Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Mulai Terusik
Dengan langkah tenang, Aruna keluar dari toko sambil membawa bungkusan sampah. Ia meletakkannya di tempat pembuangan di pinggir jalan, menunggu giliran untuk di angkut mobil boks sampah yang biasa berkeliling setiap pagi.
Baru saja Aruna membalikkan badan untuk kembali masuk ke dalam toko, tiba-tiba sepasang tangan merangkulnya dari belakang, membuatnya terkejut.
"Bang Adam.. Ngagetin aja tau nggak sih. Kapan pulang ?"
"Baru aja nih gue pulang.. " Balas Adam menarik Aruna masuk ke dalam Toko.
Adam adalah pemilik Toko kue tempat Aruna bekerja, yang di manajeri oleh Amel. Saat Adam pergi keluar negeri karena ada urusan pekerjaan semua urusan di Toko ia percayakan pada Amel sebagai wakilnya.
"Pagi semua.." Sapa Adam kepada semua karyawannya
"Asikkk.. Bang Adam kembali nih, mana oleh-olehnya?" Ucap Nawa bersemangat saat melihat Adam masuk ke dalam.
"Ada di mobil.. Gimana Toko aman kan?" Tanya Adam pada Amel
"Aman Bang, yah.. Walaupun ada sih yang kebanyakan cuti nggak kerja, selama Bang Adam pergi". Amel berbicara sedikit menyindir dan melirik ke arah Aruna.
Aruna hanya mencebikkan bibirnya, merasa tersindir dengan ucapan Amel. Sedangkan Adam hanya menanggapinya dengan senyum.
"Baiklah.. Saya hanya mampir sebentar tidak bisa lama-lama, mungkin saya akan aktif di Toko lagi besok atau lusa". Ucap Adam "Ini oleh-oleh buat kalian". Lanjut Adam saat Supir pribadinya masuk membawa banyak oleh-oleh ditangan
"Aruna.. Ini buat lo". Adam menatap Aruna sembari mengarahkan paperbag lalu tersenyum padanya.
Aruna hanya menatap dengan bingung, lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil paperbag ditangan Adam. Setelah itu Adam pun pergi meninggalkan Toko.
Nawa yang sejak tadi memperhatikan, berjalan mendekat ke arah Aruna, saat dilihat Adam sudah menghilang di dari balik pintu.
"Cie... Kayanya ada yang spesial nih". Goda Nawa menyenggol pundak Aruna
"Apa sih.. Sama aja kali kaya punya lo". Balas Aruna datar lalu beranjak pergi masuk ke dalam
Disisi lain terlihat Amel yang tak suka melihat Aruna mendapat perhatian khusus dari Adam. Ia menggeram kesal meremas ujung paperbag ditangannya.
* *
Raka duduk di dalam mobilnya, menunggu Reno. Tatapannya tak lepas dari toko di seberang jalan. Ketika melihat Aruna bersama seorang pria, entah mengapa hatinya terasa sedikit terusik, seperti ada sesuatu yang mengusik pikirannya tanpa alasan yang jelas.
"Maaf Tuan, tadi sedikit ada masalah di dalam. Tetapi saya sudah mendapatkan rekaman cctv yang anda minta". Reno masuk ke dalam mobil dan menyodorkan video cctv yang ia dapatkan dari dalam resto.
"Baik. Sekarang kita ke kantor lagi saya akan cek disana".
Reno mengangguk, kemudian memakai seat belt.
"Tunggu.. Kamu coba cari tau tentang Toko kue itu. Apa hubungan Aruna dengan Toko itu".
"Nona Aruna ? Toko kue di seberang jalan itu Tuan?".
"Iya.. Sepertinya saya melihat dia tadi disana".
"Baik Tuan". Balas Reno, kemudian menancap gas mobilnya lalu pergi menuju ke kantor.
Waktu sudah menunjukkan sore hari. Raka masih berkutat di meja kerjanya ketika ponselnya tiba-tiba berdering, menampilkan nama sang ayah di layarnya. Tanpa ragu, ia segera mengangkat telepon itu.
"Hallo Pa.."
[ Papa minta nanti malam kamu pulang ke rumah, Papa sudah mendengar kamu yang tiba-tiba pulang dari bulan madu dan langsung bekerja tanpa pulang ke rumah ]
Raka bersender di kursinya "Iya.. Ada lagi?".
[ Itu saja, Papa tunggu kamu dan Aruna nanti malam. Awas saja kalau sampai kamu nggak datang ]
"Iya, Raka akan datang ke rumah nanti malam". Raka menutup telfonnya, bertepatan dengan Reno yang mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangan.
"Saya sudah mencari informasi tentang Nona Aruna Tuan".
Raka mengangguk dan menyuruhnya untuk lanjut bicara.
"Nona Aruna bekerja di Toko Bakery Savoury&Sweet sejak tiga tahun yang lalu. Toko kue tersebut milik Adam Wijaya yang tak lain teman Nona Aruna sendiri Tuan, dan saya dengar Nona Aruna juga bekerja dengan salah satu sahabat wanitanya disitu". Reno melirik Raka yang menyimak informasi dengan sungguh-sungguh.
"Sepertinya anda sudah mulai perduli dengan Nona Aruna Tuan". Ucap Reno saat melihat mimik wajah tak biasa dari Raka
Raka hanya menoleh dan menatap Reno dengan tatapan tajam.
"Apa terlihat begitu?". Reno mengangguk
"Ck.. saya hanya penasaran apa yang dilakukan Aruna saat diluar rumah, tidak lebih".
"Untuk cctv tadi sudah saya lihat, coba kamu cek plat mobil yang di kendarai Mesya. Siapa tahu kita bisa mendapatkan petunjuk lebih".
"Baik Tuan".
"Ya sudah, saya pulang dulu. Kalau ada hal mendesak bisa langsung hubungi saya. Jangan ditunda lagi". Ucap Raka menepuk pundak Reno lalu mengambil Jas miliknya dan keluar.
Reno menatap kepergian Raka yang kini telah menghilang di balik pintu "Heh.. Saya harap Tuan Muda bisa move on dari Nona Mesya dan bisa mencintai Nona Aruna". Lirih Reno
* *
Raka pulang dari kantor dengan mengendarai mobilnya sendiri. Namun saat teringat permintaan ayahnya agar ia pulang ke rumah, ia langsung membelokkan setir melaju ke arah toko kue tempat Aruna bekerja.
Setengah jam kemudian, Raka sudah sampai di depan toko kue itu. Ia memarkirkan mobil sportnya di tepi jalan, lalu turun dengan setelan kantor yang masih rapi membungkus tubuhnya. Tanpa banyak pikir, ia mendorong pintu kaca dan melangkah masuk ke dalam.
"Selamat sore.. Selamat datang di Toko kami, mau pesan apa Mas?" Sapa Nawa dengan ramah dengan nada yang di manis-maniskan
Raka tak langsung menjawab, ia menoleh kanan kiri mencari sesuatu.
"Hello..". Nawa melambaikan tangan "Mau pesan apa Mas ?" Tanya nya lagi
"Em.. saya mau lapis legit 3".
"Baik... Apa ada tambahan".
"Sudah. Itu saja. Oh iya, tolong bilang sama yang namanya Aruna, saya tunggu disana..." Ucap Raka menunjuk ke arah meja no 5.
"Tunggu.. Emang masnya siapanya Aruna ?" Tanya Nawa penasaran
"Saya suaminya.. Suruh cepat keluar, waktunya tidak banyak". Ucap Raka lalu melangkah dan duduk di meja no 5.
"What ? Serius itu suami Aruna.. Ganteng banget sih, gila " batin Nawa lalu ke dalam mencari Aruna
"Runa.. Run.. Ih dimana sih ni bocah". Seru Nawa memanggil namanya sahabatnya
"Apaan sih.. Teriak-teriak, gue dengar kali, baru dari kamar mandi juga".
"I-itu.. Suami lo di depan". Aruna terperangah mendengar ucapan Nawa
"Suami? Serius.. Lo yakin dia suami gue?" Nawa menggangguk
"Sumpah sih... Beneran dia suami lo, ganteng banget, itu si Yogi nggak ada apa-apanya kali. Beruntung banget sih loh".
"Udah gih cepat samperin, katanya ada hal penting".
Aruna melangkah keluar, penasaran apa yang membuat suami dadakannya itu tiba-tiba datang ke toko tempatnya bekerja.
Raka duduk sambil melihat pemandangan sore hari yang terlihat dari dalam toko. tiba-tiba ponselnya bergetar, Raka membuka pesan teks masuk tertera nomor yang tak di kenal. Ia pun membuka pesan tersebut.
[ Ka.. Maafkan aku ]
Bersambung * *