NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGINGINKAN DIA KEMBALI.

Mobil Mercedes-Benz S-Class warna putih yang di tumpang oleh Jani dan juga Fita berhenti di depan rumah sederhana tempat tinggal Jani. Jani menoleh ke halaman rumahnya, Jani melihat sebuah motor sport berwarna putih sudah parkir di depan rumah nya.

"Sorry Jan, gue nggak bisa mampir." Ucap Fita sambil membenarkan seatbelt nya.

"Eh—Iya-iya, nggak papa kok." Jawab Jani sedikit kaget.

Pasalnya dia masih memperhatikan motor yang ada di depan rumahnya itu.

"Salam aja buat ibu"

"Iya—" Jani membuka seatbelt nya. "Ya udah, gue balik" Jani membuka pintu mobilnya dan turun.

Sebelum Jani masuk, Jani sedikit membungkuk di samping pintu mobil, seketika Fita menurunkan kaca mobilnya.

"Oh iya—makasih udah anterin gue" Ucap Jani dengan senyuman nya yang nampak begitu manis.

Memang Jani di berkati wajah manis sekaligus cantik, membuat semua orang tak bosan menatapnya. Apalagi kaum Adam, namun—Jani memang tipe gadis yang cuek. Hingga Jani selalu

"Iya–kayak sama siapa aja"

"Gue masuk, lo Ati-ati.Jangan ngebut" Jani menepuk-nepuk mobil Fita.

Fita mengangguk dan mulai melajukan mobilnya, Fita melambaikan tangannya dari dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah Fita pergi, Jani masih berdiri di depan rumahnya dengan tangan yang terus memegangi tali ranselnya,dirinya mulai gugup saat mengingat kembali kata-kata Erlan saat di telepon tadi.

Dengan langkah pelan Jani masuk ke dalam rumahnya, Jani berhenti di ambang pintu rumahnya yang tidak di tutup, nampak ibunya yang sedang menjahit dengan tenang. Jani menyisir ke seluruh ruangan, dahi Jani berkerut. Bingung—biasanya akan ada Liliy di sana,Tapi—ini suara Liliy juga tidak terdengar.

Jani masuk dan mendekati ibunya yang sedang fokus menjahit, Rosaline sedikit terkejut karena tidak menyadari kedatangan Jani.

"Kok sepi bu, Liliy mana?" Jani meraih tangan ibunya dan menyalami tangannya.

"Jani—" Ucap Rosaline kaget "Kamu sudah pulang"

Jani mengangguk dan duduk di sofa depan TV, Jani mulai membuka sepatunya namun matanya masih terus menelusuri setiap sudut rumahnya, entah siapa yang sedang Jani cari. Apakah dia mencari adiknya atau malah dia mencari sosok Erlan?

"Liliy mana bu?" Kembali Jani menanyakan adiknya.

"Liliy ada di kamar, lagi mewarnai" Jawab Rosaline yang sudah kembali menjahit.

Jani tak lagi menjawab, dia berjalan menuju kamar ibunya, di mana Liliy akan mewarnai gambar kesukaannya di sana. Namun—saat Jani membuka pintu kamar ibunya, Jani tak menemukan Liliy di sana.

Jani kembali mendekati ibunya, dan berdiri di samping ibunya. Pandangan Jani terus mencari sosok yang tadi menelpon dirinya.

"Bu—" Panggil Jani pada Rosaline.

Rosaline hanya menoleh sebentar dan kembali fokus menjahit lagi.

"Itu di depan motor siapa?"

Jani sungguh penasaran dengan pemilik motor sport di depan rumahnya, jika itu Erlan biasanya Erlan memakai motor Trail. Sedangkan ini motor sport dengan warna putih, apakah itu benar motor Erlan? Padahal semalam juga motor itu yang di naiki Jani saat mereka menghindari polisi.

Mungkin semalam Jani tidak ingat, karena trauma yang kembali datang. Hingga membuat Jani tidak menyadari motor yang di naiki olehnya.

"Oh—itu" Rosaline menghentikan sejenak kegiatannya. "Itu motor nak Erlan"

Rosaline berdiri dan mengambil beberapa kain bahan, yang ada di dalam lemari kaca di sebelahnya.

"Erlan?" Jani sedikit mengerutkan dahinya.

"Iya—lagi sama Liliy, di kamar kamu"

GLEK.......

Dengan cepat Jani membalikkan tubuhnya dan langsung melesat menuju kamarnya, yang benar saja— Erlan masuk ke dalam kamarnya. Bahkan tadi Jani belum sempat membereskan kamarnya, dan–sudah hampir dua minggu seprei dan bed cover belum Jani cuci, belum lagi— OH LORD

Jani langsung membuka pintu kamarnya, tak butuh waktu lama untuk sampai ke kamarnya karena rumah Jani yang memang tidak terlalu luas. Saat Jani membuka pintu kamarnya, nampak Liliy yang sedang tertidur di atas dada Erlan.

Mendengar ada yang membuka pintu, Erlan sedikit mengangkat kepalanya. Erlan meletakan telunjuk di depan bibir nya, memberi tanda agar Jani tidak membuat suara keras.

"Tidur?" Suara Jani begitu lirih

Erlan hanya mengangguk, dirinya tak berani bersuara takut jika Liliy akan bangun, bahkan untuk sekedar memindahkan Liliy dari atas dadanya saja Erlan tidak melakukannya.

Jani masuk dan menutup pelan pintu kamarnya, entah kenapa tangannya reflek menutup pintu, padahal di dalam kamarnya ada Erlan. Jani berjalan pelan mendekat pada ranjangnya, di mana Erlan dan juga Liliy sedang berada di atas kasurnya yang empuk.

Perlahan Jani mengangkat tubuh Liliy dari atas tubuh Erlan dan membaringkan di sebelah Erlan.

Dengan gerakan pelan dan tanpa menimbulkan suara Erlan mulai menggerakkan tubuhnya, Erlan berdiri dan meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Sudah cukup lama Liliy tertidur di atas tubuh Erlan, saat Erlan mulai membacakan sebuah dongeng pada Liliy tadi.

"Maaf ya, badan kamu jadi kaku" Jani berdiri di samping Erlan, setelah selesai merebahkan Liliy.

"Nggak papa, lagian Liliy anaknya lucu" Jawab Erlan sembari menatap Liliy yang sedang terlelap.

Jani tersenyum, Jani duduk di atas lantai dan mulai menatap Liliy teduh.

"Selain lucu, Liliy juga anak yang kuat" Ucap Jani sendu.

Jani selalu merasakan dadanya sesak saat melihat Liliy, kenangan buruk tentang masa kecil Liliy begitu tergambar nyata di dalam ingatan Jani. Jani menarik nafasnya dalam, dia tidak ingin menunjukkan kesedihan dan betapa lemahnya dia di depan Erlan.

"Nggak usah ditahan." Erlan mengusap lembut kepala Jani "Kalau mau nangis, sini di dada aku aja. "

Erlan merentangkan tangannya, memberikan ruang untuk gadisnya yang sedang berusaha kuat di hadapannya. Namun—Erlan bisa melihat bagaimana rapuhnya dan lemahnya gadisnya ini.

Merasa sudah tak bisa menahan semuanya, Jani menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Erlan. Pelukan yang selalu bisa membuatnya tenang dan nyaman, pelukan yang bisa membuatnya merasa terlindungi. Jani memeluk tubuh Erlan dengan kuat Jani menumpahkan semua rasa kesal, kecewa, marah dan semua yang terasa menghimpit dadanya dengan menangis di pelukan Erlan.

Jani menangis tersedu-sedu dengan suara isakan yang begitu menyayat hati Erlan, mata Erlan terpejam dengan tangan yang terus mengusap punggung Jani. Hati Erlan ikut merasakan sakit dan sesak saat gadisnya yang menangis begitu sedih di dalam pelukannya.

Tanpa mereka sadari di balik pintu, Rosaline berdiri dengan air mata yang bercucuran. Hati ibu mana yang tidak akan sakit dan sedih melihat buah hatinya harus menderita.

       «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

⪻𝚕𝚊𝚜𝚟𝚎𝚐𝚊𝚜,𝙼𝚊𝚗𝚜𝚒𝚘𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚌𝚕𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚏𝚒𝚊⪼

"Apa kamu sudah mencoba bicara sama dia?" Suara berat dan datar terdengar di sebuah ruang tamu.

Pria paruh baya dengan setelan jas 𝚛𝚊𝚙𝚒 berwarna hitam, dan sebatang cerutu di tangannya yang dia biarkan terus menyala, tanpa ada minat untuk di sesapnya. Mata tajamnya terus menatap pada dua orang dewasa yang duduk menunduk di depannya.

Seorang pria dengan kemeja dan jas berwarna hitam, kepala yang tertunduk seolah di depannya ini adalah Raja yang sedang memberikan titah yang mutlak, Sedangkan di sampingnya seorang wanita dengan dress hitam selutut juga ikut menundukkan wajahnya, tangannya tak henti menggenggam tangan pria di Sampingnya yang tak lain adalah suaminya sendiri.

"Aku sudah berusaha ngomong sama dia mas, tapi—" Belum selesai pria itu bicara ucapannya sudah dipotong terlebih dulu oleh pria di depannya yang duduk dengan angkuhnya.

"Tapi apa? kamu tidak bisa membawanya padaku? atau—harus aku sendiri yang turun tangan?" Terdengar suaranya yang semakin datar dan dingin.

Suami istri itu langsung terdiam saat mendengar suara yang begitu dingin.Sebuah kalimat yang terdengar seperti perintah mutlak yang tak bisa di bantah, pasangan suami istri itu langsung terdiam kaku. Rasanya lehernya seperti tercekik dan oksigen di sekitar mereka seperti habis entah kemana.

Begitu mengerikannya pria yang sedang mereka hadapi, bahakan tatapan matanya seakan bisa menembus ke dalam Tulang-tulang mereka.

"Apa dia masih rutin terapi dan konsultasi?" Suara pria paruh baya itu sedikit melunak.

Seperti ada rasa khawatir dan bersalah, bahkan tanpa mereka sadari dari sudut ekor matanya nampak air mata yang menggenang, namun seperti tidak ingin tumpah.

"Seharusnya masih" Jawab sangat wanita dengan sedikit takut.

"Seharusnya?"

"Sekarang dia seperti memberi jarak pada kami"

"Aku tidak butuh pembelaan, yang aku butuhkan jawaban pasti dari kalian" Pria paruh baya itu berdiri.

Langkahnya ringan, namun terlihat sangat mengerikan. Dia berdiri di balik jendela kaca dan menatap lurus ke luar. Nampak cahaya dari Lampu-lampu Mansion yang menjadi pemandangan malam itu, sorot matanya tajam.

"Aku menyerahkan dia pada kalian, saat dia masih sangat kecil" Pria paruh baya itu memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Aku berharap agar kalian bisa mendidiknya dengan baik, tapi—kenapa dia masuk ke dalam dunia seperti ku juga" Suaranya terdengar kecewa, namun masih begitu dingin.

"Maafkan kami mas" Ucap pria yang nampak lebih muda itu dengan tangannya yang terus menggenggam erat tangan istrinya.

"Aku tidak mau dengar kabar seperti ini lagi" Pria paruh baya itu mengibaskan tangannya.

Memberikan tanda agar mereka berdua pergi, setelah kepergian mereka. Pria paruh baya itu duduk di kursi kebesaran miliknya, tangannya mengambil sebuah bingkai kayu dengan foto dirinya bersama seorang wanita dan juga anak kecil yang sangat tampan.

Ethan Jala D Adalah seorang mafia keturunan Amerika dan Indonesia, dia memiliki beberapa bisnis Cassino, clube malam, diskotik, dan juga beberapa bisnis ilegal lainnya. Bahkan pria yang sudah berumur ini namun masih begitu di segani oleh dunia bawah tanah. Seakan taringnya tak pernah hilang.

"Maafkan Daddy" Ucap Ethan lirih.

Tangannya mengusap wajah bocah kecil yang tersenyum di dalam gendongan istrinya itu. Mata Ethan terpejam dengan kepala yang dia sandarkan pada sandaran kursi. Meski dirinya begitu di takuti dan di segani, namun— dirinya merasa semua itu tidak ada artinya, orang yang dia cintai dan dia sayangi pergi meninggalkannya.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!