Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.
Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.
Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.
Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Campur Tangan Rexi.
Bersama Sena, Rania turun ke basement apartemen. Di sana sudah ada Rexi yang menunggunya. Dengan senyum sumringah, pria yang begitu kecintaan dengan istri orang itu keluar dan menyambut kedatangan wanitanya.
Namun sayang, Rania sama sekali tidak menanggapi ucapan manis Rexi. Ia hanya fokus pada keponakan kembarnya. Rania tidak bisa tidak tersenyum melihat keponakan kembarnya yang lucu dan energik. Ia menghabiskan beberapa menit untuk memeluk dan bermain dengan mereka, melupakan kehadiran Rexi sejenak.
Rexi memberi kode pada Sena dengan mata, memberi isyarat agar Sena segera mengamankan anak kembarnya itu.
Sena yang memahami kode Rexi sempat mencebikkan bibirnya, tapi tetap mengambil alih dan membawa anak-anak kembarnya untuk segera kembali pulang dengan alasan bocah-bocah kecil itu memiliki kelas renang.
"Akhirnya kurcaci-kurcaci kecil itu pergi juga. Aku jadi memiliki waktu untuk bersama denganmu."
Rania mengalihkan perhatiannya dari mobil Sena yang menjauh, beralih menatap Rexi dengan waspada, tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh mantan kekasihnya itu.
"Kita masuk?" tanya Rexi pada Rania yang mengernyit.
"Ke mana?" Rania sama sekali tidak mengerti maksud Rexi.
"Apartemenmu lah. Bukankah suamimu sudah pergi bekerja, jadi rasanya bukan masalah jika kau membawaku masuk, kan," ucap Rexi begitu ringan. Ia bersikap seperti seorang selingkuhan profesional dari wanita yang sudah bersuami.
Rania menarik napas panjang dan menutup mata sebelum bertanya serius pada Rexi. Mantan kekasihnya ini sama sekali tidak berubah.
"Apa tujuanmu sebenarnya, Rex? Kau sudah memberi tahu Sena."
Rexi tahu maksud pertanyaan Rania dari tatapan wanita itu yang menyiratkan kekecewaan padanya. Bukan tentang dirinya yang memberi tahu Sena atas keberadaan Rania di New York. Melainkan tentang memberi tahu Sena bagaimana bejadnya prilaku Raffael, suami Rania yang telah berselingkuh.
Hal ini pasti akan membuat prahara rumah tangga Rania bisa terkuak, terutama terdengar oleh keluarga besar Raksa, mengingat siapa suami Sena.
"Kamu," jawab Rexi tegas. "Tujuanku sudah jelas, Rania. Aku menginginkan kita kembali bersama. Dan sebelum itu bisa terjadi, kau perlu berpisah dari suami bajinganmu itu."
Dinilai tak punya hati, Rexi tak peduli. Ini waktunya, kesempatan untuk dirinya bisa kembali bersama dengan wanita yang begitu ia cinta. Rexi tidak akan menyia-nyiakan peluang yang ada.
Terlebih Raffael sudah terbukti berselingkuh dengan wanita lain. Andai Rania memberikan kesempatan dan memaafkan suami bejadnya itu, maka Rexi tidak akan terima. Ia akan tetap gencar memburu Rania, bagaimanapun caranya.
Rania menggeleng. "Tidak akan bisa." Rania menatap Rexi rumit.
Raffael terbukti berselingkuh dan akhirnya mereka berpisah pun tidak membuat Rania mudah kembali bersama Rexi. Kecuali jika ia ingin lari bersama pria itu dan meninggalkan keluarga besarnya.
Rania meminta Rexi pulang. Ia ingin beranjak masuk kembali ke apartemen, banyak hal yang harus ia urus terutama menyiapkan mental menghadapi perceraian yang sudah ia pilih.
"Tunggu!" Rexi mencegah Rania. "Kenapa?" tanyanya dengan wajah yang sudah mengeras. Mata pria itu berkilat, menandakan ia marah dan sudah menahan rasa sabar yang mulai menipis.
"Jangan bilang kalau kau akan memaafkannya?! Jangan bilang kalau kau akan tetap bersama bajingan itu demi keluargamu, Rania!!"
Tak disangka, Rexi bersuara keras pada wanita yang selama ini menguasai hatinya. Ada atau tidak sosoknya, tetap saja hanya Rania yang Rexi inginkan.
Perpisahan tiga tahun lalu, bukan hanya mengubah seluruh hidup Rania. Tapi juga menggoreskan luka untuk Rexi. Kekuasan, uang dan segalanya yang ia miliki tak berarti di kala wanita yang ia cinta meminta ia menyerah dan melupakan semuanya begitu saja.
Entah karena terlalu cinta, bodoh, atau takdir yang memang sudah begini jalannya, Rexi mengikuti keinginan Rania. Ia mundur, melepaskan Rania menikah dengan pria lain pilihan keluarga Raksa. Dengan harapan, Rania akan bahagia sesuai kata-katanya.
Namun, kali ini alur seakan memberikan ia kesempatan. Rexi mengetahui perselingkuhan Raffael, suami Rania. Jelas Rexi tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia menginginkan wanitanya. Dan menuntut keadilan untuk dirinya.
"Aku sudah mengajukan perceraian."
Ucapan Rania membuat raut wajah Rexi seketika berubah. Dari yang tadi merah karena menahan amarah, kini mengerutkan kening begitu dalam.
"Kau serius? Tidak menipuku?"
Rania melerai cekalan tangan Rexi. Ia memperhatikan area basement sebentar sebelum beranjak masuk ke dalam mobil dan meminta Rexi mengikutinya. Ia tidak mungkin membahas hal seperti ini di tempat terbuka.
Di dalam mobil, Rexi yang menunggu, tak kunjung mendengar suara Rania. Wanita itu masih diam, seakan tengah berpikir keras.
"Kau mengajukan perceraian?" tanya Rexi akhirnya lebih dulu. Ia ingin tahu keputusan apa yang Rania ambil setelah mengetahui pengkhianatan Raffael.
"Hm." Rania mengangguk. Ia menunduk, menatap jari jemarinya.
"Baguslah. Akhirnya aku mendapatkan kesempatan kedua untuk bisa kembali bersamamu."
"Aku baru mengajukan, Rex. Dan itu tidak membuat aku serta merta langsung berpisah dengan Raffael," jelas Rania pada Rexi.
Rexi memutar bola mata, seolah-olah mengatakan 'Dasar wanita' . Prihal seperti ini, akan sangat mudah baginya, sekalipun negara mereka berbeda, Rexi akan menyelesaikannya. Yang terpenting baginya adalah keputusan Rania yang ingin berpisah dari Raffael.
"Aku akan mengurusnya untukmu."
"Dengan gra..." Kata-kata Rania langsung tergantung saat Rexi menghentikannya.
"Dengan mode senyap. Tidak grasak-grusuk. Selesai. Bersih. Tanpa ada yang menyadarinya. Seperti itukan yang kau mau," kata Rexi dengan wajahnya yang masam hingga membuat Rania tak bisa menahan untuk tidak terkekeh.
"Percayalah padaku, aku tahu cara mengurus masalah seperti ini." Nada suara Rexi yang dingin dan percaya diri membuat Rania menatap dalam mata mantan kekasihnya itu.
Rania yakin bahwa Rexi akan bisa dengan mudah menyelesaikan masalahnya. Bahkan, Rania berpikir bahwa dengan bantuan Rexi, perceraiannya bersama Raffael bisa selesai sebelum keluarganya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Rania juga sadar bahwa melibatkan Rexi dalam masalah ini bisa menimbulkan masalah lain.
Rexi sudah memiliki reputasi buruk di mata keluarga Raksa, dan jika mereka mengetahui bahwa Rexi terlibat dalam perceraiannya, pasti akan menimbulkan kekacauan. Rania menggigit bibirnya, mempertimbangkan pro dan kontra dari keputusan untuk menerima bantuan Rexi.
"Tapi, rasanya ini bukan ide yang baik," kata Rania penuh keraguan. "Keluargaku tidak akan senang jika mereka tahu kau terlibat dalam masalah ini."
Rexi tersenyum tipis, seolah-olah sudah tahu hal itu.
"Aku mohon, kali ini biarkan aku bertindak untukmu. Biarkan aku mengusahakan segalanya. Aku akan membuktikan bahwa aku tidak hanya bisa menghancurkan, tapi juga bisa membangun. Aku ingin membuktikan pada keluargamu, padamu, bahwa aku tidak seburuk yang mereka pikir, Sayang."
Rexi berhenti sejenak, ia menggenggam tangan Rania. Wanita yang begitu ia cinta. "Aku sudah membuat kesalahan di masa lalu dengan mundur dan melepaskanmu, tapi sekarang, itu tidak akan pernah terjadi lagi. Biarkan aku memperjuangkan kita. Biarkan aku menunjukkan padamu, pada keluargamu bahwa aku bisa menjadi orang yang baik untukmu." Rexi menatap Rania begitu dalam.
***
Ada kesempatan nge obok-obok pernikahan mantan, Rex 😱😆
Rwarrrrr🦖🤣