Agen Black yang sedang menikmati hari libur dengan tidur di rooftop sekolah lantai 10 malah menyaksikan siswi korban bullying yang ingin mengakhiri hidupnya. Niat hati ingin menolong namun kematian aneh yang menghampiri.
Saat membuka mata, jiwa agen Black sudah berada di tubuh anak yang coba Dia selamatkan. Tanpa keraguan sedikitpun, agen Black memutuskan untuk membalas para pelaku bullying sambil tetap menyelesaikan misinya sebagai Agen Black.
Seperti lingkaran setan, Agen Black terus mendapati hal-hal baru yang memusingkan. apa yang menanti agen Black di ujung aksi balas dendamnya ?
=> Kalau suka, Silahkan dibaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Keesokan harinya, Agen Black dengan seragam rapih tengah berjalan dengan santai usai melewati gerbang sekolah.
“Hmm.. Aku akan memberikan pukulan keras pada Nyla dan Yelina di ujung pembalasan nanti. Kemudian untuk Yura, enak Nya seperti apa ya ? Hmm.. Seperti itu saja. Walau sangat kejam, tapi apa boleh buat? Aku tidak punya belas kasih sedikit pun pada pelaku Bullying.” Batin Agen Black yang sudah memasuki kelas.
Sudah ada beberapa anak yang hadir, Agen Black memilih untuk berselancar di dalam game offline. Terlalu fokus mempertahankan skor, Agen Black tidak sadar bahwa sampir sebagian anak sudah berada di dalam kelas.
Tok tok tok
“Permisi, ada kiriman bunga dari Tuan Damian.”
“Uwaah, selamat Yelina. Akhirnya Damian luluh pada Mu.” Tutur Yura.
“Sejak awal, sudah seharusnya seperti ini kan ?” Sambung Nyla yang sudah kembali mendapat ketenangan psikis dan tidak takut lagi kepada Agen Black.
Yelina sudah memegang bunga itu dan tidak henti-hentinya menorehkan senyum lebar di wajah.
“Apa ini bunga permintaan maaf karena pertengkaran kemarin ?” Batin Yelina sambil mencium harum bunga.
Salah satu teman sekelas mereka langsung berlari dan mengambil surat kecil yang ada di tengah bunga.
“Lihat! Damian bahkan menuliskan sesuatu padahal sebentar lagi akan bertemu!”
“Ciee cieee.”
“Hei bacakan! Kami juga ingin mendengarkan nya.”
Wajah Yelina merona, nampak malu-malu dengan reaksi di dalam kelas. Dia tidak ada keinginan untuk mengambil kertas kecil yang ada di tangan teman sekelas nya itu.
“Maaf untuk yang kemarin. Semoga bunga ini menyembuhkan luka di hati Mu—”
“Cieee...” Huraan dalam kelas semakin menjadi. Mereka suka sekali jika sudah ada masalah asmara yang di bahas dan di pertontonkan.
“...Dari Damian, untuk Sora.” Tuntas si pembaca yang tadi timing nya di sela oleh respon anak-anak yang lain.
“...”
Suasana kelas yang tadi sangat heboh langsung sirna. Mereka berniat ingin menyoraki Sora, namun timing nya tidak pas. Kesalahpahaman karena menganggap diri spesial mendatangkan rasa malu yang luar biasa di wajah Yelina saat ini.
“Kenapa posisi Kalian seperti ini? Kembali ke tempat duduk masing-masing.” Tutur Guru yang baru masuk kelas.
“Hei, lalu bagaimana dengan bunga itu ?”
“Mana Aku tahu ? Kau pikir Yelina akan membuang nya ? Dia tidak tega karena itu pemberian dari Damian. Namun Dia lebih tidak mungkin menyerahkan bunga itu pada Sora.”
“Tapi bagaimana jika Damian datang dan melihat bunga itu di tangan nya ? Apa Dia tidak akan di marahi ?”
“Sudahlah. Itu bukan urusan Kita.”
Di saat suasana kelas belum juga kondusif, pintu kelas kembali di ketuk dan menarik perhatian.
“Maaf menganggu, tetapi ada yang ingin bertemu dengan Sora.”
“Sora, silahkan keluar. Kau tidak perlu mengikuti semua pelajaran karena gamang mengerti kan ? Pergilah.”
“Baik Pak, terimakasih.”
Agen Black langsung berdiri dan melangkah. Karena tempat duduk nya berada di deretan belakang, Dia sengaja melewati kursi yang di pakai Yelina dan berbisik.
“Tidak apa-apa Yelina, Kau boleh mendapatkan bunga itu. Anggap saja Aku bersedekah.”
“!” Yelina mengatup bibir nya erat-erat sampai gemetaran agar tidak berteriak pada Agen Black. Dia tidak mau lebih malu lagi dari sekarang.
Agen Black pun mengikuti langkah Guru BK hingga berhenti di sebuah pintu.
“Di dalam sudah ada orang yang menunggu Mu, Sora. Kau bisa mengobrol tanpa khawatir pada waktu.”
“Terimakasih, Pak.” Jawab Agen Black mengangguk pelan dan membuka pintu.
Postur tubuh, wajah, Aura yang terpancar juga tatapan yang di berikan. Semuanya asing.
Agen Black memiringkan kepala kemudian berucap, “Apa Anda salah mengenali anak Mu di sekolah ini Tuan ?”
“Haahh.. Reaksi Mu mirip dengan yang di katakan Yosua kemarin. Apa Kau mencoba untuk memakai trik agar Kami menyesal menelantarkan Mu selama ini, Sora ?”
Agen Black bersandar di pintu sambil melipat kedua tangan di atas perut nya. Dia pun langsung paham situasi saat ini.
“Percaya diri sekali. Kalian pikir Kalian sepenting itu dalam hidup Ku ? Tidak sama sekali, Tuan! Trik untuk membuat Kalian menyesal? Melihat wajah kalian saja baru kemarin dan hari ini, lantas dari mana ide itu muncul yang menganggap Aku sedang melakukan ‘sebuah trik’ ?”
“Hentikan sikap acuh tak acuh Mu, Sora. Saat ini juga kau akan pulang ke kediaman Ku.”
“Untuk apa ? Kenapa baru sekarang Kalian muncul ?”
“Karena baru sekarang Kau bisa berguna. Ada beberapa bisnis yang memberikan laba yang sangat besar. Untuk mempertahankan hubungan di antara dua keluarga, tentu pilihan yang paling baik adalah pernikahan. Dan disinilah Kau bisa berguna.”
“Hei Pak Tua, apa Kau tau bahwa Aku masih berumur 16 tahun ?”
“Tapi beberapa bulan lagi Kau akan berumur 17 tahun kan ?”
“Tapi usia itu belum Legal sama sekali jika membahas pernikahan.”
“Kan Kalian bisa bertunangan. Saat Kau berumur 20 tahun, pernikahan akan di lakukan.”
“Waah... Jika ‘Sora’ yang asli, saat dunia akademi nya di hancurkan pelaku Bullying lalu muncul sosok Pak Tua ini, pasti psikis nya akan semakin hancur berkeping-keping. Syukurlah Kau tidak bisa di sakiti lagi sekarang.” Batin Agen Black yang tanpa sadar mengangguk. Tindakan ini disalahartikan oleh ‘Ayah’ Sora.
“Aku suka dengan diri Mu yang langsung setuju. Seharusnya kemarin Aku saja yang langsung datang, bukan Kakak Mu Yosua. Jika tidak, kesepakatan pertunangan sudah final tadi malam—”
“Siapa yang setuju ? Ahh.. Kau salah paham dengan anggukan kepala Ku tadi ? Astaga, pagi ini kenapa banyak sekali yang salah paham ?”
“Jadi maksud Mu, Kau sedang memikirkan hal lain tadi ?”
“Tentu saja Pak Tua. Kenapa ? Kau mau melarang ku untuk berpikir ?”
“Sora, seperti nya Kau terlalu sombong. Kau harus membayar kembali semua uang yang sudah Ku berikan untuk tumbuh kembang Mu selama ini. Inilah yang harus di lakukan oleh anak yang membunuh Ibu nya!”
“Mulut Mu Brengs*k sekali ya, Pak Tua. Kalau begitu jangan marah jika Aku membalas perkataan Mu. Kau bilang Aku membunuh Ibu Ku saat baru terlahir ? Bukankah semua orang di dunia ini tau bahwa hamil dan melahirkan adalah hal yang berbahaya bagi perempuan ? Jika kau sesayang itu dengan Ibu, kenapa membuat Nya hamil ? Adopsi saja anak di luar sana dan jadikan Mereka alat untuk hal-hal seperti ini. Kenapa repot sekali ?”
“Dasar Durhaka—”
“Kau tersinggung dengan fakta yang ku katakan, bukan ? Karena Kau menikahi Ibu untuk memenuhi nafs* Mu semata. Sehingga kehamilan dan memiliki anak di luar kemauan Mu yang melakukan semua nya karena nafs*.”
Tak!
Agen Black menahan tangan kekar yang di layangkan untuk memberikan tamparan pada nya.
“Ckckckck! Sudah bau tanah juga banyak tingkah!” Ucap Agen Black sambil membuang tangan yang gagal mendarat di pipinya.
“Kau bisa mengadopsi anak dari keluarga jauh Mu sekarang kan ? Lagi pula rekan bisnis Mu tidak tahu seperti apa rupa Ku. Kenapa ribet sekali sih struktur berpikir Mu ?”
“Baiklah, Aku akan mengijinkan Mu lepas dari tanggung jawab sebagai anak Ku—”
“Kau saja lepas tanggung jawab sebagai seorang Ayah kok!” Potong Agen Black tidak gentar sedikit pun.
“Dengarkan perkataan Ku! Kau bisa bebas hidup dengan nama lain mulai dari sekarang. Tapi sebelum itu, kembalikan semua uang yang sudah terpakai untuk memenuhi kebutuhan Mu selama ini!”
“...” Agen Black memandang dengan ekspresi wajah yang sangat datar. Malah tidak terkejut sedikit pun.
“Hahaha! Aku tau Kau tidak akan berkutik jika sudah berhubungan dengan—“
“Berapa ?” Lagi, Agen Black menyela perkataan Si Pak Tua ini.
“Apa maksud Mu berapa ?”
“Lah ? Kau yang sedang menawar di sini Pak Tua! Jangan bilang Kau belum menentukan nominalnya karena berpikir Aku akan menangis tersedu-sedu karena ‘Sang Ayah’ akhir muncul dalam hidup Ku ?”
...***...
...Tolong banget atuh ninggalin jejak 👣 kalian di kolom komentar 🫵😩 Neo juga butuh tenaga after up tauu😵💫 Jangan hening aja, Nanti Neo ngambek ini😩Jangan lupa nulis apa aja di kolom komentar, baru boleh lanjut ke Chapter selanjutnya....