NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Author POV

Langkah Zayn terseok menuju masjid. Kakinya berat, tapi bukan karena ngantuk lagi. Lebih ke... takut. Jantungnya nggak sinkron sama langkah kakinya. Dada kayak dipukul-pukul dari dalam. Sementara di sebelahnya, Falah udah ceria aja nyanyi kecil, Khairi ngelus-ngelus kitab kecilnya, Yusuf baca pelan-pelan ayat setoran pagi ini.

Tapi Zayn?

Nggak ada satu ayat pun yang dia hafal.

Masjid pondok udah ramai. Santri duduk melingkar. Beberapa lembaran Al-Qur’an tergeletak di pangkuan. Di depan, Ustadz Zaki duduk bersila, wajahnya tenang, sorot matanya tajam. Satu-satu santri dipanggil buat maju dan setor hafalan.

"Ahmad Zayn Fadlur Athalla," suara Ustadz Zaki mengudara, cukup jelas untuk bikin napas Zayn hilang sesaat.

Falah nepuk bahu Zayn. “Semangat, Bro. Lo bisa. Kalau gugup, tinggal tarik napas, terus... pasrah.”

Zayn berdiri pelan. Langkahnya menuju depan seperti jalan ke tiang gantungan. Anak-anak di kanan kiri bisik-bisik, beberapa nyeletuk.

"Eh, preman pondok maju!"

"Kok bisa ya preman kayak dia boleh masuk ke pesantren ini."

"Tau deh,udah gitu tatonya kelihatan jelas banget lagi di lehernya."

Zayn pura-pura tuli. Tapi jari-jari tangannya kaku, dingin.

Begitulah bisik-bisik para santri saat melihat Zayn dan memandangnya rendah.

"Ssssuuuut,udah-udah kita nggak boleh gitu ke sesama manusia karena di mata Allah swt. Kita semua sama. Sama-sama punya aib,dosa dan kebaikan yang hanya Allah swt. Yang tau." ujar ustadz Zaki.

setelah itu mereka yang tadi mencibir Zayn terdiam seketika.

"Baiklah Zayn ayo sini maju kalaupun belum bisa tidak apa-apa pelan-pelan saja bacanya." ujar Ustadz Zaki sambil tersenyum.

Kemudian Zayn pun melangkah maju ke depan ustadz Zaki dan mencoba menghiraukan santri-santri yang menatapnya rendah.

Author Pov end.

---

ZAYN POV

Gue duduk di depan Ustadz Zaki. Wajah beliau datar. Nggak senyum, tapi juga nggak galak. Tapi justru itu yang bikin tegang.

“Silakan, Zayn. Surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 5. Sudah siap?”

Gue ngangguk. Lidah gue kaku. Di kepala, gue inget bunyi pertama... tapi setelah itu, kosong. Kayak tiba-tiba Allah tekan tombol mute di otak gue.

“Alif... Lam... Mim...”

Hening.

Gue gigit bibir. Nafas gue pendek.

“Alif... Lam... Mim...”

(…apa tadi abis itu…?)

Gue pegang ujung sarung. Tangan gue gemetar. Suara bisik-bisik makin nyaring di belakang. Gue bisa denger Rifki cekikikan.

“Zayn, kalau belum hafal, boleh pakai mushaf dulu,” kata Ustadz Zaki, nadanya datar. Tapi mata beliau lembut.

Gue nyengir pahit. “Gak papa, Ustadz. Saya akan coba ulangi lagi.”

Gue tarik napas.

“Alif... Lam... Mim... Dzalikal kitaabu laa raiba fiih... hudal lil muttaqiin...”

Habis itu... lagi-lagi blank.

Zayn Pov end.

---

AUTHOR POV

Ustadz Zaki diam sebentar, lalu mengangguk.

“Cukup. Besok kamu ulangi lagi ya. Kamu bisa lanjut setoran setelah shalat dhuha.”

Zayn menunduk. Dia kembali ke tempat duduk, wajahnya memerah. Di antara anak-anak yang menertawakan, hanya tiga pasang mata yang menatapnya dengan bangga: Falah, Yusuf, dan Khairi.

“Bro, kamu nyebut 'hudal lil muttaqin' aja udah lebih dari cukup buat hari ini,” bisik Yusuf sambil senyum.

Zayn nyengir kecil. Di dalam hati, dia tahu... dia belum menang. Tapi dia juga belum kalah.

Author Pov end.

---

ZAYN POV

Gue duduk, nutup wajah pake telapak tangan. Malu. Tapi anehnya, hati gue nggak segetir biasanya. Gue kayak habis lari jauh dan akhirnya duduk sebentar, istirahat. Badan capek, tapi dada lega.

Gue buka mata, dan ngelirik mushaf kecil yang gue bawa. Sampulnya udah sobek di ujung. Di dalamnya masih ada surat kecil dari Amira.

Gue baca lagi diam-diam.

"Kalau capek, istirahat. Tapi jangan pulang ke jalanan. Pulang ke rumah Allah."

Gue bisik dalam hati.

“Gue udah duduk di rumah ini, Mir. Pelan-pelan, ya. Gue nggak akan kabur.”

ZAYN POV END.

---

AUTHOR POV

Sinar pagi masuk lewat jendela kaca masjid. Debu-debu di udara menari pelan. Di barisan belakang, Zayn duduk diam. Bukan lagi anak geng motor yang cari ribut. Tapi juga belum jadi santri yang siap hafal Juz 30. Dia masih di tengah. Masih belajar. Masih bertahan.

Dan itu sudah lebih dari cukup.

---

To Be Continued..🫶✨️

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!