mama temukan kamu pingsan di depan rumah, Mama tidak lihat ponsel dan juga dompetmu. Makanya Mama heran kenapa sampai celana jeans kamu penuh darah dan ceceran gumpalan daging bayi. Kamu benar-benar gak jelas."

Mama Risa mengomel tapi tetap memberikan ponsel mahalnya pada Raina. Dan saat Raina membuka aplikasi kamera, jantungnya serasa mau pecah.

Wajah yang tadinya mulus bersih, kini sudah dipenuhi oleh jerawat. Warna kulit menghitam seperti flek. Bagaikan wajah Rania sudah puluhan tahun tidak pernah mendapatkan perawatan. Sangat jelek dan menjijikkan sekali.

Berbeda dengan Rania yang semakin hancur, hari ini dengan kesadarannya sendiri Kendra pulang ke rumahnya. Bukan... Bukan karena ingin memperbaiki hubungan dengan Papanya, tapi karena misi yang diajukan oleh Mamanya. Menyelidiki siapa anak haram Papanya. Karena Kendra akan menghancurkan gadis itu dengan tangannya sendiri, sehingga Papanya tidak punya kebahagiaan lagi.

Dendam pada kedua orang tuanya sangat besar. Tapi Kendra setuju dengan perkataan Mamanya jika semua kehancuran keluarganya bermula dari perselingkuhan yang dilakukan oleh Papanya sendiri. Hingga menghasilkan seorang anak haram, yang selama ini identitasnya disembunyikan.

Dengan kenyataan seperti itu, Kendra semakin yakin jika anak haram itu sangat berarti bagi Papanya.

Tanpa Kendra tahu, jika dia sudah sejengkal lebih dekat dengan adik kandungnya yang selalu dia sebut sebagai anak haram Papanya. Dan andai Kendra tahu, jika kehidupan adiknya tidak seindah bayangannya. Penuh luka dan air mata, dikhianati dan juga diabaikan keluarga. Rosella pun tidak minta dilahirkan dari hasil pemerkosaan atas Ibunya.

"Aku pulang, aku sudah tinggalkan wanita itu. Aku sudah menceraikannya karena ternyata dia hanyalah Jalang. Kembalikan posisiku, nama belakangku yang selama 3 tahun Papa rampas." Ucap Kendra berucap dingin pada Papa kandungnya tidak peduli respon apa yang akan dia dapatkan.

"Apa ada misi yang sedang ingin kamu lakukan Kendra Adhitama?"

"Jangan berfikir kamu akan menyelidiki tentang masa lalu Papa atas suruhan Mama kamu. Karena itu percuma saja kamu lakukan, Kendra. Mama kamu tidak tahu apa-apa, dia hanya mencari pembenaran atas perselingkuhan yang dia lakukan. Apa kamu pernah melihat Papa bersama perempuan lain selama ini? Kamu seharusnya sudah tahu jawabannya."

"Aku tidak membela Mama, tapi Mama berselingkuh setelah tahu Papa punya anak haram yang selama ini Papa lindungi dan sembunyikan. Kenapa Papa lakukan itu? Papa menghancurkan rumah tangga Papa sendiri. Dan aku satu-satunya korban." Ucap Kendra dengan tatapan terluka.

Kendra memang anak nakal, tapi sejak orang tuanya saling selingkuh. Kenakalan Kendra semakin menjadi-jadi, apalagi dia bertemu dengan Rania. Kendra semakin membangkang dan juga melakukan banyak sekali skandal memalukan. Jika bukan karena kekuasaan Papanya, Kendra tidak akan lulus SMA.

"Bukan kamu Ken, kamu bukan korban satu-satunya. Tapi dia..."

"Bahkan di depanku Papa masih membela anak haram itu." Ucapnya.

"Mungkin kamu memang harus tahu, supaya tidak semakin salah paham. Dia bukan anak haram seperti yang kamu ucapkan, karena dia tidak tahu harus terlahir dari benih Papa yang tidak disengaja. Papa akan ceritakan, tapi percaya atau tidak Papa kembalikan padamu. Karena Papa tidah butuh pembelaan, Papa sudah tersiksa rasa bersalah."

"Papa memperkosa seorang gadis SMA, waktu kamu baru berusia setahunan. Ada yang ingin menjebak, seorang lawan politik sekaligus saingan bisnis. Dia gadis cantik yang usianya baru 17 tahun waktu itu. Tapi Papa terlalu pengecut, Papa tidak ingin membuat Mamamu kecewa. Papa menghilangkan semua barang bukti, dan tidak bertanggung jawab terhadapnya."

"Singkat kata, dia hamil dan dikeluarkan dari sekolah lalu depresi. Dia hamil dalam keadaan terpasung, dan setelah melahirkan meninggal dunia. Anaknya perempuan, dia adikmu Ken. Dan hingga kini, dia masih tidak tahu siapa Ayah kandungnya. Jangan salahkan dia apalagi benci. Dia sama sekali tidak bersalah. Karena kenyataannya semua salah Papa."

Kendra mendengar semua itu dengan rasa yang entah sulit dijabarkan. Ada benci dan iba yang melebur jadi satu dalam hatinya. Hanya satu pertanyaan yang kini hendak dia tanyakan, tapi Papanya lebih dulu peka dengan gelagatnya.

"Mama kamu tidak pernah percaya, dia selalu membenarkan pemikirannya sendiri. Dan selingkuhannya itu mantan kekasihnya."

"Papa akan kembalikan hak kamu, tapi dengan syarat yang akan kamu tanda tangani di atas materai dan dilegalkan oleh pengacara. Jika mau, ayo kita urus. Jika tidak, silahkan kamu keluar." Ucap tegas dari Papa Kendrick.

"Katakan saja apa syaratnya? Jangan berbelit-belit dan banyak basa basi lagi." Jawab Kendra dingin.

"Kamu harus menerima adik kandungmu, kamu harus bersedia meneruskan pendidikanmu, kamu tidak boleh mengikuti saran dan rencana gila dari Mamamu. Dan terakhir, kamu harus memulai semua dari nol, bekerja sebagai staf terendah di Perusahaan Papa." Ucap Papa Kendrick ingin menilai seberapa tulus sifat Putranya yang telah lama dia abaikan itu.