NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Demon Refining 8

Malam itu, keheningan di Puncak Iblis Hijau terasa berbeda. Itu bukan keheningan damai, melainkan jenis keheningan hampa yang tertinggal setelah badai besar berlalu.

Di luar sana, ribuan murid mungkin masih berbisik-bisik ngeri tentang kehancuran Zhao Yun dan Zuan Feng di arena. Mereka membicarakan bagaimana dua bintang masa depan jatuh menjadi sampah dalam satu hari. Tapi di dalam gua pengasingan yang lembap dan dingin, "sang manipulator" dari tragedi itu sedang duduk santai, menikmati secangkir teh herbal murah.

Lu Changzu meletakkan cangkirnya. Matanya, yang kini memiliki cincin ganda biru-ungu di pupilnya, menatap benda di telapak tangannya.

Gelang Ouroboros.

Benda itu tampak sederhana, seperti giok hijau hitam kusam yang digali dari pohon besar dimana ia pertama kali tiba di tianyun. Namun, bagi mata spiritual Lu Changzu , permukaan gelang itu adalah lautan informasi yang bergolak. Jutaan bahkan miliaran rune mikroskopis bergerak-gerak seperti koloni semut yang marah, menjaga rahasia di dalamnya dengan dinding enkripsi spiritual yang brutal.

"Kau keras kepala untuk ukuran aksesoris," gumam Lu Changzu, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tidak mencapai matanya. "Terakhir kali aku menyentuhmu, kau membuatku muntah darah. Tapi itu dulu. Saat aku masih 'belum cukup kuat'."

Sekarang, tubuhnya adalah paduan dari daging, darah logam, esensi petir, dan artefak hidup. Dia bukan lagi wadah yang rapuh.

"Mari kita lihat, siapa yang akan memakan siapa kali ini."

Lu Changzu memejamkan mata.

Dia tidak mengetuk pintu dengan sopan menggunakan Qi-nya. Sebaliknya, dia memerintahkan Dark Dimension—singularitas hitam pekat di dalam inti tubuhnya—untuk bangun.

WUUNG.

Suara dengungan rendah bergema di dalam gua. Dimensi hitam itu, yang selama ini tidur seperti predator kekenyangan, membuka matanya. Ia merasakan tantangan dari gelang itu. Tanpa ragu, Lu Changzu menarik benang kegelapan murni dari intinya dan menusukkannya langsung ke dalam gelang Ouroboros.

BENTROKAN!

Dunia di dalam pikiran Lu Changzu meledak.

Itu bukan rasa sakit fisik. Itu adalah penyiksaan konsep. Rasanya seolah-olah otaknya diletakkan di atas bara api dan dipukul oleh palu godam ribuan kali per detik. Jeritan jutaan jiwa kuno yang terperangkap dalam rune itu menyerbu kesadarannya, mencoba merobek kewarasannya menjadi serbuk jiwa.

"LEMAH!" raung Lu Changzu dalam hatinya, wajahnya kesakitan , keringat darah mulai merembes dari pori-pori keningnya.

Jika ini Lu Changzu yang lama, otaknya pasti sudah cair. Tapi Lu Changzu yang sekarang memiliki mentalitas baja yang ditempa dalam tungku Chen Xuan. Dia tidak menolak rasa sakit itu; dia menganalisisnya, dan mengabaikannya sebagai "kelemahan".

"Dimensi Hitam... Telan dia."

Atas perintahnya, singularitas di tubuhnya meraung. Ia tidak bernegosiasi dengan energi gelang itu. Ia melahapnya. Energi hitam Ouroboros yang sombong tiba-tiba bergetar ketakutan saat menyadari bahwa "tamu" yang masuk bukanlah pencuri, melainkan pemangsa yang lebih tinggi dalam rantai makanan.

KREK. KREK.

Dinding pertahanan rune pertama hancur.

Informasi membanjiri otak Lu Changzu. Bukan sebagai kata-kata, tapi sebagai pemahaman instan yang menyakitkan.

[Pola Rune Pertama Terbuka]

[Teknik Kuno: Universe Swallowing Breathing (Napas Penelan Semesta)]

[Tingkat: Tidak Diketahui / Hilang]

Mata Lu Changzu terbuka sentak. Napasnya terengah-engah, uap panas keluar dari mulutnya.

"Napas Penelan Semesta..." bisiknya, suaranya serak namun penuh kegembiraan.

Dia membaca deskripsi teknik itu di dalam benaknya. Itu adalah teknik pernapasan yang paradoks. Namanya terdengar rakus, tetapi sifat energinya... murni. Begitu murni hingga mendekati kesucian.

"Menarik. Sangat menarik," analisis Lu Changzu. "Teknik ini menyaring Qi alam dengan filter yang begitu ekstrem sehingga aura yang dihasilkan akan terasa damai, luas, dan 'benar'. Seperti napas seorang saint atau Dewa."

Bagi seorang kultivator iblis di Sekte Demon Refining, memiliki aura "saint" adalah lelucon. Tapi bagi seorang ahli strategi, itu adalah senjata penyamaran pamungkas.

"Tapi syaratnya..." Lu Changzu menyeringai kecut. "Aku sudah mempelajari teknik Napas setan Iblis , untuk mengubah atau mempelajari dua teknik pernapasan Paru-paru harus sekuat artefak tingkat tinggi untuk menahan tekanan udara ganas. Jika kultivator biasa mencobanya, dada mereka akan implosi (meledak ke dalam)."

Lu Changzu menepuk dadanya yang keras. Terdengar bunyi seperti logam yang samar.

"Untungnya, aku bukan kultivator biasa."

Dia mengambil posisi duduk. Dia membuang teknik pernapasan lamanya—modifikasi sampah yang dia buat di awal—ke tempat sampah di dalam mentalnya.

"Mulai."

Lu Changzu menarik napas.

Bukan tarikan napas biasa. Dia mengaktifkan metode Universe Swallowing Breathing. Dia merenggangkan dan menekan diafragmanya dengan cara yang tidak wajar, menciptakan lebih banyak ruang di dalam dadanya.

KRAK!

"Sial ini sakit sekali"gumam nya.

Tulang rusuknya berderit protes. Rasa sakit yang tajam menusuk dada, seolah paru-parunya sedang dipompa dengan beton cair.

"Aku harus menahan ini,. Sial ayolah beradaptasi paru paru bajingan. Ayo evolusi," perintah otaknya dingin , keringat dingin mulai menetes deras , air matanya keluar namun bewarna hitam , itu adalah darah kotor yang keluar saat pemurnian tubuh.

Dia memaksa paru-paru logamnya bekerja.

WHOOOOSSHH!

Suara angin puyuh terdengar di dalam gua. Bukan angin biasa. Seluruh Qi di dalam gua tersedot masuk ke dalam hidung Lu Changzu dalam satu detik, menciptakan kevakuman total.

Tapi itu belum selesai. Teknik ini haus.

Radius 10 meter.

Radius 50 meter.

Radius 100 meter.

Di luar gua, tanaman-tanaman iblis, lumut beracun, dan pohon-pohon kecil tiba-tiba bergetar. Esensi kehidupan mereka ditarik paksa keluar, melayang sebagai partikel cahaya hijau, menembus dinding batu, dan masuk ke dalam tubuh Lu Changzu.

Dalam hitungan detik, area 100 meter di sekitar gua Lu Changzu menjadi tanah tandus. Tanaman layu, mengering, dan menjadi abu.

Sementara di dalam gua, Lu Changzu bersinar.

Bukan cahaya merah darah atau hitam kelam khas sekte iblis. Tubuhnya memancarkan cahaya putih susu yang lembut, hangat, dan agung. Jika ada orang awam yang melihatnya sekarang, mereka akan mengira dia adalah seorang kultivator dari Sekte Giok Abadi yang lurus, bukan monster yang baru saja membantai dua faksi kecil.

"Luar biasa..." Lu Changzu melihat tangannya yang bercahaya putih. "Penyamaran yang sempurna. Dengan ini, aku bisa berjalan di beberapa ibukota kekaisaran yang melarang teknik iblis atau wilayah sekte lurus tanpa ada yang curiga aku adalah iblis."

"Tapi..." Senyumnya berubah miring. "Ini terlalu 'baik'. Terlalu lembut untuk membunuh."

Dia kembali menyelami gelang itu. Masih di pola rune pertama, tersembunyi di balik bayangan teknik pertama, ada teknik kedua. Pasangan jiwanya.

[Teknik Kuno: Heavenly Demon Swallowing Breath (Napas Iblis Surgawi Penelan)]

[Tingkat: Tidak Diketahui / Terlarang]

Jika yang pertama adalah "saint", yang ini adalah "Bencana".

Teknik ini tidak menyaring. Teknik ini memperkosa alam. Ia mengambil Qi, emosi negatif, darah, dan ketakutan, lalu memadatkannya menjadi bahan bakar ledakan.

"Ini dia," mata Lu Changzu berkilat merah. "Ini mesin perangnya."

Dia mencoba teknik kedua.

Seketika, cahaya putih di tubuhnya padam, digantikan oleh aura hitam pekat yang berputar liar seperti badai. Udara di gua menjadi berat, menekan, dan berbau ozon serta darah.

"Argh..." Lu Changzu meringis. Pergantian mendadak dari "Putih" ke "Hitam" membuat meridiannya serasa diperas. Dua kutub yang berlawanan.

"Strategi ditetapkan," gumam Lu Changzu, mengatur napasnya kembali normal. "Di luar, aku akan menggunakan Universe Swallowing sebagai topeng. Di dalam pertempuran, aku akan melepaskan Heavenly Demon. Dan target utamanya..."

Dia menatap kegelapan gua.

"...Adalah menyatukan keduanya."

Satu bulan berlalu.

Bagi dunia luar, satu bulan adalah waktu yang cukup untuk melupakan nama Zhao Yun dan Zuan Feng. Tapi di dalam gua itu, satu bulan adalah neraka yang berulang.

Lu Changzu tidak tidur. Dia menghabiskan 720 jam nonstop untuk menyiksa tubuhnya.

Dia berlatih bernapas. Kiri putih, kanan hitam.

Awalnya, paru-parunya berdarah setiap kali dia mencoba menggabungkan ritmenya. Darah logam hitam menetes dari bibirnya, membakar lantai batu. Tapi Lu Changzu adalah ilmuan gila bagi tubuhnya sendiri. Dia menghitung semuanya , menyesuaikan ritme detak jantungnya agar sinkron dengan dua aliran energi yang bertolak belakang.

Malam ke-30.

Lu Changzu duduk di tengah gua.

"Selesai...."

Dia menarik napas.

BOOOOM!

Tidak ada ledakan api. Yang ada adalah fenomena.

Di sisi kiri tubuhnya, aura putih suci bersinar terang, menyerap energi alam dengan damai namun mutlak.

Di sisi kanan tubuhnya, aura hitam kelam bergolak, menghancurkan dan melahap segala sesuatu dengan ganas.

Kedua aura itu berputar di belakang punggungnya, membentuk simbol Yin dan Yang raksasa yang mengerikan. Satu sisi memberi kehidupan (untuk dirinya), satu sisi membawa kematian (untuk musuhnya).

Radius penyerapannya meledak.

1 kilometer.

Seluruh Qi di sektor gunung tempat dia tinggal tersedot habis. Hewan-hewan buas di hutan lari ketakutan, merasakan kehadiran predator yang mengerikan—terasa seperti dewa, tapi berbau seperti iblis.

"Tampaknya aku tidak perlu takut lagi kehabisan energi spiritual," tatap Lu Changzu ia tersenyum jahat. "Masalah stamina dalam pertempuran panjang sudah diselesaikan."

Dia menarik kembali auranya. Yin dan Yang itu lenyap, masuk kembali ke dalam pori-porinya, meninggalkan pemuda yang tampak biasa saja dengan senyum ramah.

"Sekarang... senjata."

Dia kembali menyelami gelang Ouroboros. Pola pertama masih memiliki satu kejutan terakhir. Sebuah teknik serangan mental.

[Seni Beladiri: Jarum Semesta (Universe Needle)]

[Klasifikasi: Serangan Jiwa / Pembunuh Diam]

Lu Changzu membaca deskripsinya.

Tahap 1: Satu Jarum. Membelah logam, merusak fondasi kultivasi, menciptakan trauma mental permanen.

Tahap 2: Seribu Jarum. Membelah lautan kesadaran, mengubah musuh menjadi idiot atau mayat.

Tahap 3: Satu Juta Jarum. Pengendalian Jiwa Massal (Boneka Hidup).

Tahap 4:???

"Teknik mental murni..." Lu Changzu mengetuk dagunya. "Bagus untuk serangan diam-diam. Tapi... tidak efisien jika musuh memiliki artefak pelindung jiwa."

Otak jeniusnya mulai bekerja. Dia melihat kelemahan teknik ini. Serangan mental tidak memiliki massa fisik.

"Bagaimana jika..."

Lu Changzu mengangkat tangan kanannya.

"Darahku adalah logam cair. Logam yang sudah ditempa dengan petir dan esensi pedang."

Dia menggores ujung jarinya. Setetes darah kental berwarna merah keperakan melayang keluar. Itu tidak jatuh. Itu mengapung, berat dan padat.

"Hukum Fisika: Gaya \= Massa x Percepatan."

Mata Lu Changzu bersinar tajam.

"Aku tidak akan menggunakan jarum aura mental. Aku akan menggunakan darahku sendiri sebagai medium lalu dikombinasikan dengan energi mental dan spiritual?."

Dia memejamkan mata, memusatkan kekuatan mental Jarum Semesta-nya ke tetesan darah itu.

"Padatkan. Tajamkan. Putar."

Tetesan darah itu bergetar. Perlahan, bentuk cairnya memanjang. Menipis. Mengeras.

Dalam hitungan detik, sebuah jarum merah darah yang sangat halus—nyaris tak terlihat oleh mata telanjang—melayang di depannya. Jarum itu memancarkan kilat merah mikroskopis.

"Pergi."

ZING!

Tidak ada suara. Hanya distorsi udara.

Jarum darah itu menembus batu granit di dinding gua setebal tiga meter, lalu berputar balik, dan kembali melayang di depan hidung Lu Changzu.

Batu itu tidak hancur. Tapi ada lubang mikroskopis yang menembusnya dengan mulus.

"Fisik dan Mental," Lu Changzu tersenyum puas, senyum yang bisa membekukan darah. "Jika perisai fisik menahannya, serangan mental di dalamnya akan menghancurkan otak. Jika perisai mental menahannya, jarum fisik ini akan menembus jantung."

"Satu bulan lagi," putusnya. "Aku harus mencapai Tahap 2. Seribu jarum darah."

Satu bulan kemudian.

Gua itu sekarang penuh dengan bau besi dan darah yang menyengat.

Lu Changzu berdiri di tengah gua. Wajahnya sedikit pucat karena penggunaan darah yang berlebihan, tapi matanya menyala dengan intensitas yang gila.

Di sekelilingnya, melayang seribu titik merah kecil.

Itu bukan debu. Itu adalah seribu jarum darah yang terbentuk dari esensi tubuhnya sendiri, dikendalikan oleh pikirannya yang telah diperluas. Mereka berputar membentuk formasi badai, menunggu perintah.

"Selesai," bisik Lu Changzu.

Tiba-tiba, langkah kaki berat terdengar di luar gua. Formasi pelindung gua bergetar.

Lu Changzu segera mengibaskan tangannya. SWOSH. Seribu jarum itu mencair kembali menjadi darah dan meresap masuk ke dalam pori-pori kulitnya dalam sekejap mata.

Dia duduk kembali, mengatur napasnya menjadi tenang.

Sosok besar Chen Xuan melangkah masuk. Tetua itu tampak berbeda hari ini. Auranya gelisah.

Begitu Chen Xuan melihat Lu Changzu, langkahnya terhenti. Mata King Tahap 5 melebar.

Dia tidak melihat muridnya. Dia melihat... kejanggalan yang menguntungkan.

Napas Lu Changzu, meskipun dia mencoba menyembunyikannya, memiliki ritme yang aneh. Setiap tarikan napas terdengar seperti dengkuran naga tidur yang menghisap seluruh esensi ruangan. Dan aura tajam yang tersembunyi di bawah kulitnya... itu membuat bulu kuduk Chen Xuan berdiri.

"Changzu..." suara Chen Xuan berat, waspada. "Apa yang kau lakukan di sini? Napasmu... itu bukan napas manusia. Kau terdengar seperti Binatang Buas Purba yang sedang menyamar."

Lu Changzu tersenyum ramah, berdiri dan membungkuk hormat.

"Hanya sedikit eksperimen kecil, Guru. Aku mencoba mengoptimalkan asupan oksigen untuk efisiensi pembakaran Qi."

"Eksperimen..." Chen Xuan mendengus, tapi dia tidak bertanya lebih jauh. Dia tahu muridnya ini penuh rahasia berbahaya. "Tarik auramu lebih dalam. Jika Tetua lain melihatmu sekarang, mereka akan menganggapmu dirasuki iblis dan membunuhmu di tempat karena takut."

"Saya mengerti, Guru," Lu Changzu memusatkan pikirannya. Teknik Universe Swallowing aktif dalam mode pasif.

Seketika, aura tajam dan buas itu lenyap. Digantikan oleh aura pemuda yang tenang, biasa saja, bahkan sedikit tampak lemah lembut.

Chen Xuan berkedip. Perubahan itu begitu drastis dan sempurna hingga dia hampir tidak percaya matanya sendiri.

"Monster kecil," gumam Chen Xuan sambil menggelengkan kepala. "Baiklah. Cukup main-mainnya. Waktunya kau keluar dari kandang."

Chen Xuan melemparkan sebuah token giok merah darah ke arah Lu Changzu.

"Ujian Kematian Iblis untuk promosi menjadi Murid Dalam Resmi akan dimulai tiga hari lagi."

Lu Changzu menangkap token itu. "Lokasi?"

Chen Xuan menyeringai kejam.

"Lembah Iblis Kematian (Demon Death Valley). Bukan Hutan Kematian Agung yang biasa kau kunjungi. Ini adalah celah neraka di perbatasan barat. Tempat di mana banyak sekte membuang eksperimen gagal dan binatang buas yang terlalu gila untuk dikendalikan."

"Tugasmu sederhana," lanjut Chen Xuan. "Masuk ke sana. Bertahan hidup selama tujuh hari. Dan bawa kembali satu kepala Murid dari sekte lain yang juga sedang melakukan ujian di sana."

Alis Lu Changzu terangkat. "Sekte lain?"

"Ya. Sekte Lotus Crimson , Sekte Demon Army , dan sekte Giok abadi juga mengirim murid mereka ke sana. Ini adalah festival pembantaian tahunan untuk kita pastikan setiap proses bersih tanpa saksi mata. Kita harus membunuh generasi muda mereka untuk mengurangi saingan di masa depan."

Chen Xuan menatap Lu Changzu tajam.

"Dan kudengar... Shang Tian akan mengawasi ujian ini sebagai perwakilan Tetua."

Nama itu membuat mata Lu Changzu menyipit sedikit. Shang Tian. Orang yang hampir mengendusnya di arena.

"Shang Tian, ya?" Lu Changzu menggenggam token itu erat. Senyum di wajahnya perlahan melebar, bukan senyum ketakutan, tapi senyum antusiasme seorang pedagang yang melihat pasar baru yang sangat besar.

"Hahah , Terima kasih, Guru. Ini terdengar seperti liburan yang menyenangkan."

"Pastikan membawa banyak cincin penyimpanan murid sekte lain," Chen Xuan berbalik. "Dan yang lebih penting jangan mati , aku cuman punya satu murid."

"Murid , mendengarkan nasehat guru" jawab changzu lalu menunduk.

Lalu Chen Xuan pergi, Lu Changzu melihat ke arah barat.

"Lembah Iblis Kematian," bisiknya.

Dia bisa merasakan jarum-jarum darah di dalam pembuluh darahnya bergetar, seolah mereka juga haus.

"Empat sekte. Ratusan murid dalam dan luar dan Shang Tian."

Lu Changzu tertawa pelan, suara yang bercampur dengan kegelapan murni.

"Sepertinya hasil panen tahap tiga akan jauh lebih banyak."

Dia melangkah keluar dari gua, meninggalkan kegelapan menuju cahaya matahari yang pucat. Sang sutradara telah selesai menulis naskahnya. Sekarang saatnya pementasan di panggung yang lebih besar.

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!