kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
koma
Nindi masih setia menunggu di depan ruang tempat ayahnya di rawat. Sudah satu jam lamanya tetapi belum ada tanda-tanda bahwa dokter akan keluar dari ruangan itu.
Itu sukses membuat Nindi semakin khawatir akan keadaan sang ayah.
" Dady pasti baik baik saja " gumam Nindi mencoba untuk berfikir positif.
Keneisha bangkit dan duduk di sebelah Nindi " Ayahmu pasti akan baik-baik saja " sembari mengusap punggung Nindi walaupun tidak mendapatkan respon dari ladynya itu.
Sedang yang lain hanya menatap mereka saja mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.
" Steve cari informasi tentang siapa yang sudah berani menyerang mansionku " ucap Nindi dengan menatap datar Steve. Steve yang mendengar titah dari sang lady langsung berdiri dan berlalu pergi.
" Baik nona " dan pergi meninggalkan mereka berempat di sana. dan tak lama Leon pamit kepada sang lady untuk kembali ke markasnya.
" Nona saya akan pergi kembali ke markas untuk melihat kembali CCTV siapa tau kitaa bisa mendapatkan petunjuk " Dengan hati-hati mencoba meminta izin pada Nindi.
" pergilah periksa CCTV nya jika kau tak menemukan petunjuk suruh anak buahmu untuk mengecek langsung di mansion ayahku " tegas Nindi pada Leon dan langsung di angguki dan berlalu pergi dari sana.
" Oh ya apakah besok kita jadi masuk ke sekolah baru kita? " tanya Anjani pada mereka yang yang kini duduk berhadapan.
" apakah kita akan masuk sekolah Nindi? " Ucap Keneisha dengan berhati-hati karena takut menyinggung perasaan Nindi karena menanyakan hal itu di situasi yang seperti sekarang.
" Ya kita akan masuk sekolah besok. Apakah sudah ada seragam untuk kita pakai besok? " tanya Nindi pada kedua sahabatnya.
" Belum ada " jawab Anjani sembari menatap mereka bergantian. " apakah kita akan belanja? Sekarang? Di situasi yang seperti ini? "
" Jika kalian ingin berbelanja pergilah kalau sempat aku akan menyusul saat ayahku sudah di pindahkan ke ruang rawat " dan menatap mereka dengan senyum tipisnya yang tidak dilihat oleh mereka.
" Mmm.. Bagaimana kalau kita saja yang membelikannya untukmu? jika sudah nanti kita akan membawakannya kesini " ucap Keneisha.
Nindi diam memikirkan perkataan sahabatnya itu ia takut merepotkan mereka karena mereka pasti lelah.
" Apakah tidak merepotkan? " tanya Nindi
" Tidak " jawab mereka serempak.
" Terimakasih sudah mau membantuku dan maaf merepotkan kalian berdua " dengan tersenyum pada kedua sahabatnya.
Sahabatnya yang melihat senyum Nindi begitu bahagia karena bisa melihat senyum itu lagi setelah lama Nindi tidak menunjukkan ekspresi apapun.
" Baiklah jika begitu kami pamit dulu jaga dirimu di sini jika ada apa apa atau ada yang ingin kau titipkan hubungi saja aku " Keneisha dengan tersenyum pada Nindi.
" Iya sekali lagi terimakasih sudah mau membantuku "
" Tidak masalah bukankah kita saudara? " Jawab Anjani dengan senyum yang mengembang menghiasi wajah cantiknya.
" Tentu saja dan kau yang paling bungsu di sini " jawab Keneisha dengan terkekeh.
" iya tetapi jangan panggil aku dengan sebutan bocah " ucap Anjani mengingat kan mereka dengan wajah kesalnya.
Keneisha yang mendengar itu tertawa sedangkan Nindi hanya tersenyum saja memandang mereka.
" Baiklah kalau begitu kami pergi " pamit Keneisha pada Nindi di depannya dan membungkukkan badannya sebentar.
" Apa yang kau lakukan kita tidak sedang berada di markas jangan lakukan itu jika di sedang di luar " dingin Nindi menatap tajam Keneisha.
" iya Baiklah maafkan aku ya " dengan memelas merasa bersalah telah membuat Nindi menjadi marah padanya " jangan marah okey "
" Iya aku memaafkan mu "
" Baiklah ayo Anjani kita pergi " dan beranjak dari tempat duduknya. Saat akan melangkahkan kakinya mereka berhenti mendengar ucapan Nindi.
" kalian berhati-hatilah di luaran sana tetap waspada dan tingkatkan lagi kepekaan kalian terhadap lingkungan sekitar. Aku tidak ingin melihat kalian kembali dengan tubuh yang terluka " dengan nada mengancam.
Mereka berbalik dan melihat nindi yang kini berdiri dengan menatap tajam ke arah mereka. Keneisha tersenyum mendengar penuturan dari Nindi yang jarang ia dengar begitupun dengan Anjani mereka senang Nindi menghawatirkan mereka.
Karena selama ini Nindi selalu menutupi perasaannya dan tidak pernah mengungkapkan apa yang tengah ia rasakan.
" Iya kami akan berhati-hati dan kembali dengan selamat tanpa ada luka sedikitpun " ucap Anjani tersenyum menatap Nindi yang berdiri menatap mereka.
" jaga dirimu baik-baik hingga kami kembali " ucap Keneisha dan di angguki oleh Nindi.
" kami pergii " ucap Anjani tersenyum begitupun dengan Keneisha dan di balas dengan anggukan kepala oleh Nindi. Mereka berlalu pergi meninggalkan Nindi sendirian di depan ruangan ayahnya.
Nindi kembali duduk di kursi tak lama dokter keluar.
" Bagaimana kondisi ayah saya dokter " tanya Nindi dingin dengan menatap datar dokter di hadapannya itu.
" Kondisi tuan sekarang dalam keadaan koma selain kehabisan darah tuan mengalami luka tembak dan beberapa lebam di wajahnya " jelas Dokter tersebut
" Apakah sudah bisa di jenguk? " tanya Nindi
" Tuan akan di pindahkan ke ruang rawat nona "
" Baiklah berikan ruang VVIP untuk ayahku dan tutupi identitas ayahku " dengan suara datar.
Dokter menelan kasar ludah nya karena merasa tertekan dengan aura yang di keluarkan oleh Nindi saat ini.
" B Ba Baik nona saya pamit undur diri " dokter menghentikan langkahnya mendengar ucapan Nindi.
" Jika ada yang mencari atau menanyakan pasien atas nama ayahku jangan pernah kalian berani untuk memberi tahu padanya atau kalian akan tau akibatnya. Anda paham dokter "
" Sa saya paham nona jika begitu saya permisi " dan membungkuk sebentar dan berlalu pergi.
Dia kenal betul siapa wanita yang sedang berbicara dengannya. Wanita terpandang dari keluarga yang memiliki kasta yang tinggi dan seorang wanita mafia.
Ya, dia tau itu karena pernah menangani Nindi yang terluka parah dan dibawah oleh para petinggi mafia Red Moon dan di antara mereka tidak sengaja menyebut wanita itu dengan sebutan lady.
Dia bukan orang bodoh yang tidak mengetahui arti panggilan itu. Panggilan itu hanya di gunakan untuk pemimpin mafia yang menduduki tahta tertinggi yaitu mafia Red Moon yang namanya sudah tersebar luas .
Dari saat itu ia mulai berhati hati dengan wanita yang di sebut Lady itu.
Kini Nindi sudah berada di ruang rawat ayahnya yang beberapa waktu lalu telah di pindahkan ke ruang VVIP di rumah sakit itu.
Nindi memerintahkan anak buahnya untuk berjaga di sekitar rumah sakit dengan berpakaian biasa saja agar tidak mencolok dan di curigai oleh pihak lain.
Dan ada juga yang berjaga khusus di depan pintu ruang rawat sang ayah.
Nindi duduk memandang wajah tampan ayahnya walaupun sudah berumur tetapi ayahnya masih saja tampan dan gagah.
Entah apa motif mereka menyerang mansion karena selama ini dia menutup rapat identitasnya kalau bukan musuhku apa mungkin musuh bisnis ayah. Aku harus berbicara pada kak luke nanti. Pikir Nindi
Hai guys maaf ya baru up
mohon dukungannya
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Like dan komen karena itu berharga banget buat AUTHOR agar lebih semangat lagi untuk menulis 👑👑
By by sampai ketemu di episode selanjutnya😘🤗