Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
“Ganteng gini di bilang jelek, kayaknya matanya Mas Saga harus di periksa deh, dia tuh cowok paling populer di sekolah, udah pinter, ganteng, baik, jago main basket, pokoknya sempurna deh, banyak cewek yang ngejar-ngejar…”
“Kamu salah satunya” potong Saga kesal, membuat Luna tersenyum malu.
“Kalau sama aku gantengan mana?” Luna menatap Saga, dia terdiam sejenak.
Saga mengerutkan keningnya tidak sabar menunggu jawaban yang keluar dari mulut Luna.
“11 12” jawab Luna terkekeh membuat Saga tidak terima.
“Kayaknya kamu yang matanya harus di periksa, di bandingin sama dia, aku jelas lebih ganteng, mapan, punya banyak uang, dan jago di ranjang kamu sendiri udah pernah ngerasain kan” ledek Saga yang membuat Luna
marah.
“Kenapa sih Mas kamu ngungkit masalah itu lagi, bukannya kita udah sepakat ngelupain kejadian itu” Luna bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Saga begitu saja.
“Tapi aku nggak bisa ngelupain kejadian itu Lun” ungkapnya lirih matanya menatap Luna yang masuk ke rumah.
Ceklek
Luna membuka pintu kamarnya, melangkah masuk ke dalam dan melemparkan badannya ke atas kasur dengan posisi tengkurap.
“Dasar nyebelin” ia memukul kasur dengan mengepalkan kedua tangannya.
“Oh iya besok kan aku libur, enaknya pergi kemana ya?” ia berpikir sambil memegang kepalanya dengan jari telunjuk.
“Sayang motorku belum selesai di perbaiki” imbuhnya lagi, kemudian Luna mengambil kunci mobil yang ia letakkan di dalam laci.
Luna keluar kamar menuju garasi, walaupun tidak ada motor ia masih punya mobil yang jadi pajangan di garasi karena jarang di pakai, ia masuk mobil dan memanaskan mesinnya, dirasa sudah cukup ia keluar dari mobil, saat akan kembali ke kamarnya, matanya melihat benda aneh yang ditutup dengan kain lebar, karena penasaran lantas ia menyibakkan kain itu.
“Motor gue” ucapnya senang matanya berbinar melihat motor kesayangannya. Ia mencoba menyalakan mesinnya berharap motornya bisa dipakai kebetulan kuncinya sudah menggantung di motor.
Nggreng…nggreng…
“Motor gue udah di benerin” Luna berjingkrak-jingkrak karena terlalu senang. Kemudian ia ingat Saga pernah bilang kalau motornya belum selesai di perbaiki.
“Mas Saga” teriaknya. Ia berjalan menuju kamar Saga dengan menghentakkan kakinya karena marah, selama ini dia sudah di bohongi oleh kakaknya itu.
Luna mengetuk pintu kamar Saga namun tidak ada yang merespon, kemudian ia mencoba membuka pintu kamar yang ternyata tidak di kunci.
Ceklek
Luna masuk ke dalam kamar, namun tidak ada orang di dalam, “Mas Saga nggak ada di kamar apa masih ada di taman” gumamnya.
Ceklek
Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi, Saga melangkahkan kakinya keluar dengan bertelanjang dada memperlihatkan otot perutnya yang kotak-kotak, sedangkan bagian bawahnya memakai celana boxer.
Luna tercengang, matanya melotot sempurna saat melihat tubuh atletis Saga yang begitu menggoda. Setelah beberapa detik ia tersadar dan langsung menutup wajah dengan kedua tangannya.
“Cepetan pake baju” pinta Luna yang masih menutup matanya.
Saga menyeringai licik bukannya memakai baju tapi dia malah berjalan mendekati Luna yang berdiri di depan pintu. Kemudian ia menarik kedua tangan Luna yang masih menutupi wajahnya.
“Udah nggak usah di tutupin” tutur Saga. Luna kemudian membuka matanya dan melihat Saga yang berdiri di depannya, mata mereka saling bartautan.
Deg Deg Deg
Jantung Luna berdegup kencang seperti ada sesutau yang menari di hatinya, ia melangkahkan kakinya mundur ke belakang agar Saga tidak mendengar degupan jantungnya yang mungkin terdengar olehnya.
Saga yang masih menatap wajah cantik Luna tidak bisa lagi mengontrol dirinya, akhirnya ia menyambar bibir Luna tanpa ragu.
Sontak Luna membelalakan matanya kaget, tangannya dengan secepat kilat mendorong tubuh Saga, namun Saga langsung menarik tengkuk leher Luna dan mencium bibirnya lagi. Hatinya ingin berkata tidak tapi berbeda dengan
tubuhnya, Luna mulai merasakan gairahnya menggelora dari setiap sentuhan lembut bibir seksi Saga, kini keduanya menikmati luma.tan demi luma.tan yang membuat bibir mereka basah.
Saga melepaskan pagutannya, ia mengulurkan kedua tangannya memegang pipi mulus Luna seraya berkata “jangan bohongi perasaanmu sendiri”.
Luna terdiam pikirannya mulai berkecamuk ia teringat dengan ayahnya dan tante Sonya, kemudian tangannya mendorong tubuh Saga “kita saudara Mas” ucapnya sebelum keluar dari kamar Saga.
Luna kembali ke kamarnya, ia berdiri termangu menatap pantulan dirinya di cermin, salah satu tangannya memegang bibirnya yang bengkak, “kenapa harus Mas Saga” ucapnya lirih.