Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Selama tiga hari pak Rojak di rawat di rumah sakit hari keempat beliau bisa dibawa pulang.
Selama itu juga baik bima maupun Salwa selalu ada di sana soal pekerjaan bima menyuruh Danang untuk menghandle kerjanya.
Pulang kerumah bima yang menyetir tadi bima sudah menawarkan pak Rojak untuk tinggal bersama mereka tapi pak Rojak menolak.
"papa sudah nggak apa-apa Salwa kamu pulanglah bersama bima"suruh pak Rojak saat Salwa bilang mau menemani pak Rojak menginap dirumah nya.
"tapi aku khawatir sama papa".
"sekarang kamu nggak bisa seenaknya kamu sudah punya suami".
"pasti dia ijinkan aku tidur disini pa".
"tapi papa yang nggak mau,pulanglah bersama bima"suruh pak Rojak.
"ya sudah kalau begitu kami pulang dulu pa"pamit bima.
Walaupun enggan Salwa akhirnya ikut pulang sama bima.
Sampai di rumah Salwa langsung masuk kamar dia marah sama bima sedangkan bima pergi kekamarnya dia mau mandi.
Satu jam kemudian bima keluar kamar dia menanyakan ke Mak Nor apakah Salwa sudah makan atau belum karena sejak dari rumah sakit Salwa belum makan.
"non Salwa dari tadi belum keluar dari kamar tuan"jawab Mak Nor.
"tolong siapkan makan Mak,aku panggil Salwa"perintah bima dan mulai berjalan ke arah lantai dua dimana kamar Salwa berada.
Sesampainya didepan kamar Salwa dia mengetuk pintu tidak ada jawaban ataupun tanda membuka pintu dari dalam.
Bima kemudian mencoba membuka pintu kamar Salwa ternyata nggak di kunci dia masuk ke dalam bima melihat Salwa meringkuk di atas tempat tidur badannya ditutup dengan selimut.
Bima mendekat berdiri tepat di sebelah Salwa.
"bangunlah ayo kita makan dari tadi kamu belum makan apapun"ajak bima bukannya menjawab Salwa malah beralih membelakangi bima.
Bima menarik nafas agar lebih Sabar lagi menghadapi Salwa dia kemudian duduk di sebelah Salwa.
"dari tadi kamu belum makan kalau nggak makan kamu bisa sakit apa kamu mau papa kepikiran tentang kamu dan kembali sakit"rayu bima"aku tunggu di bawah".
Bima keluar kamar Salwa menuju ruang makan di kamarnya Salwa membuka matanya dia memikirkan ucapan bima.
Salwa kemudian bangun dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan sampai di ruang makan dia melihat bima belum memulai makan.
Salwa duduk di depan bima dia memulai mengambil makan bima pun sama.
"aku meminta ke papa agar mau berobat ke luar negeri tapi beliau menolak bujuk lah agar papa mau berobat ke sana"suruh bima diakhir makannya.
"apa nggak bisa di obati di sini saja?"tanya Salwa lirih.
"disana alatnya komplit dan banyak dokter hebat kemungkinan sembuh semakin banyak".
Karena Salwa diam bima kemudian pergi ke ruang kerjanya sedangkan Salwa masih duduk disana memikirkan ucapan bima tadi.
Besoknya Salwa pergi ke rumah pak Rojak dia membujuk pak Rojak agar mau berobat keluar negeri.
Pak Rojak awalnya nggak mau dia akan berobat di sini saja tapi Salwa memohon sambil menangis akhirnya pak Rojak mau dengan syarat Salwa nggak usah mengantar cukup dengan perawat saja.
Salwa memeluk pak Rojak sambil mengelap airmatanya di pipi.
"bagaimana hubungan mu dengan bima?"tanya pak Rojak masih dalam keadaan memeluk Salwa.
"baik"jawab Salwa singkat".
"syukurlah papa senang dengarnya walaupun bima terlihat galak tapi hatinya baik kalau kamu sudah mengenalnya pasti kamu akan jatuh cinta sama dia"jelas pak Rojak Salwa hanya diam.
Dilain tempat bima sedang bertemu kliennya di sebuah restoran kali ini dia sendirian sedangkan klien nya berdua bersama anak perempuan nya.
"dengan seumur pak bima segini apa belum berpikir untuk mencari pendamping?"tanya klien nya saat sudah selesai membahas pekerjaan.
"maaf pak sebenarnya aku sudah menikah"jawab bima dan membuat kliennya kaget"cuma aku belum mengadakan pestanya saja".
"sangat di sayangkan padahal aku nggak mau perkenalkan anakku sama pak bima"kata kliennya itu"kalau begitu kita pamit dulu dan kita tunggu surat undangan pestanya".
Bima hanya mengangguk dia berdiri untuk menjabat tangan kliennya setelah beberapa saat klien nya pergi bima ikut pergi dari sana.