NovelToon NovelToon
Before I Knew It, I Was In Another World.

Before I Knew It, I Was In Another World.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Summon
Popularitas:549
Nilai: 5
Nama Author: Yuu Ri

Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.

Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.

Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.

tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 12

DI AULA AKADEMI

Claris dan Kael sedang berdiri di depan papan pengumuman mencari nama mereka di selebaran itu ,Claris menatap kertas dan mencari namanya di kamar asrama wanita dan sementara Kael di asrama pria.

"Itu dia kamar ku, kamar 204." Kael menatap ke papan itu lalu ke Claris.

"Uh...nama ku mana sih atau aku yang mulai rabun?." Claris masih mencari namanya.

Kael melihat selebaran itu mencari nama Claris lalu dia memegang kepala Claris dan mengarahnya ke atas sedikit sambil menunjuk namanya.

"Ini kan nama mu wahai wanita pemarah." Kael menunjuk nama Claris.

"Oh...ya kau benar, aku saja yang gak melihatnya." Claris melepaskan tangan Kael dari kepalanya.

"Hmm...kamar 401 ya tidak ada masalah sih." Claris tersenyum.

"Kael...ke mansion ku dulu yuk buat ambil barang-barang kita agar langsung di pindahkan ke kamar asrama." Claris menarik-narik tangan Kael dengan wajah ceria.

"Ya...boleh saja sih mengingat para murid juga sudah ada sebagian yang permisi untuk mengambil barang-barang mereka." Kael mengangguk.

"Bagus dan juga ketimbang kita jalan ke mansion ku apa kau tidak bisa gunakan sihir mu untuk membuat sihir teleportasi ke mansion ku langsung? agar kita gak capek jalan." Mata Claris berbinar cerah menjelaskan apa yang ingin dia katakan itu.

"Uh...aku akan coba." Kael menghela nafas dia merentangkan tangannya ke depan dan membayangkan dirinya dan Claris yang akan muncul di depan gerbang mansion.

"Ummm...sekalian ku kasih nama aja kali ya biar gak repot?." Lingkaran sihir cerah muncul di tangan Kael.

"TELEPORTATION" Kael mengucapkan nama mantra yang dia namakan dengan asal lalu lingkaran sihir dari bawah kaki mereka berdua muncul.

WHUSS!!

Mereka berdua sampai di depan mansion, Claris bertepuk tangan karna gembira dan kagum.

"Kau memang hebat Kael." Claris segera membuka gerbang mansion di ikuti Kael di belakangnya.

"Ya... begitulah." Kael tersenyum kecil menerima pujian itu.

Mereka berdua masuk ke dalam mansion dan para pelayan yang ada di sana kaget karna Claris pulang gak bilang-bilang, seketika para pelayan berbaris dan langsung menyambut mereka,kepala pelayan menundukkan kepalanya.

"Nona Claris , kenapa tidak bilang Kalian akan pulang?." Kepala pelayan itu bertanya.

"Ah...maaf, jadi kamu sudah mengemasi baju baju ku yang akan ku bawa ke asrama akademi?." Claris mengangkat alisnya.

"Sudah Nona, semuanya sudah ku kemas dan siap di bawa ke akademi dan begitu juga punya tuan Kael." Kepala pelayan itu menjawab.

"Oh?kau juga sudah mengemasi barang ku? Terima kasih Kalau begitu." Kael tersenyum.

Kepala pelayan itu membalas senyumannya dan menyuruh beberapa pelayan mengambil barang-barang Claris dan Kael.

Para pelayan langsung menuju kamar mereka, mengambil barang-barang dan meletakannya di depan Claris dan Kael.

"Nona Claris aku bisa suruh orang mengantar barang-barang kalian ke akademi." Kepala pelayan itu mengangkat satu tas yang berisi pakaian Claris.

"Umm...boleh saja sih." Claris memandangi tas miliknya.

"Tidak Claris itu terlalu lama, biar aku yang membawanya agar kita langsung ke akademi." Kael menatap Claris.

"Kamu bisa?ini banyak lho." Claris berdiri dan menatap Kael dengan alis terangkat penasaran.

"Gampang." Kael mengangkat tas-tas mereka dan membuat portal kecil ke ruang hampa yang ia buat.

Seluruh pelayan tercengang dan Claris tersenyum kagum lagi, Kael selesai memasukkan barang mereka.

"Lihat?aman kan? sihir ini aku berikan nama 'ITEM BOX'." Kael tersenyum "Ya walau aku menamainya dengan nama yang pasaran kalau di game atau novel." Ucap kael dalam hati.

Para pelayan mulai Tenang kembali sementara Claris tersenyum "Baiklah Kael ayo kita segera kembali ke akademi."

"Dan kalian para pelayan jaga mansion ini baik-baik , aku akan kembali kalau libur dan tentu saja bersama Kael." Claris melambai ke arah seluruh pelayannya dan tersenyum lalu menggandeng tangan Kael.

"TELEPORTATION." Kael mengucapkan mantra nya lagi dan mereka langsung berpindah ke akademi.

Mereka berdua berjalan menuju ke asrama putri "Kael...kau harus ikut masuk dan letakan barang-barang ku di kamar."

"Kau gila?aku laki-laki bagaimana aku bisa masuk ke asrama putri?." Kael menghela nafas.

"Kau bisa!!! Dan lagi pula tidak akan ada juga yang peduli kan? mungkin..." Claris menjawab sambil menatap lurus kedepan.

"Kau ini..." Kael pasrah.

ASRAMA PUTRI.

Mereka berdua sampai di asrama dan Claris memegang tangan Kael sambil menyeretnya masuk.

Kael menatap sekitar dan melihat seluruh siswi akademi yang melihat ke arahnya dengan ekspresi bertanya-tanya 'kenapa ada cowok di sini? dan juga bersama dengan Claris?'.

Kael mencoba menghiraukan pandangan mereka dan tetap berjalan di belakang Claris , mereka naik ke lantai atas.

"Kamar 401..." Claris membuka kamarnya dan langsung di sambut dengan kamar yang hanya sebesar setengah dari kamar tidur Claris di mansionnya tapi sudah lengkap dengan perabotan seperti kasur,lemari,meja dan yang lainnya.

"Eh...ini mah cuma setengah dari luas kamar tidur ku!!!." Claris kesal.

"Mau kau sebesar apa? jangan terlalu banyak berekspektasi tinggi, kamar segini itu udah luas." Kael menatap Claris dengan geli.

"Uh...aku harus tinggal di ruangan kecil ini." Claris sedikit kesal.

"Kau harus bersyukur karna kau gak harus membagi kamar mu ini dengan siswi lain karna kau salah satu putri bangsawan dan karna itulah kau di berikan kamar khusus ini." Kael mengeluarkan tas Claris satu persatu dari 'ITEM BOX' miliknya.

"Aku saja harus membagi kamar ku dengan satu siswa." Kael selesai mengeluarkan tas itu.

"Ya...aku tau , Kael kalau kau misalnya saja tidak suka atau sedang berselisih dengan teman sekamar mu nanti, kau bisa datang dan tidur di kamar ku ini dan datanglah dengan teleportasi mu agar tidak akan ada yang tau, aku siap menerima mu~." Claris mengedipkan salah satu matanya ke Kael.

Kael memandangnya geli "Ya Baiklah aku akan mengingatnya, aku harus ke kamar ku juga." Kael langsung hilang menggunakan teleportasi miliknya.

"Huhhh...Kael itu memang selalu membuat ku kagum dan juga... lupakan saja." Pipi Claris langsung memerah.

ASRAMA PUTRA.

Kael tiba di depan pintu kamar miliknya, Kamar 204 "Aku harap teman sekamar ku bukan orang yang ku tau." Kael mengeluarkan tasnya dari dalam 'ITEM BOX' dan membuka pintu kamarnya.

Kael melangkah masuk dan langsung melihat seorang pria yang ia rasa familiar dan dia mencoba mengingatnya.

Pria itu memiliki rambut berwarna kuning yang sepanjang bahu dan warna mata biru, dia melihat Kael "Kamu teman sekamar ku?." tanya nya.

"Ya...aku teman sekamar mu dan kau bisa panggil aku Kael , aku ada di kelas 1-A." Kael meletakan tasnya di kasur seberang milik pria itu.

"Woah...kau ada di kelas 1-A kau pasti hebat, ah...kau bisa memanggilku Rio saja, aku ada di kelas 1-C...aku tau aku ada di kelas yang tergolong rendah? haha." Rio tersenyum canggung karna perbedaan kelas mereka.

"Tidak apa, Kau ada di kelas 1-C itu bukan berarti kau lemah, tenang saja jangan canggung terhadap ku." Kael tersenyum tipis.

"Baiklah..." Rio mengangguk.

"Jadi kelas 1-A rata-rata bangsawan semua kan?dan kau juga bangsawan?." Rio memiringkan kepalanya penasaran.

"Bukan...kalau aku bangsawan kenapa aku ada di kamar asrama ini dan berbagai bersama mu? ." Kael melepas mantelnya dan melipat mantel itu buat di simpan di lemari.

"Ah...kau warga biasa sama seperti ku, ya tapi tetap saja kau hebat bisa masuk ke kelas 1-A karna isinya orang-orang yang kuat semua... walau mereka agak angkuh karna bangsawan tapi tetap saja hebat." mata Rio berbinar melihat Kael.

"Biasa aja...aku hanya beruntung bisa masuk ke kelas itu." Kael akhirnya menyadari Rio itu siapa di ingatannya.

"Aku hanya ingin bertanya maaf jika kau merasa gak nyaman tapi...kau teman masa kecil Leon Veil kan?." Kael melirik ke arahnya.

Wajah Rio langsung murung lalu kembali tersenyum kembali "Kau benar...aku teman masa kecilnya,walau aku ragu dia mengingat ku atau tidak..."

Kael melihat ekspresi Rio sejenak dan tidak bertanya lanjut dan mengangguk "Maaf bertanya tiba-tiba."

Rio menggeleng "Tidak apa aku tidak mempermasalahkannya tapi kau tau dari mana?."

"Aku kan sekelas sama Leon jadi dia bilang punya teman masa kecil yang bernama Rio...itu saja." Kael jelas berbohong.

Rio tersenyum "Dia masih mengingatku kalau begitu."

Rio berbaring di kasurnya "Tapi tetap saja enak sekali kau di kelas 1-A di kelilingi banyak bangsawan wanita, terutama gadis yang bernama Claris itu dia sangat cantik tapi aku dengar rumornya dia itu angkuh dan dingin."

Kael langsung batuk saat mendengar nama Claris di sebut "Kau seharusnya tidak mengucapkan itu karna jika dia tau mungkin kau udah di bombardir sihir olehnya."

"Tidak apa juga, karna dia tidak ada di sini." Rio menghela nafas.

"Tapi tetap saja dia cantik dan sangat anggun walau angkuh begitu tapi itu wajar karna dia bangsawan,aku hanya bermimpi suatu saat aku bisa memilikinya tapi itu hanya mimpi sih,haha." Rio terkekeh.

Kael seketika langsung hampir tersulut emosi karna mendengar itu entah kenapa. "Kenapa aku merasa kesal? itu hanya Claris" dia bergumam.

"Baiklah mungkin kau tidak akan bisa mendapatkannya karna standar laki-laki pilihan Claris itu tinggi sekali." Kael menghela nafas.

"Aku tau...makanya aku hanya berhayal tentang dirinya bahwa dia bisa jadi milik ku." Rio menutup matanya dan menghela nafas.

Kael menghela nafas berat mencoba mengendalikan dirinya supaya tetap tenang walau dia makin kesal saat nama Claris di sebut oleh pria lain.

1
Muhammad Fachri
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!